Rabu, 09 Februari 2011

Prediksi hambatan yang mungkin akan timbul dalam penerapan ISO 9001 : 2008



Kerapkali  pertanyaan serupa menggantung dalam benak setiap pemilik perusahaan kecil ataupun menengah ketika akan beranjak pada tahap sertifikasi ISO, terutama ISO 9001:2008 yang menjadi prasyarat utama ketika bisnis mulai merambah pasar terbuka, karena rata-rata pasar menuntut implementasi system manajement mutu untuk semua supplier dan calon suppliernya. Tidak lain hal ini disebabkan tuntutan konsistensi level kualitas dan standar yang ditetapkan oleh para pelanggan atau OEM.
Wajar bila saat akan mengimplementasi sebuah sistem baru dalam ada kegamangan. Bisa kah? Apa mungkin kalau dilakukan sekarang? Perlu jasa konsultan dan berapa biayanya?  Dan masih banyak pertanyaan serupa yang mungkin muncul. Namun, lambat laun kegamangan tersebut sirna seiring dimulainya langkah-langkah implementasi serta proses sertifikasi dengan konsisten dan efektif.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses sertifikasi ISO 9001:2008. Secara umum adalah sebagai berikut :
  1. Gap Analysis. Hal ini dilakukan sesaat setelah ISO 9001:2008 dicanangkan untuk mulai diimplementasikan. Tujuan dilakukan gap analisis adalah untuk melihat sejauh mana kesesuaian system yang sedang dijalankan dengan standar terkait yang harus dipenuhi.
  2. Executive Briefing. Output dari Gap Analysis di atas dituangkan dalam sebuah laporan ringkas untuk menjadi masukan dalam rapat para eksekutif organisasi dari level pimpinan puncak sampai pimpinan unit atau sesuai dengan kebutuhan organisasi (yang tergabung dalam team leader proyek sertifikasi ISO 9001:2008). Tujuan dilakukannya executive briefing ini adalah untuk mewadahi komunikasi internal diskusi tentang sejauh mana kebutuhan akan pemenuhan standar yang harus dilakukan dan apa yang harus dipersiapkan untuk proses sertifikasi nanti.
  3. Training. Proses pembelajaran menjadi pilar utama untuk bisa melaksanakan system dengan benar dan efektif. Pemahaman setiap anggota dalam organisasi terutama team leader yang tergabung dalam proyek sertifikasi menjadi barometer suksesnya implementasi sistem dan proses sertifikasi. Beberapa materi dasar yang harus difahami adalah :
    1. Pengenalan ISO 9001:2008, Pengenalan umum tentang ISO 9001:2008 Quality Management System, yaitu penjelasan prinsip-prinsip dasar, sejarah perkembangan, dan standar ISO 9001:2008
    2. Teknik penyusunan dokumen, Penjelasan tentang jenis dan hirarki dokumen, teknik Penyusunan Business Proses, Quality Manual, Prosedur, Standar Kerja, dan Form (disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan besaran organisasi).
    3. Teknik implementasi ISO 9001:2008 secara efektif. Jika diperlukan, lakukan training beberapa Quality Tools dan PDCA concept untuk menunjang keberhasilan proses implementasi system ISO 9001:2008
  4. Penyusunan Dokumen. Proses penyusunan dokumen merupakan tindak lanjut hasil training yang sudah dilakukan sebelumnya. Hanya ada 6 dokumen yang wajib dipenuhi. Sungguhpun demikian, kebutuhan jumlah prosedur sesungguhnya tidak terbatas, disesuaikan dengan besaran organisasi dan kebutuhan lapangan, termasuk di dalamnya pemahaman member terhadap proses implementasi sistem. Semakin banyak yang memahami system ISO 9001:2008 dengan baik, semakin sedikit dokumen yang dibutuhkan, demikian juga sebaliknya. Jika banyak member yang belum faham secara pasti system ISO 9001:2008, maka penjelasan langkah kerja dan proses terdokumentasi lainnya perlu dibuat lebih detail untuk menghindari kesalahan interpretasi yang berdampak pada potensi tidak seragamnya pelaksanaan sistem di setiap departemen. Adapun dokumen yang harus disiapkan antara lain adalah :
    1. Level 1, Quality Manual. Manual mutu yang menjadi pijakan utama pelaksanaan system prosedur level dokumen dibawahnya.
    2. Level2, Prosedur. Memuat aturan umum pelaksanaan system berbasis pada Business Process yang terjadi dalam organisasi.
    3. Level 3, Standar Kerja / IK / WI. Memuat aturan rinci, langkah-langkah kerja, dan standar lapangan yang harus dipatuhi oleh pelaksana langsung (operator). Biasanya bersifat sangat rinci dan teknis, memuat gambar-gambar dan contoh teknik pelaksanaan kerja yang diminta oleh rantai proses.
    4. Level 4, Blank Form (bisa juga mengkatagorikan sebagai level 3). Formulir kosong yang disiapkan untuk mencatat data-data hasil pemantauan proses, seperti check sheet, monitoring list, dan semacamnya. Dikategorikan sebagai dokumen level 4 untuk membedakan secara tegas bahwa blank form termasuk dalam kategori dokumen, sedangkan form yang sudah terisi data-data hasil pemantauan proses termasuk ke dalam kategori catatan mutu. Walau ada perbedaan pendapat tentang level dokumen untuk blank form, hal ini tidaklah krusial selama fungsi dan interpretasinya tidak menyimpang atau rancu.
  5. Implementasi. Proses implementasi menjadi core process dalam ISO 9001:2008 Quality Management System. Oleh sebab itu perlu pengawalan yang serius dari seluruh elemen dalam organisasi, mulai dari Top Management sebagai pemegang kendali organisasi hingga lapisan terbawah organisasi yang bersinggungan langsung dengan proses realisasi produk.
  6. Training Internal Audit, Pembekalan yang ditujukan kepada team inti proyek sertifikasi ISO 9001:2008 yang dipersiapkan untuk menjadi internal auditor system manajemen mutu.
