Senin, 27 Agustus 2012

Membuat sendiri indikator ketinggian air

Water Level Indikator atau  Pengendali Water Level Indikator. 

Konsep ini menerapkan pengendalian pompa yang memompa air dari tanah (atau tangki bawah / tangki penampungan bawah air PAM) ke tangki atas (torn air) dengan menggunakan mikrokontroler 8951. Panel kontrolnya  yaitu unit kontrol utama dari sistem yang terdiri dari switch kontrol utama, indikator pompa, sirene dan indikator tingkat ketinggian. Contoh visual bagaimana switch Dan indikator dapat ditempatkan seperti yang ditunjukkan gambar di bawah.



Water Level Indikator  Pengendali Tampak depan dari model pada gambar di atas ada total sembilan LED, empat di antaranya menunjukkan tingkat air di dalam tangki, empat menunjukkan tingkat air di penampungan atas  dan satu LED menunjukkan apakah pompa adalah ON / OFF. Hal ini juga terdiri dari tiga switch.




   
Saklar 1 adalah saklar daya utama yang digunakan untuk mengaktifkan sistem.
   
Saklar 2 digunakan untuk memilih apakah akan mengoperasikan pompa dalam mode AUTO atau  

    MANUAL.
   
Saklar 3 bila sistem yang dioperasikan dalam mode MANUAL. Saklar ini    mengontrol aktivasi langsung 

    dari pompa.

    Keterangan : Seperti yang Anda lihat dalam diagram di atas, port 0 secara eksklusif digunakan sebagai   port   input yang mengambil informasi mengenai tingkat air  di dalam tangki atas (torn air). Port 1 digunakan sebagai output port yang terhubung ke indikator yang menunjukkan tingkat air di kedua tangki. Port 2 digunakan sebagai in / out port, dibutuhkan masukan dari saklar 2 dan 3 dan beralih memberikan output yang dihubungkan ke pompa indikator, sirene dan relay yang mengontrol switching dari pompa. Kerja dari sistem ada dua mode kerja untuk sistem yaitu :

    
Modus manual
    
Mode otomatis


Water Level Indicator Cum Controller
Modus manual : Ketika sistem aktif dan dalam modus manual, cara ini hanya menunjukkan ketinggian air di dalam tangki dan tidak mengontrol setiap kerja pompa. Untuk mengaktifkan pompa di switch mode manual 3 digunakan. Dalam mode ini operator manual harus mengontrol kerja pompa. Seperti dalam kasus jika tangki sudah penuh, operator harus mematikan kerja pompa. Hal ini  tidak akan  terjadi bila pompa dijalankan  dengan mode otomatis. 
Mode otomatis : Ketika sistem aktif dan dalam modus otomatis, itu hanya menunjukkan ketinggian air di dalam tangki atas dan mengontrol kerja dari pompa.

 Jika, dalam kenyataannya tidak ada bak bawah (penampungan bawah tidak ada , dan langsung dari dalam tanah maka , pengendali tangki bawah bisa di jumper dengan asumsi tangki bawah sudah penuh.

Untuk pembuatan probe/ sensornya bisa melihat gambar seperti ini 

  

 Bagaimana bentuk bentuk IC nya sendiri dan diagramnya adalah sebagai berikut


Pin Diagram: 
 
Pin Description: 

 Pin No
 Function
 Name
1
8 bit input/output port (P1) pins
P1.0
2
P1.1
3
P1.2
4
P1.3
5
P1.4
6
P1.5
7
P1.6
8
P1.7
9
Reset pin; Active high
Reset
10
Input (receiver) for serial communication
RxD
8 bit input/output port (P3) pins
P3.0
11
Output (transmitter) for serial communication
TxD
P3.1
12
External interrupt 1
Int0
P3.2
13
External interrupt 2
Int1
P3.3
14
Timer1 external input
T0
P3.4
15
Timer2 external input
T1
P3.5
16
Write to external data memory
Write
P3.6
17
Read from external data memory
Read
P3.7
18
Quartz crystal oscillator (up to 24 MHz)
Crystal 2
19
Crystal 1
20
Ground (0V)
Ground
21
8 bit input/output port (P2) pins
/
High-order address bits when interfacing with external memory
 
