Selasa, 14 Agustus 2012

Pelumas untuk Proses Pembuatan Piston

Pelumas untuk pembuatan piston berperan sangat penting pembuatan / pengerjaan logam apalagi dalam hal   ini di pakai dalam pembuatan piston.  Ya karena piston merupakan jantungnya dari kendaraan anda.
kualitas piston yang di bawah standar akan mengakibatkan cacat /defect pada pembuatan kendaraan jika kualitas piston tidak benar-benar di jaga presisi/ ukurannya   dalam proses pembuatannya
Pelumas ini di butuhkan karena berhubungan dengan hal yang sangat berhubungan dalam proses pembuatan piston ini tidak jauh dari  ilmu Tribology yaitu saling keterkaitan  antara lain :
1. Tool dalam hal ini bisa mata potong/pisau potong, sistim sirkulasi , kecepatan potong , kedalaman  
     pemotongan , logam mata potong dll yang merupakan suatu sistim pemotongan.
2. Pelumas   yang di pakai  apakah mengandung emulsifier yang berkualitas tinggi, anti karat ( corrosion
    inhibitor ), menahan pertumbuhan bakteri yang mungkin timbul  dll.
3. Material (bahan kerja) ; jenis material, elongation , kekerasan bahan yang akan di potong dll.

Tribology is the science dan technology concerned with interacting surface in relative motion , including friction, lubrication, wear and erosion.(Tribology adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan permukaan (dan) berinteraksi dalam gerak relatif, termasuk gesekan, keausan pelumasan, dan erosi.
 

Sebelum membahas mengenai Pelumas  yang di pakai pada proses pembuatan Piston, saya akan coba memberikan gambaran sekilas  dahulu mengenai proses Pembuatan piston. di sini saya gambarkan secara global 2 jenis pembuatan piston yaitu 

1.  Casting Piston. (Piston yang pembuatannya melalui proses pengecoran)




Bahan baku terbuat dari lempengan aluminium. Kalau di  PT FIM diambil langsung dari Jepang. Makanya meskipun dibuat menggunakan proses casting tapi didukung bahan berkualitas. Agar hasilnya lebih kuat sesuai pesanan pabrikan motor. Bahan lempengan aluminium dipanaskan sampai mencair. Titik didihnya lumayan tinggi.





Aluminium cair kemudian dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan cawan. Kalau di PT FIM proses cetak tidak hanya mengandalkan gravity, tapi juga dibarengi dengan tekanan. Supaya hasilnya kuat.

Hasil dari proses pencetakan bentuknya masih seperti kue apem yang perlu diproses machining dengan mesin bubut CNC. Proses pembentukan piston menggunakan mesin CNC sehingga sampai sempurna. Ukurannya sampai benar-benar presisi dari mulai lubang pen, lubang oli dan alur ring piston.






Hasil dari proses finishing cast piston. Badan piston masih lebar kuat namun jadi banyak bidang geseknya dengan dinding liner. Bentuknya masih tebal sehingga berat , jadi kalau masih dipakai  putaran mesin jadi terbebani. nah bahan ini akan di haluskan lagi dengan proses selanjutnya.

Untuk jenis pelumas untuk Metal Working  ini bisa lihat pada http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide

Pelumas untuk pembuatan piston jenis ini adalah pelumas untuk pengerjaan logam yang menghasilkan emulsi berwarna putih susu  ketika di campur air ( seperti pada gambar diatas). Pelumas ini tidak boleh mengandung Pnenols atau sodium Nitrite dan dapat di pakai pada benda kerja logam.
Kandungan minyak yang sangat tinggi dapat memberikan hasil kerja mesin bubut yang sempurna dan melindungi dari korosi, atau karat karena proses pembuatannya memakai air untuk emulsi larutannya.
sebaiknya juga harus memakai green biocide yang dapat memperpanjang umur pakai. mengapa biocide di perlukan


2. Forging Piston (Piston yang dalam proses pembuatannya melalui proses kempa atau di pukul)


Bahan baku dari pipa padat alias dalamnya tidak bolong. Pipa-pipa ini kemudian dipotong-potong. Ukuran mendekati piston yang sudah jadi. Supaya tidak banyak membuang bahan baku. Hasil potongan pipa dipanaskan sampai benar-benar membara. Tapi tidak sampai mencair






Bahan piston membara didinginkan sebentar. Lalu dimasukkan ke cetakan dan dipukul agar bentuknya sebesar lubang cetakan. Pemukul juga dibentuk seperti pantat piston.Bentuk piston sehabis dipukul baru pantatnya saja yang terbentuk. Namun sudah kelihatan bagian lumayan tipis. Meski tipis tapi bisa kuat karena dipukul.