  7. Pelaksanaan Internal Audit. Sesuai prinsip PDCA, proses internal audit menjadi sangat penting posisinya untuk memastikan keberlangsungan system ISO 9001:2008 dilaksanakan secara konsisten dan effective oleh setiap lini organisasi.
  8. Rapat Tinjauan Manajemen. Salah satu aktifitas yang dipersyaratkan dalam ISO 9001:2008 adalah pengawasan langsung oleh Top management melalui aktifitas Rapat Tinjauan Management. Dalam rapat ini dilakukan evaluasi berbagai hal yang berhubungan dengan proses efektifitas implementasi sistem dan rekomendasi proyek perbaikan yang harus dilakukan, seperti tertuang dalam pasal 5.6.2 dan 5.6.3
  9. Pemilihan & Penetapan Badan Sertifikasi. Badan sertifikasi adalah lembaga yang dinyatakan sah secara international untuk mengaudit implementasi sistem ISO 9001:2008. Lembaga ini juga telah diakreditasi oleh badan akretidasi sistem yang diakui oleh lembaga ISO secara international. Pemilihan badan sertifikasi menjadi otoritas penuh organisasi perusahaan yang bersangkutan. Di Indonesia, ada banyak badan sertifikasi ISO 9001:2008 seperti SGS, Lloyd Register, BVQI, TUV, dan yang lainnya.
10.  Audit Badan Sertifikasi. Inilah proses yang ditunggu-tunggu, audit oleh badan sertifikasi yang akan menentukan layak atau tidaknya pelaksanaan system ISO 9001:2008 di organisasi kita dibandingkan dengan standar yang harus dipenuhi menurut ISO 9001:2008. Ada beberapa langkah audit yang dilakukan oleh badan sertifikasi, diantaranya adalah :
  1. Pre-Audit. Proses permulaan yang merupakan pilihan bagi organisasi. Langkah ini boleh ada atau bisa juga tidak dilakukan karena sesungguhnya bukan merupakan proses formal dari sistem audit yang harus dilalui. Tujuannya adalah untuk melihat lebih awal proses implementasi sistem dalam perusahaan . Output dari audit ini menjadi masukan untuk perbaikan sistem sebelum audit sertifikasi secara formal. Pendek kata proses pre-audit bertujuan untuk membantu perusahaan dalam mengukur kekuatannya untuk maju menuju proses sertifikasi audit.
  2. Document Audit. Proses ini disebut juga sebagai stage-1 audit, merupakan aktifitas audit formal oleh badan sertifikasi dengan konsentrasi mengkonfirmasi kesesuaian antara dokumen yang kita buat dengan standar yang dipersyaratkan oleh sistem.
  3. Final Audit. Proses inti dari audit sertifikasi, bertujuan mengkonfirmasi pelaksanaan system ISO 9001:2008 baik aplikasi lapangan secara langsung, sistem pendataan dalam pemantauan proses, analisa kesesuaian proses, proses improvement yang dilakukan dibandingkan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standard ISO 9001:2008
Akhir dari proses Final Audit adalah berupa rekomendasi auditor apakah organisasi layak mendapat sertifikasi ISO 9001:2008 atau tidak layak. Selanjutnya adalah proses internal Badan sertifikasi untuk mengeluarkan sertifikat ISO 9001:2008.
Jika rangkaian proses sertifikasi telah selesai maka layaklah organisasi menyematkan logo badan certifikasi dan nomor sertifikat pada dokumen resmi organisasi perusahaan.
Peran Konsultan
Konsultan adalah lembaga independen yang tidak terkait dengan badan sertifikasi manapun, berfungsi membantu organsasi dalam rangkaian proses di atas. Peran utama konsultan hampir mirip seperti peran dosen pembimbing skripsi yang melayani konsultasi mahasiswanya hingga lulus dalam tahapan penyusunan skripsi yang menjadi syarat kelulusan seorang sarjana.
Pertimbangan perlu atau tidaknya organisasi meminta jasa konsultan didasarkan pada seberapa faham elemen organisasi terhadap tahapan-tahapan penerapan sistem ISO 9001:2008 dan tingkat kesiapan organisasi secara umum dalam implementasi sistem. Pengukuran kesiapan  organisasi bisa dilihat dari 8 prinsip management ISO 9001:2008 seperti yang pernah kita diskusikan sebelumnya, mulai dari seberapa fokus semua elemen dalam organisasi terhadap kebutuhan pelanggan, seberapa komitmen pihak top manajemen dalam keinginannya melaksakan sistem, seberapa terlibat orang-orang yang ada dalam organisasi atas pelaksanaan ISO 9001:2008 termasuk di dalamnya pemahaman mereka terhadap system, dan pertanyaan senada yang mampu menggambarkan kesiapan organisasi dalam melaksanakan system ISO 9001:2008.
Hal yang kerap kali menjadi masalah kritis dalam implementasi sistem adalah :
  1. Lemahnya komitmen top manajemen. Dalam konteks ini, kerap kali top manajemen tidak terlalu peduli atas kemajuan perkembangan proyek implementasi system.
  2. Lemahnya tim  leader proyek sertifikasi ISO 9001:2008, baik secara pemahaman teori ISO maupun penguasaan lapangan (penguasaan keseluruhan proses dalam organisasi)
  3. Kurangnya kepedulian semua elemen organisasi. Hal ini akan menyulitkan pada tahap implementasi lapangan. Bayangan bahwa ISO adalah milik team leader atau hanya urusan orang-orang tertentu yang terlibat dalam tim inti haruslah dikikis habis, sebab tanpa keterlibatan semua orang dalam melaksanakan sistem, maka mustahil ISO 9001:2008 bisa berjalan sukses seperti yang diharapkan.
Demikianlah pengantar diskusi yang penulis sampaikan dalam catatan ringan ini, semoga membawa manfaat dan mejadi penyemangat anda yang akan melenggang menuju proses sertifikasi dan menjadi semangat baru bagi anda yang telah dan sedang implementasi sistem ISO 9001:2008

