Selasa, 13 November 2012

Flash Point (ASTM D 92)

Flash point di sini tentunya yang berhubungan dengan suatu karakteristik pelumas. saya akan membahas sekilas mengenai titik nyala yang di miliki pelumas, yang biasanya tercantum dalam spesifikasi karakteristik pelumas serta cara, metoda , alat pengujiannya berdasarkan metoda test ASTM D-92

Metoda ASTM D 92 ini dapat dilihat atau di unduh di  : http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/astmd92-05

Saya ambil suatu contoh spesifikasi karakteristik minyak pelumas misalnya sebagai berikut :

Karakteristik Metoda Test (ASTM) Hasil Test Tipikal
No. SAE Viscosity Grade 0W-50
Color D-1500 12.5
Viscosity Kinematic, at 40 °C, cSt D – 445 130.3
Viscosity Kinematic, at 100 °C, cSt 21.03
Viscosity Index D – 2270 187
Apparent Viscosity/CCS, cPs D – 5293 6020
Total Base Number (TBN), mg KOH/g D – 2896 6.55
Flash Point, °C D-92 232
Pour Point, °C D-97 51


Maka dari informasi tersebut pembacaan arti pada Flash Point ; Minyak pelumas tersebut dapat terbakar jika ada sumber api pada temperatur 232 derajat celcius.

Sebenarnya apa flash point itu ?? Bahasa  aslinya seperti berikut :
The flash point of a volatile material is the lowest temperature at which it can vaporize to form an ignitable mixture in air. Measuring a flash point requires an ignition source. At the flash point, the vapor may cease to burn when the source of ignition is removed.
The flash point is not to be confused with the autoignition temperature, which does not require an ignition source, or the fire point, the temperature at which the vapor continues to burn after being ignited. Neither the flash point nor the fire point is dependent on the temperature of the ignition source, which is much higher.
The flash point is often used as a descriptive characteristic of liquid fuel, and it is also used to help characterize the fire hazards of liquids. “Flash point” refers to both flammable liquids and combustible liquids. There are various standards for defining each term. Liquids with a flash point less than 60.5 °C (140.9 °F) or 37.8 °C (100.0 °F)—depending upon the standard being applied—are considered flammable, while liquids with a flash point above those temperatures are considered combustible.

Jika di terjemahkan ke bahasa Indonesia kurang lebih pengertiannya  sbb :

Titik nyala dari suatu bahan yang mudah menguap adalah suhu terendah di mana ia dapat menguap membentuk campuran yang dapat terbakar diudara. Mengukur titik nyala membutuhkan sumber pengapian. Pada titik nyala, uap bahan dapat berhenti  dan menjadi terbakar ketika terdapat sumber pengapian.

Titik flash yang tidak memerlukan sumber pengapian, atau titik api, suhu di mana uap terus membakar setelah dinyalakan. Baik titik nyala maupun titik api tergantung pada suhu sumber pengapian, yang jauh lebih tinggi.









Titik nyala sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif bahan bakar cair, dan juga digunakan untuk membantu mencirikan bahaya api dari cairan. "Titik nyala" merujuk kepada kedua cairan yang mudah terbakar dan cairan tidak mudah terbakar. Ada berbagai standar untuk mendefinisikan istilah masing-masing. Cairan dengan titik nyala kurang dari 60,5 ° C (140,9 ° F) atau 37,8 ° C (100,0 ° F)-tergantung pada standar yang diterapkan-dianggap mudah terbakar, sedangkan cairan dengan titik nyala di atas temperatur tersebut dianggap tidak mudah terbakar.




Mengapa properties Titik nyala ini diperlukan penyajian informasi mengenai minyak pelumas ???  hal ini untuk menunjukan atau memberikan informasi mengenai :
Untuk pelumas baru  misalnya dapat mengindikasikan API / kinerja dari pelumas tersebut , SAE / tingkat kekentalan dari pelumas dan Jenis pelumas tersebut (Mineral, Semi synthetic atau synthetic) dan lainnya.
dapat di ukur flash pointnya berdasarkan data-data flash point dari base oil dan campuran additivenya.
Sedangkan untuk pelumas yang sudah dipakai dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara kinerja mesin dan pelumas, usia pakai pelumas dan informasi lainnya. Dalam hal ini tentunya beda jika misalnya pelumas sudah terkontaminan dengan bahan bakar yang masuk ke sistim pelumasan ( Flash point akan rendah / mudah terbakar ) atau juga bisa dalam kondisi jika pelumas sudah terkontaminan dengan air dari sistim pendinginan atau pelumas yang terkena jelaga atau kerak yang ada di dalam mesin ( Dalam kasus seperti ini pelumas akan tinggi flash point nya ).

