Senin, 16 Januari 2012

Ganti Pelumas ?....... Pastikan Volume Pelumas Pas ( Sesuai yang di sarankan pabrik )

Sekarang, motor-motor yang diproduksi pabrikan mulai banyak model. Selain tipe sport dan bebek, varian skubek yang diluncurkan pun mulai beragam bentuknya.

Bahkan ada pabrikan meluncurkan skubek dengan konstruksi mesin simpel. Sehingga takaran atau kapasitas pelumas di dalam crankcase hanya sedikit. Contohnya Suzuki Nex yang butuh pelumas cuma 650 ml atau lebih kecil dari bebek atau skubek lainnya.

Seperti diketahui, takaran pelumas di bak mesin umumnya 1 liter untuk motor sport 100 sampai 150 cc. Jika lebih dari itu biasanya butuh lebih dari seliter, seperti Yamaha Scorpio 1.300 ml atau Suzuki Thunder 250 harus 1.400 ml dalam kondisi pasca ganti pelumas. Sedang di motor bebek yang rata-rata kapasitas silinder nya tak lebih dari 130 cc, pelumas yang dibutuhkan sekitar 800 cc.

Nah, karena adanya perbedaan konstruksi mesin baik tipe sport, bebek atau skubek, ada baiknya pemilik kendaraan lebih teliti saat akan mengganti Pelumas.

Maksudnya biar tidak kurang atau kelebihan yang bisa mempengaruhi performa motor. Makanya sebelum ganti pelumas biasakan untuk melihat tulisan angka yang tertera di bagian bak mesin sebelah kanan.

Efek terhadap mesin yang sengaja di isi pelumas kurang dari standar adalah mesin cepat panas dan cepat rusak. Jangan sampai ini terjadi.!!!

Mau tahu efeknya, terhadap mesin yang sengaja diisi pelumas lebih banyak dari standar. Hasilnya, power drop!

Test Volume Pelumas Mesin jika volume berlebih maka Power akan Turun !!!

maka :

Pastikan volume pelumas sesuai kebutuhan dan anjuran !!!


Pasti kita tidak akan mengira, jika memberi volume pelumas mesin lebih dari kebutuhan standar itu akan memberi efek penurunan tenaga. Tapi, ini buktinya! Power pacuan bisa drop lebih dari 2 dk alias daya kuda

Kejadian bermula dari seorang teman pemilik Honda BeAT. Dia coba melakukan penggantian pelumas mesin sendiri. Sejatinya, skubek 110 cc non-radiator dari pabrikan Honda hanya membutuhkan oli sekitar 0,8 liter.

Tapi, teman yang suka ganti pelumas mesin sendiri itu lupa/sengaja akan kebutuhan standar pelumas BeAT. Tanpa disadari/sengaja, dia mengisikan semua oli baru yang berasal dari botol pelumas yang memiliki volume 1 liter. dengan alasan masih sayang dengan sisa pelumas 200 ml dari pada di buang, mending dimasukan semua dan masih menganut anggapan lama "pelumas banyak, mesin tambah adem " ujarnya.

“Ketika mesin hidup, tidak ada masalah. Tapi, setelah dipakai berjalan beberapa ratus meter, motor seperti mati tiba-tiba (tak ada pasokan udara dan seperti mesin mau mati” bilangnya.

Memang, itu bisa saja terjadi. “Karena pelumas yang terlalu penuh, kinerja kruk as berputar menjadi lebih berat. Seakan tidak ada ruang kosong untuk gerak bebas,”

Ruang kosong yang berfungsi sebagai momen gerak kruk as, jadi tidak ada. Akhirnya, part pemutar langkah piston itu menjadi berat karena memang harus mengaduk seluruh pelumas yang ada di crankcase.

Padahal, pelumas di engine matik hanya berfungsi untuk melumasi kruk as dan bagian blok silinder hingga kepala silinder saja.

Lain halnya kalau di engine bebek atau sport ada tugas tambahan yaitu harus melumasi girboks

Agar lebih real soal efek oli berlebih ini akan di dyno

Putaran mesin berat, power drop
Metode awal, dilakukan tes jalan. Oli mesin dikuras. Kemudian, dimasukan pelumas sekitar 1–1,1 liter. ketika distarter memang tidak ada masalah. Mesin pun langsung hidup sejadinya.

Tapi, ketika baru dipakai berjalan sekitar 1 km, engine mengindikasikan kalau putaran menjadi berat. Sejenak kemudian, ringan kembali. Kejadian putaran berat-ringan ini dialami berulang selama motor berjalan. Selama putaran berat, grip gas atau rpm mesin tidak mau dikail lebih tinggi.

Pengetesan selanjutnya dilakukan di atas mesin dyno.
Pertama, dilakukan pengukuran power dengan oli sesuai anjuran pabrik. Ya, 0,8 liter. Power yang didapat, 6,9 dk/7.764 rpm.

Kedua, dilakukan pengisian tambahan sampai pelumas di mesin berisi 1,1 liter. Lanjut diajak jalan lagi di atas mesin dyno, power skubek ini langsung drop hingga 4,3 dk/ 7520 rpm. Tapi, untuk mencapai power dan rpm ini, dibutuhkan waktu cukup lama. Begitu juga torsi maksimal. Dari awalnya 6,7 ft-lbs/ 6.047 rpm turun menjadi 5,07 ft-lbs/ 6.143 rpm.


Bahkan meski grip gas diputar lebih dalam lagi, kitiran mesin pun seperti ogah beranjak naik. Beraaatttss...Sampai-sampai takutnya malah akan mengakibatkan mesin jebol! Kini, terjawab sudah. So, sebaiknya memang isi pelumas sesuai kebutuhan mesin dan anjuran pabrikan ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar