Minggu, 08 Juli 2012

Tips Merawat Batik

BATIK kini sedang menjadi pakain  idola masyarakat Indonesia. Batik seakan menjadi pakaian khusus yang mempunyai ruang wajib pemakaiannya.

Di kalangan pegawai kantoran dan anak sekolahan, batik merupakan kewajiban. SEJAK ditasbihkan menjadi cagar budaya dunia oleh UNESCO pada 2009, batik menjadi buah bibir. Terlebih, rumor yang berkembang terkait klaim Malaysia terhadap batik sebagai cagar budayanya, membuat gaung batik bertambah bingar. Dari cara pembuatannya batik di bagi menjadi tiga jenis yaitu : Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Printing.

Tapi, siapa yang tahu proses pembuatan sehelai batik ? Mungkin tidak semuanya tahu.  baik itu Batik Tulis, Batik Cap maupun Batik Printing. Proses pembuatan dua jenis batik itu (tulis maupun Cap)  terbilang sulit. Keduanya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Namun, dari dua jenis tersebut, jenis batik tulis merupakan yang paling sulit, paling lama, dan paling banyak tahap proses pembuatannya.


Proses pembuatan Batik Tulis

Langkah pertama dalam proses pembuatan batik adalah membuat model batik di atas kain mori dengan pensil atau biasa disebut molani. Pada tahap ini, kain mori (bisa terbuat dari sutra, katun atau campuran kain polyester) polos akan dicorat-coret dengan pensil hingga membentuk suatu pola motif batik.


Setelah pola motif batik tergambar dalam kain mori, langkah selanjutnya adalah men-canting. Proses ini dilakukan untuk menuangkan lilin cair (malam) sebagai pelapis motif baju batik. Tujuannya ialah agar saat pencelupan bahan batik ke dalam larutan pewarna, bagian model batik tidak pudar karena terhalang lilin. Biasanya, satu lembar kain yang tergambar pola dikerjakan selama dua hari oleh satu orang. Proses selanjutnya adalah wedel. Dalam proses ini, kain yang sudah di-canting akan diberi warna dengan cara mencelupkan kain ke dalam pewarna yang sebelumnya direbus. Tujuannya adalah memberi warna pada dasar kain. Biasanya warna untuk dasar kain adalah warna biru tua, namun kini sudah beragam. Untuk menghasilkan warna yang bagus, lazimnya para pengrajin menggunakan bahan pewarna Indigo. Namun, bahan pewarna ini terbilang lambat untuk diserap oleh kain, sehingga harus dicelup berulang kali. Proses pencelupan pun terbilang cukup banyak, sekitar 20-30 kali celup. Proses terakhir adalah Nglorod atau Dilorod. Proses ini merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis. Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh lilin yang tadi di-canting dengan cara memasukkan kain ke dalam air mendidih.


 
 

Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih lantas diangin-arginkan hingga kering. Sebenarnya, tahapan-tahapan di atas merupakan tahapan pembuatan batik tulis yang paling sederhana. Untuk motif batik yang beragam warna, para pembatik biasanya akan melakukan tahapan-tahapan lain yang pada hakikatnya hampir sama dengan tahapan tadi. Yang paling sering adalah proses memberi lilin dan proses pewarnaan. Untuk sehelai kain batik tulis jadi, dari proses pembuatan hingga siap pakai, dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan. 

Proses Pembuatan Batik Cap

Sementara itu untuk batik cap, proses pembuatan terbilang lebih singkat. Pada proses pembuatan batik cap, alat utama yang digunakan adalah cap motif yang terbuat dari tembaga. Bahan dasar kain mori tidak perlu digambar terlebih dahulu. Mori langsung dilapisi dengan malam yang telah dididihkan menggunakan cap tembaga. Setelah malam meresap, kain mori langsung diberi warna yang menggunakan
cap tembaga tadi


 

Setelah itu, kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain. Untuk memberi kombinasi warna, proses pengecapan, pewarnaan dan pengodokan tadi kembali diulangi. Lantas, tahapan selanjutnya adalah proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda yang kemudian dilanjutkan dengan penjemuran.

Proses Pembuatan Batik Printing

Adapun proses pembuatan batik printing lebih singkat lagi. proses pembuatan batik printing hanya membutuhkan waktu dalam hitungan jam. Proses pertama dalam batik printing ialah memasukkan kain mori ke dalam mesin pewarna yang biasa disebut Sleger. Mesin tersebut akan mengubah warna dasar putih menjadi ragam warna dengan hitungan dua meter per menit. Setelah siap, kain dasar tersebut dibentangkan di atas tempat yang memanjang untuk diberi gambar pola dari sebuah cap screen yang ditempel dalam kaca adrep. Motif biasanya tergantung pemesan.


Tak heran jika harga kain batik yang sudah jadi pun beragam seperti cara pembuatannya. Dan harga selalu mengacu pada tingkat kesulitan proses pembuatan itu tadi. Makanya, tak heran juga jika harga batik tulis lebih mahal ketimbang dua jenis lainnya di pasaran.

Perawatan Batik (Tulis , Cap atau Printing)

Sulitnya proses pembuatan sehelai kain batik, terutama batik tulis, menjadikan harganya terbilang mahal. Selain itu, perawatan batik pun ternyata perlu siasat khusus untuk menjaga kecerahan warnanya agar tak pudar. Merawat kain batik agar tetap indah sangatlah mudah. Para pemakai dan pecinta batik bisa melakukan beberapa proses seperti di bawah ini.

1. Jika Anda akan mencuci pakaian batik, terlebih dahulu pisahkan dengan pakaian lain. Saat mencuci, usahakan tidak menggunakan detergen atau sabun colek yang membuat warna batik cepat pudar. Untuk mensiasatinya, gunakanlah sabun lerak supaya warnanya tetap cerah. Sabun lerak adalah sabun khusus untuk mencuci batik yang terbuat dari melati.

2. Jangan mencuci kain batik dengan menggunakan mesin cuci dan sikat. Terutama bagi batik yang terbuat dari sutera dan tenunan tangan. Cukup cuci kain batik dengan cara menguceknya menggunakan tangan kucek dengan lembut.

3. Pada proses pengeringan awal, kain batik lebih baik jangan diperas karena akan menjadi kusut. Anda lebih baik mengurut kain dari atas ke bawah agar air lepas dari batik.

4. Pada proses pengeringan selanjutnya, kain batik jangan dijemur langsung di bawah sinar matahari. Anda cukup menggantungkanya dengan hanger dan dijemur di ruang terbuka yang beratap agar bisa terkena angin.

5. Bila menyeterika kain batik, atur suhu sterika jangan sampai terlalu panas. Cukup dengan kondisi hangat.

6. Simpan kain batik di lemari dengan ratus wangi untuk menghindari rengat. Atau bisa juga dengan merica dan akar wangi yang dibuntel dengan kain.

Makanya rawat lah batik Tulis anda .......(oleh-oleh dari perjalanan ATP II ke Bandungan  di Pekalongan)








4 komentar:

  1. makasih gan tips-tipsnya.. sangat membantu.

    BalasHapus
  2. tips bagus banget pak, salam batik lovers, mampir ya tempat saya

    BalasHapus
  3. Batik emang perlu perawatan yang extra nih, jadi harus hati-hati merawatnya. terima kasih infonya sob

    BalasHapus