 P2.0/ A8
22
 P2.1/ A9
23
 P2.2/ A10
24
 P2.3/ A11
25
 P2.4/ A12
26
 P2.5/ A13
27
 P2.6/ A14
28
 P2.7/ A15
29
Program store enable; Read from external program memory
PSEN
30
Address Latch Enable
ALE
Program pulse input during Flash programming
Prog
31
External Access Enable;  Vcc for internal program executions
EA
Programming enable voltage; 12V (during Flash programming)
Vpp
32
8 bit input/output port (P0) pins
 
Low-order address bits when interfacing with external memory
 
 P0.7/ AD7
33
 P0.6/ AD6
34
 P0.5/ AD5
35
 P0.4/ AD4
36
 P0.3/ AD3
37
 P0.2/ AD2
38
 P0.1/ AD1
39
 P0.0/ AD0
40
Supply voltage; 5V (up to 6.6V)
Vcc


 Ok selamat mencoba.......!!!

Selasa, 14 Agustus 2012

Pelumas untuk Proses Pembuatan Piston

Pelumas untuk pembuatan piston berperan sangat penting pembuatan / pengerjaan logam apalagi dalam hal   ini di pakai dalam pembuatan piston.  Ya karena piston merupakan jantungnya dari kendaraan anda.
kualitas piston yang di bawah standar akan mengakibatkan cacat /defect pada pembuatan kendaraan jika kualitas piston tidak benar-benar di jaga presisi/ ukurannya   dalam proses pembuatannya
Pelumas ini di butuhkan karena berhubungan dengan hal yang sangat berhubungan dalam proses pembuatan piston ini tidak jauh dari  ilmu Tribology yaitu saling keterkaitan  antara lain :
1. Tool dalam hal ini bisa mata potong/pisau potong, sistim sirkulasi , kecepatan potong , kedalaman  
     pemotongan , logam mata potong dll yang merupakan suatu sistim pemotongan.
2. Pelumas   yang di pakai  apakah mengandung emulsifier yang berkualitas tinggi, anti karat ( corrosion
    inhibitor ), menahan pertumbuhan bakteri yang mungkin timbul  dll.
3. Material (bahan kerja) ; jenis material, elongation , kekerasan bahan yang akan di potong dll.

Tribology is the science dan technology concerned with interacting surface in relative motion , including friction, lubrication, wear and erosion.(Tribology adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan permukaan (dan) berinteraksi dalam gerak relatif, termasuk gesekan, keausan pelumasan, dan erosi.
 

Sebelum membahas mengenai Pelumas  yang di pakai pada proses pembuatan Piston, saya akan coba memberikan gambaran sekilas  dahulu mengenai proses Pembuatan piston. di sini saya gambarkan secara global 2 jenis pembuatan piston yaitu 

1.  Casting Piston. (Piston yang pembuatannya melalui proses pengecoran)




Bahan baku terbuat dari lempengan aluminium. Kalau di  PT FIM diambil langsung dari Jepang. Makanya meskipun dibuat menggunakan proses casting tapi didukung bahan berkualitas. Agar hasilnya lebih kuat sesuai pesanan pabrikan motor. Bahan lempengan aluminium dipanaskan sampai mencair. Titik didihnya lumayan tinggi.





Aluminium cair kemudian dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan cawan. Kalau di PT FIM proses cetak tidak hanya mengandalkan gravity, tapi juga dibarengi dengan tekanan. Supaya hasilnya kuat.

Hasil dari proses pencetakan bentuknya masih seperti kue apem yang perlu diproses machining dengan mesin bubut CNC. Proses pembentukan piston menggunakan mesin CNC sehingga sampai sempurna. Ukurannya sampai benar-benar presisi dari mulai lubang pen, lubang oli dan alur ring piston.






Hasil dari proses finishing cast piston. Badan piston masih lebar kuat namun jadi banyak bidang geseknya dengan dinding liner. Bentuknya masih tebal sehingga berat , jadi kalau masih dipakai  putaran mesin jadi terbebani. nah bahan ini akan di haluskan lagi dengan proses selanjutnya.