Selasa, 08 Februari 2011

Sifat orang Indonesia dalam bekerja

Just Share....
Teman saya dari Negeri Matahari Terbit  mempunyai berapa opini mengenai orang Indonesia ;  
mempunyai beberapa Kelebihan yang di miliki , antara lain :

1. Jujur ( Honest)

2. Patuh (Obedient)

3. Sabar ( Patient, it does not complain by patient work)

4. Cekatan/tangkas (Dexterous)

5. Serius pada kerjaan (seriously)

6. Memperlakukan tamu dengan baik (Treating guests well)

7. Orangnya sangat ramah (He/she was very friendly)

8. Sangat memperhatikan keluarga (Very concerned about family)

9. Sopan ( Polite)

Tetapi ada juga Kekurangan ( yang harus dihilangkan agar menjadi bangsa yang maju)

1. Banyak alasan (many reason)

2. Kurang serius , tidak punya ide sendiri, selalu menunggu perintah tetapi dia buat berbagai alasan ketika 
    diberi perintah.(Less seriously, do not have their own ideas, always waiting for orders but he made a 
    variety of reasons when given a command.)

3. Menunggu seseorang melakukannya dan bergantung kepada orang lain untuk melakukannya.
   (Waiting for someone to do it and rely on others)

4. Tidak tepat waktu (not the right time. It does not start on time)

5. Semua orang santai saja walaupun itu sudah terlambat. (Everybody chill out even though it was too late).

6. Sering masalah keluarga di bawa ke kantor. (Mix company business with private matter. A domestic  
     problems is carried into a company to much).
 
7. Tidak gemar membaca.

Manfaat ISO 9001 : 2008 dan Tips mendapatkan konsultan pembimbing

Manfaat ISO 9001 Ver 2008

ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas.
ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan – persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu.
ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan – persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa).
ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar).
ISO 9001:2008 merupakan sistem penjaminan mutu, yaitu mekanisme standar yang disusun, disepakati, dan diterapkan oleh suatu organisasi dalam menjalankan aktivitas suatu perusahaan. Sistem ISO 9001:2008 secara jelas akan menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi. Bagaimana perkerjaan mengalir dari satu aktifitas ke aktifitas lain. Penanganan pekerjaan mulai dari customer, input ke dalam masing-masing proses, dan output yang dihasilkan dari setiap proses. Parameter-parameter fisik dari hasil pekerjaan, yang menentukan apakah hasil tersebut memenuhi prasayarat kualitas yang telah di tentukan dan disepakati atau belum.
Penerapan dan Implementasi ISO 9001:2008 tidak hanya sekedar copy paste prosedur yang ditetapkan, jika perusahaan ingin mendapatkan nilai tambah dari pada system ISO 9001:2008, maka implementasi harus benar – benar dijalankan secara maksimal dan perlu komitmen manajemen yang bagus. oleh karenanya tugas dari pada seorang konsultan ISO 9001:2008 tidak hanya sekedar bisa menerapkan system ISO 9001:2008 di perusahaan terkait namun seorang konsultan ISO 9001:2008 harus mampu memotivasi dan berinovasi ke perusahaan terkait sehingga manfaat ISO 9001:2008 benar – benar bisa di rasakan oleh seluruh karyawan dan perusahaan.

Manfaat Penerapan
ISO 9001:2008 adalah :
• Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
• Jaminan Kualitas Produk dan Proses
• Meningkatkan Produktivitas perusahaan dan “market gain”
• Meningkatkan motivasi, moral & kinerja karyawan
• Sebagai alat analisa kompetitor perusahaan
• Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
• Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk
• Meningkatkan komunikasi internal
• Meningkatkan image positif perusahaan
• Sistem terdokumentasi
• Media untuk Pelatihan dan Pendidikan

ISO 9001:2008 berisi standard / elemen yang memungkinkan organisasi / industry dalam melakukan perbaikan yang berkesinambungan ( Continual Improvement ) pada :
  1. Proses yang terkait dengan pelangan
  2. Sistem Kepemimpinan / Leadership
  1. Manajemen sumber daya
  2. Perbaikan dan peningkatan proses
  3. Sistem manajemen
  1. Sistem perbaikan yang berkesinambungan
  2. Pengambilan keputusan yang Factual
  3. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok

TIP Memilih / Mencari Konsultan ISO 9001 / Consultant ISO 9001
Bila Perusahaan anda ingin menerapkan System Manajemen ISO baik ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISO 16949 yang bertujuan untuk improvement dan perbaikan kinerja yang berkesinambungan maka anda memerlukan Konsultan ISO / Consultant ISO yang handal dan berpengalaman dibidangnya hal ini sangat diperlukan dan sangat bermanfaat untuk perkembangan/ pertumbuhan Bisnis anda. Di Indonesia Banyak sekali Konsultan ISO / Consultant ISO yang menawarkan harga murah, namun anda jangan terkecoh dengan Konsultan ISO / Consultant ISO yang seperti itu, karena akan berakibat sangat fatal bagi perusahaan anda. Kenapa demikian karena Konsultan ISO / Consultant ISO yang memberikan harga murah pasti akan banyak meningalkan PR bagi tim anda, karena mereka akan datang memberikan konsultasi jika pekerjaan yang mereka tinggalkan/tugaskan sudah di selesaikan oleh Tim anda. Memilih Konsultan ISO / Consultant ISO yang  benar adalahKonsultan ISO / Consultant ISO yang memberikan kosultasi dan bimbingan tahap demi tahap, dari tahap Pembentukan Tim ISO, Training ISO, Penyusunan dan Pengembangan Dokumen ISO, Implementasi ISO, Training Audit ISO, Audit Internal, sampai pendampingan pada saat audit sertifikasi. Hingga anda mendapatkan sertifikat ISO itu sendiri. Di Indonesia Konsultan ISO / Consultant ISO mempunyai metode kerja seperti itu & memberikan Jaminan Kelulusan serta Moneyback Quarantee baru di SIEN Consultants, bahkan semua Konsultan ISO / Consultant ISO yang dimiliki  Consultant merupakan karyawan tetap dan berpengalaman diberbagai bidang jasa / Industri. Tidak seperti perusahaan Konsultan ISO / Consultant ISO lainnnya yang mengunakan system kontrak /freelance pada tenaga Konsultan ISO / Consultant ISO nya.
Tugas dari pada seorang Konsultan ISO / Consultant ISO bukan hanya membawa perusahaan tersebut mendapatkan sertifikat, namun Konsultan ISO / Consultant ISO harus mempu menset-up system ISO yang mudah dipahami dan dimengerti oleh semua karyawan sehingga nyawa dari pada ISO tersebut bisa di ambil oleh semua karyawan dan mereka benar – benar merasakan manfaat dari ISO itu sendiri. Selain itu juga seorang Konsultan ISO / Consultant ISO harus mampu menyatukan Teamwork dari semua departemen yang ada sehingga tidak ada Gap di antara mereka. Ketika perusahaan di bidang jasa Konsultan ISO / Consultant ISO dan mempunyai tenaga Konsultan ISO / Consultant ISO mampu menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestiya maka perusahaan tersebut akan tetap eksis, walaupun perusahaan Konsultan ISO / Consultant ISO lainnya memberikan harga lebih murah, Client – client mereka dijamin tidak akan lari karena sudah mendapatkan kepuasan dan memberikan kepercayaan yang tinggi pada perusahaan Konsultan ISO / Consultant ISO tersebut.
Berikut adalah hal-hal mendasar yang perlu anda lakukan untuk dalam memilih Konsultan ISO / Consultant ISO :
1. Carilah Referensi
Anda dapat mencari informasi mengenai Konsultan ISO / Consultant ISO ini melalui  kawan-kawan anda atau rekan bisnis anda, sehingga Kualitas kinerja dari Konsultan ISO / Consultant ISO tidak diragukan lagi. Bahkan informasi mengenai Konsultan ISO / Consultant ISO ini mudah ditemukan di google search engine dengan mengetik “ JASA Konsultan ISO / Consultant ISO. maka anda akan menemukan ribuan jasa Konsultan ISO / Consultant ISO.
2. Carilah melalui direktori-direktori