Ok sekian dulu jangan lupa dikunyah-kunyah lalu dicerna......semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua.!! :cool:



Selasa, 30 Oktober 2012

Pengetahuan Tentang Bearing

Pada waktu kecil tahun 1980-an, jalan di depan rumah saya baru di aspal, saya pernah membuat papan luncur  dari kayu yang di bekali roda besi di ke empat sisinya. Roda besi yang dapat mutar itu saya ingat namanya laher waktu itu. setelah kuliah baru tahu nama kerennya bearing.   He..he..he.. :D
Bearing atau bahasa indonesianya disebut bantalan merupakan  komponen utama penggerak poros yang berputar. Bearing ( Bantalan ) banyak jenis macamnya, mulai dari bantalan bola ( ball bearing), bantalan jarum (needle bearing), bantalan gesek dan lain sebagainya.

 Untuk Informasi mengenai prinsip-prinsip Bearing dan pelumasannya dapat dilihat atau di download di :

http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/bearing-and-lubrication

http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/bearing-14991332

Nah kali ini saya akan membahas sedikit tentang pengkodean bearing utamanya pada ball bearing yang mungkin lebih sering kita jumpai pada kendaraan  kita sehari-hari baik itu kendaraan roda dua atau roda empat . (Untuk pemakaian industri  atau mesin khusus akan di bahas lagi dalam artikel tersendiri di blog saya).

Coba saya beri contoh mengenai pengkodean bearing ( biasanya kode bearing terbaca di lingkaran bearing ) sebagai berikut :

Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ
kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang dapat dibagi-bagi antara lain:
6 = Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing
2 = Kode kedua melambangkan seri bearing
03 =Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)
zz = Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing


a. Kode Pertama ( Jenis Bearing )

 

jadi dalam Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ  seperti contoh di atas, kode pertama adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah Single-Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).
Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan metric jika anda mendapatkan kode bearing seperti ini = R8-2RS, maka kode pertama ( R) yang menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing  berkode satuan inchi.

b. Kode kedua ( Seri bearing)

Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah bearing metric seperti contoh di atas (6203ZZ ), maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk  menyatakan ketahanan dari bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai paling berat
  • 8 = Extra thin section
  • 9 = Very thin section
  • 0 = Extra light
  • 1 = Extra light thrust
  • 2 = Light
  • 3 = Medium
  • 4 =  Heavy
Kalau Kode pertama adalah Huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi seperti contoh (R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter dalam bearing di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 Inchi.

c. Kode ketiga dan keempat ( diameter dalam (bore) bearing)

Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :
  • 00 = diameter dalam 10mm
  • 01= diameter dalam 12mm
  • 02= diameter dalam 15mm
  • 03= diameter dalam 17mm
selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm

d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing)

Ok, jadi kita sudah sampai pada pengkodean terakhir. pengkodean ini menyatakan tipe jenis penutup bearing ataupun bahan bearing. seperti berikut :
  1. Z Single shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)
  2. ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )
  3. RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)
  4. 2RS Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )
  5. V Single non-contact seal
  6. VV Double non-contact seal
  7. DDU Double contact seals
  8. NR Snap ring and groove
  9. M Brass cage
maka bearing 6203ZZ menyatakan bearing dengan tipe ditutupi plat ganda.




Contoh lain : 6308-2Z

Kode 6 adalah infomasi bearing tipe Single-Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).

Kode 3 adalah bearing untuk pemakaian beban menengah (medium)
Kode 08 adalah kode bore bearing 08 di kalikan angka 5  = 40mm




Kode 2Z atau ZZ adalah bearing tersebut di tutupi oleh plat ganda / masing-masing sisi ada plat penutupnya.