Tetap harus dilakukan proses finishing. Supaya bentuk dan ukurannya presisi. Proses finshing menggunakan alat permesinan macam mesin bubut CNC. Dibentuk juga lubang pen, ring piston dan lubang oli sepresisi mungkin.




Hasil dari proses pembuatan. Bentuk piston forging serba tipis-tipis namun bisa kuat. Karena prosesnya aluminium padat yang dipukul atau tempa seperti bikin pedang. Bidang kontak dengan liner sedikit. Gesekannya ringan. Juga lebih enteng, sehingga putaran mesin lebih enteng.

Penasarankan ??? Spesifikasi pelumasnya bisa lihat  di :  http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide







Minggu, 05 Agustus 2012

Pengetahuan Elektronika Injeksi Bahan bakar



Teori Dasar Sistem Operasi Elektronika Injeksi Bahan Bakar atau EFI (Electronic Fuel Injection)


     Berikut ini  saya akan mencoba untuk memberikan penjelasan tahapan  dasar dari sistem EFI (Electronik  Fuel Injection) untuk dapat bekerja secara normal.
  1. Udara yang masuk dari intake manifold, dimana didalam intake manifold terdapat air flow meter yang mengukur besaran dari udara masuk, disini udara akan  di mix (dicampur) dengan bahan bakar yang
  2. disemprotkan fuel injector.
  3. Fuel injector diletakkan berjajar dekat pada katup intake (masuk) untuk mempercepat masuk kedalam ruang bakar. Fuel injector bekerja dengan electrical solenoid (lilitan kawat) yang operasinya dikontrol leawat ECU.
  4. ECU memberikan denyutan (pulse) pada fuel injector seperti saklar on-Off, dimana mematikan ground untuk mendapatkan denyutannya.
  5. Ketika injector pada keadaan on (hidup), injector dalam keadaan open (terbuka), semprotan bahan bakar yang teratomizasi disemrotkankan dibalik dari katup masuk.
  6. Ketika bahan bakar disemrotkan pada intake manifold ini, bahan bakar dicampur dengan udara yang masuk bergantung pada tekanan yang terbentuk selama bukaan throotle valve, perbandingan yang ideal campuran ini adalah 14:7:1, sesuai dengan perbandingan stokiometri.
  7. ECU menentukan banyaknya injeksi bergantung pada  pengukuran udara masuk dan rpm mesin.
  8. Bergantung pada kondisi operasi mesin, maka semprotan bahan bakar bervariasi hal ini dihitung oleh ECU lewat sensor sensor yang ada, antara lain temperatur mesin, rpm mesin, sudut bukaan throttle, sensor oxygen pada gas buang, hal ini membuat ECU menghitung besaran semprotan dari fuel injection.




       Bagaimana EFI bekerja :

       EFI bekerja dengan beberapa prinsip utama, system Electronic Fuel Injections dibagi menjadi tiga
       macam sistem utama :  
       1. Sistem saluran bahan bakar.
       2. Sistem udara masuk
       3. Sistem kontrol Elektronik

       Berikut saya akan coba menjelaskan satu persatu mengenai bagian utama dalam EFI :

       1. Sistem saluran bahan bakar
  • Sistem saluran bahan bakar, terdiri dari tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, pipa saluran bahan bakar, pressure regulator , pipa (selang) balik (return pipe). Untuk mobil/motor sekarang ini pompa bahan bakar biasanya berada di dalam tangki bensin include dengan saringan bahan, bakar dan tentu saja tidak membutuhkan selang balik bahan bakar. tapi tentunya membutuhkan selang bahan bakar yang terbuat dari logam untuk menuju ke injektor, guna menjaga tekanan bahan bakar.
  • Bahan bakar menuju ke injektor ditekan menggunakan pompa bahan bakar. Pompa bahan bakar diletakkan dekat dengan tangki bahan bakar, sedangkan kontoran-kotoran yang ada pada bahan bakar disaring dengan menggunakan filter yang sangat presisi, hal ini dimaksudkan agar tidak menyumbat injektor.


  • Tekanan bahan bakar, diusahakan selalu konstan, untuk melakukan ini digunakan alat pressure regulator, jika tekanan berlebih akan berbalik menuju tangki lagi lewat selang balik.
     