Biasanya para Konsultan ISO / Consultant ISO yang andal terdaftar pada banyak direktori baik dari directory buku atau secara online. Untuk itu anda perlu meluangkan waktu yang cukup untuk menemukan Konsultan ISO / Consultant ISO yang tepat sesuai yang anda inginkan.
3. Bacalah bagian testimonial/kesaksiannya
Banyak Konsultan ISO / Consultant ISO yang memiliki referensi daftar Client dalam situs mereka perusahaan – perusahaan yang telah ditanganinya. Dengan mengacu pada referensi daftar client  maka anda akan memperoleh gambaran yang tepat mengenai pengalaman, kualitas dan bagaimana cara kerja mereka serta keunggulan mereka terutama yang berhubungan dengan layanan terhadap pelanggan.
4. Bicaralah secara langsung
Dengan Bicara atau bahkan datang langsung ke kantor Konsultan ISO / Consultant ISO akan  lebih baik karena anda bisa memastikan perusahaan Konsultan ISO / Consultant ISO tersebut  fiktif atau tidak, Karena tidak di pungkiri sekarang ini banyak perusahaan jasa Konsultan ISO / Consultant ISO yang memiliki kantor Fiktif yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu dengan datang & berbicara langsung banyak membantu kita dalam mendapatkan gambaran mengenai ISO itu sendiri.
5. Berapa lama anda mendapatkan respons?
Bila anda mengirimkan sebuah email pertanyaan kepada penyedia layanan jasa Konsultan ISO / Consultant ISO, berapa lama yang anda butuhkan untuk mendapatkan jawaban? Bila anda tidak mendapatkan jawaban apappun dalam waktu 24 jam maka mungkin itu adalah suatu tanda yang kurang baik. Kebanyakan dari Konsultan ISO / Consultant ISO memang menggunakan email untuk menjawab pertanyaan, namun itu bukanlah suatu kendala untuk menunggu paling lama 24 jam untuk mendapatkan sebuah respons atas email anda.
6. Carilah melalui Google
Anda dapat menggunakan mesin pencari untuk menemukan orang yang anda cari. Dengan mengetikkan kata kunci “ Jasa Konsultan ISO / Consultant ISO ” maka anda akan melihat ribuan penyedia jasa Konsultan ISO / Consultant ISO.
7. Pilihlah beberapa Konsultan ISO / Consultant ISO
Anda akan menemukan banyak penyedia jasa di bidang ini yang menawarkan hal yang hampir mirip atau sejenis. Untuk itu anda perlu meluangkan waktu yang lebih banyak untuk menentukan pilihan yang paling tepat untuk usaha anda.
8. Mintalah bukti pekerjaan mereka
Perusahaan apa yang pernah menggunakan jasa Konsultan ISO / Consultant ISO mereka? Seberapa bagus posisi dari hasil pekerjaan mereka di mesin pencari Google? Anda dapat membuktikannya dengan melihatnya secara langsung.
9. Bagaimana dengan etika kerja mereka?
Bekerja sama dengan jasa Konsultan ISO / Consultant ISO yang diutamakan adalah Kehandalan, Kecepatan tanggap, Jaminan dan Empati,
10. Pikirkan kembali tentang apa yang anda rasakan
Dengan beberapa pertimbangan tersebut di atas, bagaimana perasaan anda untuk bekerja sama dengan Konsultan ISO / Consultant ISO ? Anda perlu mengetahuinya secara jelas mengenai cara kerja & metode yang dimiliki Konsultan ISO / Consultant ISO tersebut, karena layanan Konsultan ISO / Consultant ISO mempengaruhi baik/buruknya kinerja perusahaan dan sangat erat hubungannya dengan perkembangan bisnis anda. Bila perusahaan  anda membutuhkan Konsultan ISO / Consultant ISO maka pastikanlah bahwa anda bekerjasama dengan ahlinya.
Untuk mendapatkan Konsultan ISO / Consultant ISO yang handal, terpercaya, Berpengalaman dengan  GARANSI JAMINAN KELULUSAN  dan MONEYBACK QUARANTEE serta memberikan KONSULTASI GRATIS setelah sertifikasi selamanya, selama perusahaan menerapkan System ISO terkait maka