Ok semoga bermanfaat bagi kita semua . !!!! Trims

Senin, 29 Oktober 2012

Pengetahuan Tentang Turbin

Proses Fisika yang terjadi pada Turbin Gas

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut :
  1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
  2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar.
  3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle).
  4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Pada ruang pembakaran, terjadi proses pembakaran merupakan kombinasi kimia dari tiga elemen yaitu udara bahan bakar dan api. Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas adalah hidrokarbon. Udara yang bertekanan tinggi dari kompresor memasuki ruang pembakaran, saat itu juga bahan bakar di semprotkan oleh fuel injector sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan udara yang bertekanan dan berkecepatan tinggi. Inilah yang dimanfaatkan oleh turbin untuk menghasilkan daya. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

Turbin Gas
  
    1. Komponen Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor section, combustion section, turbine section, danexhaust section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbin gas :

Air Inlet Section, Pada bagian ini berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari :
    • Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
    • Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk.
    • Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
    • Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
    • Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
    • Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan

      Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu :
      • Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
      • Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
        • Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
        • Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor blade.
        • Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-10.
        • Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.

Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
    • Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
    • Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
    • Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
    • Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
    • Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
    • Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
    • Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.

        Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
    • Turbin Rotor Case
    • First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel.
    • First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
    • Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.
    • Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.


      Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu :(1) Exhaust Frame Assembly, dan (2) Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip. 

      Bagaimana pelumas untuk Turbin , spesifikasi dan properties  apa yang di butuhkan oleh pelumas turbin yang bisa mencapai rotasi per menit bisa sampai 50.000 ??? akan saya bahas di blog ini pada artikel yang lain . Terima Kasih .....Semoga bermanfaat !!

Minggu, 28 Oktober 2012

Kinematic Viscosity ASTM D - 445


Sebenarnya apa Viscosity itu ????

Viscosity merupakan sifat internal fluida yang menolak untuk mengalir. Kata viscosity juga dipakai sebagai ukuran keengganan/resistansi suatu fluida untuk mengalir. Ada 2 jenis viscosity, yaitu dynamic (atau absolute) viscosity dan kinematic viscosty. Kinematic viscosity merupakan perbandingan dynamic viscosity terhadap density. Satuan untuk dynamic viscosity adalah Pa s atau Ns/m2 (=1 Pa s) atau kg/m s (=1 Pa s) atau g/cm s (=0.1 Pa s) atau dyne s/cm2 (=0.1 Pa s) atau poise, P (0.1 Pa s) atau centiPoise, cP (=0.01 P). Sedangkan satuan untuk kinematic viscosity adalah m2/s atau Stoke, St (=0.0001 m2/s) atau Centistoke, cSt (=0.01 St).

Viscosity dari produk-produk perminyakan (petroleum) (dalam hal ini pelumas) penting untuk diketahui karena nilai viscosity ini akan mempengaruhi sistem penimbunan/storage-nya, handling-nya dan kondisi operasi-nya (didalam mesin tentunya), terutama untuk Pelumas, atau karakteristik dari minyak pelumas jika di aplikasikan  dalam mesin yang sedang bekerja.

Pengukuran Kinematic Viscosity  dengan metoda ASTM D-445 ( American Society for Testing and Materials  http://en.wikipedia.org/wiki/ASTM_International  )

Pengukuran Kinematic Viscosity (ASTM D-445) adalah salah satu pengukuran ciri-ciri fisik yang penting dari minyak pelumas, Kinematic Viscosity ini berhubungan dengan kekentalan atau merupakan salah satu persyaratan yang di tetapkan oleh SAE (Society of Automotive Engineers) http://en.wikipedia.org/wiki/SAE_International atau ISO (International Organization for Standardization) ; dalam spesifikasi teknik pelumas / minyak pelumas untuk kendaraan bermotor /Industri . Persyaratan standar inilah yang harus di penuhi oleh suatu pelumas.!! Jadi jika ada suatu pelumas, salah satu propertiesnya tidak masuk standar, maka dapat dikatakan bahwa pelumas tersebut di luar standar yang telah ditentukan.

Kembali pada metoda ASTM D-445 yang mengatur prosedur untuk menentukan kinematic viscosity produk-produk perminyakan. Setelah kinematic viscosity diketahui, dynamic viscosity dapat diperoleh dengan mengalikan kinematic viscosity tersebut dengan density.

Untuk metoda ASTM D-445 dapat dilihat / di download di http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/astm-d-445
Alat uji untuk mengukur ASTM D-445 salah satunya adalah Visco Meter ( http://en.wikipedia.org/wiki/Viscometer ). Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah liquid yang mengalir dibawah gaya grafitasi dalam viscometer pada kondisi temperature tertentu (biasanya pada temperatur 40 dan 100 Derajat Celcius). Kinematic viscosity diperoleh dengan mengalikan waktu yang diperoleh tersebut dengan konstanta viscometer sesuai hasil kalibrasi.



Konfigurasi alat ukur kinematic viscosity sesuai ASTM D-445 adalah terdiri dari: 1) Viscometer ; Holder; 2) Temperature Controlled Bath; 3) Temperature Measuring Device; 4) Timing Device (stopwatch).
Visco bath 
Viscometer tube
Viscometer tube
untuk cara pakai dan metodanya sebagai contoh, dapat di lihat dan download di :
http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/viscometer-canon  
Standar Operating Procedure  (SOP) dengan Cannon Fenske dapat di download di http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/sop-cannon-fenskeviscometer

Nah jadi kagak usah bingung lagi deh liat tabel spesifikasi properties pelumas seperti contoh di bawah ini :
 
 

Pembacaan tabel diatas adalah , (untuk uji properties nomer 3 saja) , sbb ;
Viscosity Kinematic Pelumas Turbolube ISO VG 32 (Dalam contoh ini adalah pelumas turbin VG 32) dengan menggunakan metoda pengujian ASTM D-445 pada temperatur 40 Derajat Celcius adalah 32,07 Centi Stoke dan pada temperatur 100 Derajat Celcius adalah 5,74 Centi Stoke.
Spesifikasi Pelumas ini (Viscosity Kinematik) dapat dibandingkan dengan kualifikasi spesifikasi  yang di syaratkan/direkomendasi oleh pabrik pembuat mesin turbin antara lain (sebagai contoh negara Jerman, Inggris , US Amerika dll. Karena masing-masing negara mengeluarkan Standarnya masing-masing !! Pilih standar sesuai dengan mesin turbin yang kita miliki . Misalnya jika kita punya mesin turbin Pratt & Witney maka ambil spesifikasi US)

- German Standard DIN 51515
- British Standard BS489:1983
- US Military MIL-L-17672D
- Solar Turbin ES 9-224
- Alsthom NBA P 5000 1A
- Alstom HTGD 90 117 V0001 S
- General Electric GEK 32568 F
- General Electrik GEK 101941A
- ABB
- Dll

Nah dengan  Alat ukur tersebut diatas , Metode (SOP) dan ketentuan persyaratan batas minimum dan batas maksimum  dari propertiesViscosity Kinematic  suatu pelumas dapat di ambil suatu resume :

  • Dengan membandingkan  antara standar internasionalnya dengan properties suatu produk tertentu dapat di ambil suatu kesimpulan apakah suatu produk tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi internasional atau tidak
  • Atau juga penggunaan untuk pengendalian kualitas (QC). Apakah hasil Pengujian dan Spesifikasi yang di keluarkan oleh SAE untuk minyak pelumas (uji properties nomer 3 yaitu Viscosity Kinematic) terdapat dalam rentang spesifikasi atau tidak sehingga dapat disimpulkan oleh QC (Quality Control).  Apakah produk dapat di release atau tidak ke pasaran.
 
Tapi dalam hal ini  masih banyak uji properties lainnya yang harus di penuhi oleh suatu pelumas sesuai dengan peryaratan SAE / ISO sebelum di release !!

OK semoga bermanfaat, Uji properties lainnya akan saya bahas pada artikel saya yang lainnya !!!



Senin, 22 Oktober 2012

Programmable Logic Controller di LOBP




Kata Programmable Logic Controller atau yang sering disingkat dengan PLC seringkali kita temui beberapa tahun terakhir. Pada mulanya PLC digunakan untuk menggantikan sistem kontrol berbasis relay yang tidak fleksibel dan mahal.
Namun, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan PLC. Atau sekedar perangkat pengendali saja?
Lalu apa fungsi sebenarnya dari suatu PLC itu?
Nah, di dalam topik ini akan saya ulas mengenai definisi dan fungsi dari PLC tersebut untuk pemakaian di dalam pabrik pelumas / LOBP.
DEFINISI
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
  1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
  2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
  3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. 
Gambar PLC Allen Bradley dan modul-modulnya
Beberapa pengendali Digital to Analog and Analog to Digital 

Fungsi PLC
Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus.
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
  1. Kontrol Sekuensial
    PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

  2. Monitoring Plant                                                                                                                      PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.
Secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke Komputer.