     2. Sistem Udara Masuk
  1. Sistem udara masuk terdiri dari saringan udara, pengukur aliran udara, katup throttle, chamber udara masuk, intake manifold runner, dan katup masuk.
  2. Ketika katup throttle dibuka, udara mengalir melalui saringan udara, udara masuk tergantung dari besarnya bukaan masuk throtlle, semakin besar bukaan, aliran udara semakin besar.



  3. Pada mesin toyota mempunyai dua metode untuk menghitung volume udara masuk, yaitu L (Line) type EFI dimana tipe ini akan menghitung langsung volume udara masuk, kedua D (Direct) EFI dimana penghitungannya menggunakan tekanan di intake manifold.
                              
      3. Sistem kontrol elektronik
  • Sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sistem kontrol, yaitu ECU (electronic control unit), Injector dan pengkabelan yang terkait.
  • Fungsi dari ECU sendiri untuk menentukan berapa jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan mengacu dari penghitungan sensor-sensor yang berada pada mesin.
  • ECU menghidupkan setiap injektor bergantung pada pulsa yang dikirim dari sensor crankshaft.
                             


Dasar dari Toyota Computer Control System (TCCS).

Pengenalan Toyota Computer Control System, Sistem EFI dirancang untuk penggunaan yang simple sehingga mekanik dengan mudah untuk memperbaiki kerusakan dari sistem EFI. Sistem EFI merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dari signal-signal sensor yang kemudian dikalkulasi oleh komputer yang tertanam dalam kotak EFI, yang kemudian memerintahkan injektor untuk seberapa besar kabut (atomizasi) dari ,bahan bakar menuju ke ruang bakar.
Dari dasar diatas kemudian dikembangkan sistem TCCS, meskipun sama dengan konvensional EFI dalam penyaluran bahan bakar memberikan tambahan kontrol untuk sudut pengapian. Tambahan lain dalam TCCS juga mengatur idle speed, EGR (Exhaust Gas Recirculating), Vaccum Switcing Valve bergantung pada aplikasinya.

Penjelasan : 

Igniton Spark management (ESA)
EFI/TCCS system mengatur sudut maju pengapian dengan cara memonitor kondisi operasi dari mesin  mobil, menghitung titik pengapian optimum untuk memercikkan busi pada kondisi yang tepat.
 Iddle Speed Control (ISA)
 Sistem EFI mengatur Iddle Speed dengan tipe berbeda dari perangkat dikontrol ECU dari hasil monitor kondisi mesin ECU memberikan signal untuk menentukan kondisi seberapa cepat iddle speed dilakukan.
Exhaust Gas Recirculating
Sistem ini mengntrol kadar NOx dengan mensirkulasikan gas buang ke dalam ruang bakar melalui intake manifold. Sistem EGR terdiri dari EGR valve dan pipa gas buang. EGR valve dikontrol oleh ECU berdasarkan signal dari CMP sensor, ECT sensor, MAP sensor dan VSS.
EGR terdiri dari stepper motor, rod, valve dll. Ketika stepper motor EGR menerima sinyal dari ECU, stepper motor akan berputar arah membuka bedasarkan jumlah langkah dan mendorong rod keluar dari worm stepper motor. EGR valve akan terdorong oleh rod hingga membuka sesuai jumlah sinyal. langkah buka ECU untuk melepaskan gas buang dari EXhaust manifold ke INtake manifold.

Ok sekian dulu  nanti akan dilanjutkan kembali,.....Terima kasih. !!











Jumat, 27 Juli 2012

Membuat sendiri Charger Accu Mobil /Motor

  Rangkaian Charger Battery / ACCU / AKI Sederhana        



Rangkaian charger aki sederhana. Aki (accu) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Pada umumnya di Indonesia, kata sebagai aki atau accu hanya dimengerti sebagai “baterai” mobil/sepeda motor.
  
Rangkaian charger aki sederhana. Di dalam standar internasional setiap satu sel aki memiliki tegangan sebesar 2 volt  sehingga aki 12 volt memiliki 6 sel sedangkan aki 24 volt memiliki 12 sel. Aki merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor maupun mobil. Aki temasuk sel sekunder, karena selain  menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali.  Secara sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari elektroda Pb sebagai anoda dan PbO2 sebagai katoda dengan elektrolit H2SO4. 