Senin, 07 Februari 2011

Proses ISO 9001 : 2008, Sebuah Preview...


Visi, Misi dan Kebijakan mutu ISO 9001 : 2008

Visi, Misi dan Kebijakan mutu merupakan sebagai suatu landasan dalam penerapan ISO 9001 : 2008 pada suatu Perusahaan / Organisasi. Ketiga Hal tersebut pastinya harus dikomunikasikan dari tingkatan paling atas (selaku pembuat Visi, Misi dan Kebijakan mutu) sampai ke tingkat paling bawah. Berikut ini penjelasan tentang ketiga hal tersebut, sbb:

Visi Perusahaan
Merupakan tujuan / rencana jangka panjang untuk menghasilkan cita – cita yang diinginkan. Misal : Perusahaan SNR bergerak di bidang produksi pelumas mempunyai visi sbb: “Menjadi Produsen Pelumas Yang Paling Berkualitas di Indonesia” atau bisa juga “Menjadi Pemimpin pasar dalam produksi Pelumas di Indonesia dengan mengutamakan kepuasan pelanggan”.......dll

Misi Perusahaan
Merupakan tujuan / rencana jangka pendek untuk mendukung VISI yang ada. Contoh Misi:
Membuat inovasi dalam menghasilkan pelumas yang bermutu

Memastikan pengawasan yang ketat terhadap produk yang dihasilkan
Memastikan tingkat kepuasan pelanggan terpenuhi terhadap produk yang dihasilkan
Menciptakan pekerja – pekerja handal sesuai pendidikan & keterampilannya


Kebijakan Mutu Perusahaan
Merupakan tujuan umum mengacu pada visi & misi yang telah ditetapkan Perusahaan / Organisasi. Dengan adanya kebijakan mutu bisa menjadi petunjuk jalan memulai pembuatan Sasaran Mutu, Rencana Manajemen Mutu, Analisa Data dan sebagainya. Kebijakan Mutu ini hendaknya juga ditinjau ulang kesesuaiannya minimal bisa 1 tahun sekali. Contoh Kebijakan Mutu :

Sesuai Visi Misi yang ada, maka PT. SNR menetapkan Kebijakan Mutu sbb (misal)