Untuk jenis pelumas untuk Metal Working  ini bisa lihat pada http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide

Pelumas untuk pembuatan piston jenis ini adalah pelumas untuk pengerjaan logam yang menghasilkan emulsi berwarna putih susu  ketika di campur air ( seperti pada gambar diatas). Pelumas ini tidak boleh mengandung Pnenols atau sodium Nitrite dan dapat di pakai pada benda kerja logam.
Kandungan minyak yang sangat tinggi dapat memberikan hasil kerja mesin bubut yang sempurna dan melindungi dari korosi, atau karat karena proses pembuatannya memakai air untuk emulsi larutannya.
sebaiknya juga harus memakai green biocide yang dapat memperpanjang umur pakai. mengapa biocide di perlukan


2. Forging Piston (Piston yang dalam proses pembuatannya melalui proses kempa atau di pukul)


Bahan baku dari pipa padat alias dalamnya tidak bolong. Pipa-pipa ini kemudian dipotong-potong. Ukuran mendekati piston yang sudah jadi. Supaya tidak banyak membuang bahan baku. Hasil potongan pipa dipanaskan sampai benar-benar membara. Tapi tidak sampai mencair






Bahan piston membara didinginkan sebentar. Lalu dimasukkan ke cetakan dan dipukul agar bentuknya sebesar lubang cetakan. Pemukul juga dibentuk seperti pantat piston.Bentuk piston sehabis dipukul baru pantatnya saja yang terbentuk. Namun sudah kelihatan bagian lumayan tipis. Meski tipis tapi bisa kuat karena dipukul.






Tetap harus dilakukan proses finishing. Supaya bentuk dan ukurannya presisi. Proses finshing menggunakan alat permesinan macam mesin bubut CNC. Dibentuk juga lubang pen, ring piston dan lubang oli sepresisi mungkin.




Hasil dari proses pembuatan. Bentuk piston forging serba tipis-tipis namun bisa kuat. Karena prosesnya aluminium padat yang dipukul atau tempa seperti bikin pedang. Bidang kontak dengan liner sedikit. Gesekannya ringan. Juga lebih enteng, sehingga putaran mesin lebih enteng.

Penasarankan ??? Spesifikasi pelumasnya bisa lihat  di :  http://www.slideshare.net/ekokiswantoslide







Minggu, 05 Agustus 2012

Pengetahuan Elektronika Injeksi Bahan bakar



Teori Dasar Sistem Operasi Elektronika Injeksi Bahan Bakar atau EFI (Electronic Fuel Injection)


     Berikut ini  saya akan mencoba untuk memberikan penjelasan tahapan  dasar dari sistem EFI (Electronik  Fuel Injection) untuk dapat bekerja secara normal.
  1. Udara yang masuk dari intake manifold, dimana didalam intake manifold terdapat air flow meter yang mengukur besaran dari udara masuk, disini udara akan  di mix (dicampur) dengan bahan bakar yang
  2. disemprotkan fuel injector.
  3. Fuel injector diletakkan berjajar dekat pada katup intake (masuk) untuk mempercepat masuk kedalam ruang bakar. Fuel injector bekerja dengan electrical solenoid (lilitan kawat) yang operasinya dikontrol leawat ECU.
  4. ECU memberikan denyutan (pulse) pada fuel injector seperti saklar on-Off, dimana mematikan ground untuk mendapatkan denyutannya.
  5. Ketika injector pada keadaan on (hidup), injector dalam keadaan open (terbuka), semprotan bahan bakar yang teratomizasi disemrotkankan dibalik dari katup masuk.
  6. Ketika bahan bakar disemrotkan pada intake manifold ini, bahan bakar dicampur dengan udara yang masuk bergantung pada tekanan yang terbentuk selama bukaan throotle valve, perbandingan yang ideal campuran ini adalah 14:7:1, sesuai dengan perbandingan stokiometri.
  7. ECU menentukan banyaknya injeksi bergantung pada  pengukuran udara masuk dan rpm mesin.
  8. Bergantung pada kondisi operasi mesin, maka semprotan bahan bakar bervariasi hal ini dihitung oleh ECU lewat sensor sensor yang ada, antara lain temperatur mesin, rpm mesin, sudut bukaan throttle, sensor oxygen pada gas buang, hal ini membuat ECU menghitung besaran semprotan dari fuel injection.




       Bagaimana EFI bekerja :

       EFI bekerja dengan beberapa prinsip utama, system Electronic Fuel Injections dibagi menjadi tiga
       macam sistem utama :  
       1. Sistem saluran bahan bakar.
       2. Sistem udara masuk
       3. Sistem kontrol Elektronik

       Berikut saya akan coba menjelaskan satu persatu mengenai bagian utama dalam EFI :

       1. Sistem saluran bahan bakar
  • Sistem saluran bahan bakar, terdiri dari tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, pipa saluran bahan bakar, pressure regulator , pipa (selang) balik (return pipe). Untuk mobil/motor sekarang ini pompa bahan bakar biasanya berada di dalam tangki bensin include dengan saringan bahan, bakar dan tentu saja tidak membutuhkan selang balik bahan bakar. tapi tentunya membutuhkan selang bahan bakar yang terbuat dari logam untuk menuju ke injektor, guna menjaga tekanan bahan bakar.
  • Bahan bakar menuju ke injektor ditekan menggunakan pompa bahan bakar. Pompa bahan bakar diletakkan dekat dengan tangki bahan bakar, sedangkan kontoran-kotoran yang ada pada bahan bakar disaring dengan menggunakan filter yang sangat presisi, hal ini dimaksudkan agar tidak menyumbat injektor.


  • Tekanan bahan bakar, diusahakan selalu konstan, untuk melakukan ini digunakan alat pressure regulator, jika tekanan berlebih akan berbalik menuju tangki lagi lewat selang balik.
     
     2. Sistem Udara Masuk
  1. Sistem udara masuk terdiri dari saringan udara, pengukur aliran udara, katup throttle, chamber udara masuk, intake manifold runner, dan katup masuk.
  2. Ketika katup throttle dibuka, udara mengalir melalui saringan udara, udara masuk tergantung dari besarnya bukaan masuk throtlle, semakin besar bukaan, aliran udara semakin besar.



  3. Pada mesin toyota mempunyai dua metode untuk menghitung volume udara masuk, yaitu L (Line) type EFI dimana tipe ini akan menghitung langsung volume udara masuk, kedua D (Direct) EFI dimana penghitungannya menggunakan tekanan di intake manifold.
                              
      3. Sistem kontrol elektronik
  • Sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sistem kontrol, yaitu ECU (electronic control unit), Injector dan pengkabelan yang terkait.
  • Fungsi dari ECU sendiri untuk menentukan berapa jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan mengacu dari penghitungan sensor-sensor yang berada pada mesin.
  • ECU menghidupkan setiap injektor bergantung pada pulsa yang dikirim dari sensor crankshaft.
                             


Dasar dari Toyota Computer Control System (TCCS).

Pengenalan Toyota Computer Control System, Sistem EFI dirancang untuk penggunaan yang simple sehingga mekanik dengan mudah untuk memperbaiki kerusakan dari sistem EFI. Sistem EFI merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dari signal-signal sensor yang kemudian dikalkulasi oleh komputer yang tertanam dalam kotak EFI, yang kemudian memerintahkan injektor untuk seberapa besar kabut (atomizasi) dari ,bahan bakar menuju ke ruang bakar.
Dari dasar diatas kemudian dikembangkan sistem TCCS, meskipun sama dengan konvensional EFI dalam penyaluran bahan bakar memberikan tambahan kontrol untuk sudut pengapian. Tambahan lain dalam TCCS juga mengatur idle speed, EGR (Exhaust Gas Recirculating), Vaccum Switcing Valve bergantung pada aplikasinya.

Penjelasan : 

Igniton Spark management (ESA)
EFI/TCCS system mengatur sudut maju pengapian dengan cara memonitor kondisi operasi dari mesin  mobil, menghitung titik pengapian optimum untuk memercikkan busi pada kondisi yang tepat.
 Iddle Speed Control (ISA)
 Sistem EFI mengatur Iddle Speed dengan tipe berbeda dari perangkat dikontrol ECU dari hasil monitor kondisi mesin ECU memberikan signal untuk menentukan kondisi seberapa cepat iddle speed dilakukan.
Exhaust Gas Recirculating
Sistem ini mengntrol kadar NOx dengan mensirkulasikan gas buang ke dalam ruang bakar melalui intake manifold. Sistem EGR terdiri dari EGR valve dan pipa gas buang. EGR valve dikontrol oleh ECU berdasarkan signal dari CMP sensor, ECT sensor, MAP sensor dan VSS.
EGR terdiri dari stepper motor, rod, valve dll. Ketika stepper motor EGR menerima sinyal dari ECU, stepper motor akan berputar arah membuka bedasarkan jumlah langkah dan mendorong rod keluar dari worm stepper motor. EGR valve akan terdorong oleh rod hingga membuka sesuai jumlah sinyal. langkah buka ECU untuk melepaskan gas buang dari EXhaust manifold ke INtake manifold.

Ok sekian dulu  nanti akan dilanjutkan kembali,.....Terima kasih. !!