Bagaimana aplikasi PLC ini dipakai dan di terapkan pada pabrik pembuatan minyak pelumas (LOBP). ??

PLC dapat di pakai untuk LOBP yang basis formulasinya menggunakan berat (weight) bukan berdasarkan Volume cairan (karena volume dapat terpengaruh oleh temperatur lingkungan. contoh ; pada panas volume dapat memuai, tetapi pada temperatur dingin volume dapat menciut. tetapi berat pada suhu panas atau dingin ya sama beratnya).
Berat yang di tera/diperkirakan terlebih dahulu di timbang oleh timbangan berat yang ada / pada tangki pengolahan. Timbangan digital inilah yang menyediakan data digital yang dapat kita olah atau yang kita pakai dalam mengisi tangki pengolahan dengan bahan baku sesuai dengan formulasi yang kita miliki.
PLC ini akan  mengendalikan katup/keran bahan baku yang akan kita pakai yang sesuai dengan formulasi yang kita program di mother board (programmable controller). Kendali bukaan atau tutupan keran ini dapat memakai pneumatic base atau electronic base, sesuai dengan kebutuhan dan lokasi tempat. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. ( Nanti akan di bahas pada artikel lain di blog ini ).

PLC 16 BIT yang dapat mengendalikan I/O sesuai dgn pemprogram
























Bahan baku yang masuk tangki pengolahan/blending di atur nomer urut masuknya dan di program. Bahan baku ini tidak masuk secara bersamaan tetapi satu persatu bergiliran atau memakai kontrol sekuensial. PLC ini dapat memberikan informasi/mengendalikan pengaduk (stirer), memberikan informasi kecepatan putarnya, memberikan informasi temperatur bahan yang di proses, mengendalikan fume (asap) blower. 


Mother board yang dapat di program (soket kosong untuk EPROM)
Indikator TimbanganDigital
Agar berat yang pakai sesuai dengan formulasi, timbangan di program agar berat yang tertimbang sesuai dengan standar internasional maka tiap tahun timbangan di program ulang agar acuan standar berat yang di pakai  (ada di dalam memory RAM) memakai berat standar yang dapat di runut/ditelusuri acuannya sebagai standar berat Internasional.

Pengendali Temperatur Digital
PLC ini dapat dihubungkan dengan pengendali panas / temperatur yang akan memberikan informasi data ke program agar dapat membuka / menutup / mengurangi panas yang ada pada tangki pengolahan.

Data-data digital tadi dapat terhubung dengan PC yang sudah terprogram melalui koneksi RS 232 atau melalui LAN yang berbasiskan TC/IP yang ada di pabrik sehingga bisa terlihat di PC seperti gambar yang paling atas.

Beberapa kontrol pneumatic yang akan membuka/menutup valve  dari jalur bahan baku yg di kendalikan oleh PLC.
Hal-hal external yang dapat mengakibatkan hilangnya program antara lain :
1. Jika bangunan terkena petir, meskipun sudah memiliki penangkal petir dan grounding yang baik , petir
    dapat mengakibatkan hilangnya program.
2. Sinyal Handphone masuk yang dekat dengan lokasi board.
3. Las listrik di sekitar lokasi
4. Rusak battery EPROM.

Nah untuk menjalankan pabrik pelumas/LOBP  yang berbasis PLC ini harus memiliki engineering yang minimal mengerti tentang elektro mekanik, komputer dll. he..he..he. jangan sampai salah program, rusak minyak sekian Ton. di kutip dari   http://id.wikiquote.org/wiki/Karena_nila_setitik,_rusak_susu_sebelanga. 
Tidak seperti orang yang menjalankan mobil yang asal injek gas, rem, stir kiri-kanan, bla-bla, ha ha, hi hi dll, PLC ini butuh keahlian dan pengetahuan khusus. !

Ok sekian dulu semoga dapat bermanfaat !!

Minggu, 21 Oktober 2012

8 Etos Kerja Profesional

 Ini saya ada oleh-oleh training / pelatihan 2 hari . Saya akan coba share di blog . Judul training nya :

 " Professional Work Ethics (8 Work Ethics )"


Jansen Sinamo, Sang Bapak Etos sekaligus Penulis 8 ETOS KERJA PROFESIONAL : navigator Anda menuju sukses, mengatakan dalam buku barunya tersebut bahwa manusia itu pada dasarnya adalah pencari kesuksesan. 