1.
Mengutamakan Produk Yang Bermutu
2.
Penjaminan pelayanan untuk kepuasan pelanggan
3.
Mengembangkan Sumber daya manusia yang bermutu

Sasaran Mutu dalam ISO 9001

Sasaran Mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses pada suatu Perusahaan / Organisasi. Seperti diketahui bahwa Kebijakan Mutu yang telah ditentukan bisa sebagai pembuka jalan dalam pembuatan Sasaran Mutu, itu merupakan salah satu cara termudah, walaupun bisa saja menggunakan masukan dari tingkatan bawah (bottom-up) atau cara - cara lainnya. Semua cara - cara tersebut setidaknya harus sesuai dengan fokus kepada pelanggan dan dikomunikasikan ke semua tingkatan dalam Perusahaan / Organisasi.
Pembuatan Sasaran Mutu ini terbagi menjadi dua yaitu Sasaran Mutu untuk tingkatan Perusahaan / Organisasi dan Sasaran Mutu untuk tingkatan / fungsi terkait.

Metode Pembuatan Sasaran Mutu dalam ISO 9001 mempunyai prinsip SMART yaitu harus Specific (Spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time-Bound (Batas waktu).
  • Specific : target yang ditentukan haruslah spesifik / jelas, misal: Produk Pelumas IGO
  • Measurable : harus terukur, ex: Produk Off Spec untuk Pelumas (Spesifikasi SAE/ISO VG)
  • Achievable: Target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa dicapai, ex: Standar kapasitas produksi sesuai hasil analisa yang telah ditetapkan untuk bagian blending adalah 140 KL / bulan. Dalam hal ini tidaklah mungkin menetapkan sampai 200 KL / bulan dengan waktu normal yang telah ditetapkan.
  • Relevant: Sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan/sesuai dengan proses / fungsi terkait. Ex: Bagian Produksi setidaknya mempunyai Sasaran Mutu "Ketepatan Waktu Pembuatan Rencana Produksi" bukannya mempunyai sasaran mutu "Tidak ada Kesalahan Pengujian".
  • Time Bound : harus mempunyai batas waktu yang jelas, ex: Produk off spec tidak lebih dari 5 jenis / bulan
Sasaran Mutu yang telah dibuat ini pastinya harus diukur / dianalisa dalam suatu laporan Analisa Data sesuai waktu yang ditentukan dalam pencapaiannya.


Pengukuran Sasaran Mutu ISO 9001 : 2008

Salah satu penetapan Sasaran Mutu dalam ISO 9001: 2008 adalah harus terukur. Artinya target / sasaran yang telah ditetapkan diukur / dihitung untuk menghasilkan suatu nilai yang akan dicapai. Acuan pengukuran sasaran mutu di setiap proses / bagian untuk metode pengukurannya ditetapkan pada suatu "Standard Cara Mengukur Sasaran Mutu". Nah berikut ini cara membuat "Standard Cara Mengukur Sasaran Mutu",  langsung pada contoh, sbb : Sasaran Mutu: "Produk off spec untuk pelumas gear adalah 2 batch/ bulan", Penjelasannya : Jumlah produk tidak bagus / tidak sesuai dengan standard atau tidak dapat diproses lanjut dari total jumlah produk yang dihasilkan, cara mengukur : = (Jumlah Produk off spec / Jumlah batch/ bulan) * 100%, Frekwensi : 1 bulan, PIC : Bag Blending.
  • Sasaran Mutu: "Tidak ada Kesalahan Inspeksi & Pengukuran = 0 ", Penjelasannya: Kesesuaian pengecekan dan pengukuran sesuai dengan standard yang ada, Cara Mengukur : Jumlah hasil Inspeksi & Pengukuran yang lolos dari QC, Frekwensi : 1 bulan, PIC : Divisi QC

Membuat Action Plan ISO 9001 (Rencana Manajemen Mutu)


Dokumen Action Plan atau bisa disebut sebagai dokumen “Rencana Manajemen Mutu” merupakan acuan dari rincian kegiatan untuk mencapai keberhasilan sasaran mutu yang ada di setiap bagian. Sebelum membuat Rencana Manajemen Mutu ini, sudah harus dipastikan bahwa semua sasaran mutu sudah tersedia berupa nama sasaran mutunya serta target yg telah ditetapkan secara benar sesuai metode SMART
Dokumen RMM dibuat dalam bentuk tabel bisa berisi:

  1. Nama Sasaran Mutu : Sesuai dengan sasaran mutu yang ada per Bagian / Divisi / Departement.
  2. Rencana Kegiatan : Rincian kegiatan / aktifitas yang berhubungan dengan sasaran mutu terkait
  3. Waktu Pelaksanaan : Penetapan waktu setiap kegiatan yang direncanakan dari sasaran mutu.
  4. PIC (Personal In Charge) : Orang / bagian yang melaksanakan serta bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut

Tahapan Pembentukan TIM ISO 9001 : 2008

Setiap perusahaan yang akan menerapkan Sistem ISO 9001 langkah yang harus pertama kali dilakukan adalah membentuk team ISO 9001 yang solid.