Rangkaian Charger Accu Otomatis. Accu sangat vital bagi mobil dan sepeda motor. Dengan demikian accu harus diisi ulang secara rutin supaya mobil dan sepeda motor tidak kehabisan tenaga. Kadang kala  lupa memeriksa isi accu dan baru ketahuan setelah mobil atau sepeda motor Anda mogok / tidak bisa starter di tengah perjalanan. Yach ternyata isi accu sudah kandas hingga perlu di-charger. Dalam pengisian accu ini sering kali teledor. Mengisi accu tanpa pengawasan sehingga overload. Bagi kita tidak rugi, tapi bagi pengusaha pengisian accu jelas rugi. Lantas bagaimana? Santai Bro, sekarang akan kami kenalkan Rangkaian Cahrger Accu Otomatis. Gambar skemanya bisa  lihat dan pelajari di bawah ini.

eko

Skema di atas  adalah pengisi accu 12 volt yang mematikan proses pengisian setelah accu/batere mencapai biaya penuh. Hal ini untuk mencegah pengisian yang berlebihan sehingga pengisi dapat dibiarkan tanpa pengawasan. Jika tegangan terminal batere kurang di bawah level set, katakanlah 13,5 volt, rangkaian secara otomatis berubah ke modus biaya. IC2 (CA3140) digunakan sebagai komparator tegangan sederhana untuk menggerakkan relay. Input pembalik mendapat tegangan referensi 4,7 volt dari ZD Zener, sedangkan input bukan pembalik mendapat tegangan yang disesuaikan melalui VR1 POT. Jadi biasanya, pin input pembalik 2 mendapat tegangan yang lebih tinggi dari Zener (disesuaikan dengan VR1) dan output dari IC2 masih rendah. T1 kemudian tetap mati menjaga relay off. Pengisian melewati arus ke batere/accu melalui kontak NC dari relai. Ketika tegangan terminal accu meningkat menjadi 13,5 volt, pin 3 dari IC2 mendapat tegangan lebih tinggi dari PIN2 dan output dari IC2 menjadi tinggi. Ini mengaktifkan relay dan kontak istirahat. Arus pengisian ke baterai terputus dan relay tetap demikian karena tegangan baterai (13.5V atau lebih) menjaga tegangan pada pin 3 dari IC2 adalah lebih tinggi dari pin 2.

Masih pusing dengan berapa rangkaian di atas ????........mari saya buatkan gambaran charger Accu yang MiniMax, artinya minim komponen tetapi maximum. Cuma di sini tidak ada pembatas arus yang menghentikan  arus ketika accu sudah penuh. Rugi jika dipakai buat usaha setrum accu (listriknya), tapi buat pemakaian di rumah  sendiri, lumayan buat jaga kondisi Accu kendaraan sendiri. Kalau di rupiah kan, secara komponen, kurang lebih 150 rb an.
Siapkan 1buah travo step down yang mempunyai kumparan sekunder (engkel , jangan yang doubel) 5-10A yg ada output ac 0-12v-15v (jangan yang ada CT nya ...untuk charger ini tidak akan kepakai )  dan siapkan 1 buah dioda 30A biasanya berbentuk kotak persegi dan ada kakinya 4 untk membuatnya agar lebih mudah lihat gambar skema charger accu /aki di bawah ini.

 

Dan jangan lupa, konstruksi box / kotak di usahakan terbuat dari logam, dalam hal ini berfungsi sebagai pendingin dari komponen trafo dan dioda yang mengeluarkan panas, lebih baik lagi dalam perancangan box di beri kipas angin / blower listrik / AC ukuran 8 inch ( harga Rp 50.000).-

Saya mencoba pakai rangkaian yang terakhir, pada hasil uji coba dengan memakai Accu 10 A yang sudah selama 1 bulan tidak di charge/mesin jalan dan mengukurnya dengan memakai stang Ampere atau Digital Clamp  meter untuk memastikan arus yang masuk kedalam accu. Pada awal pengisian  terlihat 6 Amp, tetapi setelah kurang lebih 2 jam arus yang masuk terlihat 2, 7 Amper dan pada kondisi penuh hanya sekitar 0,5 Amper. jadi untuk mengisi Accu 10 A (kondisi baik) yang tidak dipakai selama sebulan lebih di butuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk membuatnya menjadi fit kembali.
Jangan lupa untuk mencopot semua kabel Plus (+) / merah yang ada terminal accu sebelum melakukan pengisian.


 
Selamat mencoba Rangkaian Charger Accu  dan semoga berhasil. !!!!