Kerja adalah Rahmat (E-1) : Bekerja Tulus Penuh Syukur. Bekerja adalah rahmat yang turun dari Tuhan, oleh karena itu harus kita syukuri. Bekerja dengan tulus akan membuat kita merasakan rahmat lainnya sebagai berikut : Kita dapat menyediakan sandang-pangan untuk keluarga kita dengan gaji yang kita dapat. Kita diberi kesempatan untuk bisa bergaul lebih luas serta meningkatkan kualitas diri ketingkat yang lebih tinggi hingga kita bisa tumbuh dan berkembang. Kita bisa memaksimalkan talenta kita saat bekerja. Kita bisa mendapatkan pengakuan dan identitas diri dari masyarakat dan komunitas.Untuk itu tidak ada salahnya melakukan pelatihan SDM tujuannya untuk meningkatkan etos kerja. 

Kerja adalah Amanah (E-2) : Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab. Amanah melahirkan sebuah sikap tanggung jawab, dengan demikian maka tanggungjawab harus ditunaikan dengan baik dan benar bukan hanya sekedar formalitas. Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang didelegasikan kepada kita akan menumbuhkan kehendak kuat untuk melakasanakan tugas dengan benar sesuai job description untuk mencapai target yang ditetapkan. Bekerja dengan hati, misalnya spritual  Emotitional Freedom Tehnique. 





Kerja adalah Panggilan (E-3) : Bekerja Tuntas Penuh Integritas.Dalam konteks pekerjaan, panggilan umum ini memiliki arti bahwa apa saja yang kita kerjakan hendaknya memenuhi tuntutan profesi. Agar panggilan dapat diselesaikan hingga tuntas maka diperlukan integritas yang kuat karena dengan memegang teguh integritas maka kita dapat bekerja dengan sepenuh hati, segenap pikiran, segenap tenagakita secara total, utuh dan menyeluruh. Dengan spritual kerja yang bagus mudah-mudahan yang lain lancar juga. 

Kerja adalah Aktualisasi (E-4) : Bekerja Keras Penuh Semangat. Aktualisasi adalah kekuatan yang kita pakai untuk mengubah potensi menjadi realisasi.Pelatihan seperti ini adalah salah satu pelatihan SDM. Ada tiga cara mudah untuk meningkatkan etos kerja keras, yaitu : Kembangkanlah visi sebagai ilham untuk bekerja keras. Kerja keras merupakan ongkos untuk mengembangkan diri kita. Kerja keras itu baik, menyehatkan dan menguatkan diri kita. 

Kerja adalah Ibadah (E-5) : Bekerja Serius Penuh Kecintaan. Segala pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita syukuri dan lakukan dengan sepenuh hati. Tidak ada tipe atau jenis pekerjaan yang lebih baik dan lebih rendah dari yang lain karena semua pekerjaan adalah sama di mata Tuhan jika kita mengerjakannya dengan serius dan penuh kecintaan. Etos kerja bukan hanya dilihat manusia, Tuhan Maha Mengetahui

Kerja adalah Seni (E-6) : Bekerja  Cerdas  Penuh Kreatifitas. Bekerja keras itu perlu, namun bekerja dengan cerdas sangat dibutuhkan. Kecerdasan disini maksudnya adalah menggunakan strategi dan taktik dengan pintar untuk mengembangkan diri, memanfaatkan waktu bekerja agar tetap efektif dan efesien,melihat dan memanfaatkan peluang kerja yang ada, melahirkan karya dan buah pikiran yang inovatif dan kreatif. Spritual quantum, EFT quantum, ataupun quantum touch merupakan pelatihan untuk peningkatan SDM. 

Kerja adalah Kehormatan (E-7) : Bekerja Tekun Penuh Keunggulan. Kehormatan diri bisa kita dapatkan dengan bekerja. Melalui pekerjaan, maka kita dihormati dan dipercaya untuk memangku suatu posisi tertentu dan mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita termasuk segala kompetensi diri yang kita miliki, kemampuan dan kesempatan dalam hidup. 

Kerja adalah Pelayanan (E-8) : Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati. Tahukah Anda kalau ternyata hasil yang kita lakukan dalam bekerja bisa menjadi masukan untuk orang lain dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dari proses tersebut kita telah memberikan kontribusi kepada orang lain agar mereka bisa hidup dan beraktivitas dengan lebih mudah.


 OK , semoga bermanfaat....................!!