1. Pembuatan Struktur Organisasai Tim ISO 9001 : 2008
2. Tanggung Jawab Dan Wewenang Dan Sistem Komunikasi Anggota Tim
3. Karakteristik Anggota Tim ISO
4. Kinerja Yang Diharapkan Dari Anggota Tim ISO 9001
5. Strategi Dan Rencana Kerja Anggota Tim
6. Mekanisme Untuk Mengkomunikasikan Visi Dan Strategi

Prinsip Audit Mutu ISO 9001 oleh Lembaga Sertifikasi

Audit mutu ISO 9001 yang dilakukan dari luar Perusahaan seperti dari badan lembaga sertifikasi merupakan cara audit yang pada umumnya dilakukan oleh seorang auditor ISO9001. Lembaga sertifikasi ISO 9001 tersebut mempunyai prinsip atau point – point penting dalam mengaudit suatu perusahaan, berikut ini prinsip audit mutu ISO 9001 oleh lembaga Sertifikasi:

Pemeriksaan Pedoman mutu (Quality Manual):
- Kesesuaian dengan persyaratan standard ISO 9001
- Komitment pimpinan terhadap mutu dan kepuasan pelanggan

Pemeriksaan Prosedur Mutu (Quality Procedure):
- Kesesuaian dengan standard & Pedoman Mutu yang ada
- Ketetapan panduan untuk mencapai persyaratan mutu
- Ketetapan koordinasi antar fungsi di dalam perusahaan
- Penerapan Pemastian Mutu sesuai dengan kesepakatan

Pemeriksaan di tempat kerja:
- Apakah sistem manajemen mutu diterapkan secara konsekwen dan konsisten
- Apakah yang diterapkan itu terbukti efektif
- Apakah dokumentasi lainnya memenuhi syarat
- Apakah ketidaksesuaian dijaga dampak negatifnya dan diperbaiki
- Apakah kebijakan mutu dipahami dan diterapkan di semua lini terkait

Master List Catatan Mutu ISO 9001


Master List Catatan Mutu atau yang juga dikenal sebagai daftar induk formulir merupakan form / lembaran yang berfungsi sebagai pengendali semua catatan mutu yang ada dalam suatu Organisasi / Perusahaan yang menerapkan Sistem ISO 9001 : 2008. Dalam form tersebut bisa dibuat dengan berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan, setidaknya mencakup item nomer, bagian, nama catatan mutu / form, nomer dokumen catatan mutu, lokasi simpan, masa simpan ataupun jika perlu diberi item keterangan. Berikut ini akan dibahas item - item tesebut, sbb:
  1. No (nomer) : berfungsi untuk mengetahui jumlah catatan mutu yang ada dalam suatu bagian.
  2. Bagian : diperlukan jika form master list catatan mutu disusun perbagian pastinya.
  3. Nama / Judul catatan mutu: diisi sesuai nama catatan mutu, ex: Laporan Harian Produksi, Purchasing Order, Jadwal Internal Audit, dsb.
  4. Nomer Dokumen : diisi dengan nomor dokumen catatan mutu sesuai prosedur pengendalian dokumen (pada ketetuan penomoran format formulir)
  5. Lokasi simpan: diisi dengan tempat / lokasi dokumen tersebut disimpan sesuai identitas bagian. ex: di bagian HRD : HR File1, HR File2, HRD, dibagian QC : QC File1, QC file2, QC, dan seterusnya.
  6. Masa Simpan : disesuaikan dengan kebutuhan / kegunaan catatan mutu tersebut terhadap proses yang ada, ex: Laporan Inspeksi barang Masuk disimpan 2 tahun, Pengambilan barang disimpan 6 bulan dan seterusnya.
  7. Keterangan : bisa diisi berupa catatan / informasi perubahan yang berhubungan dengan catatan mutu bersangkutan.

KALIBRASI ALAT UKUR

Dalam sistem ISO 9001 : 2008 elemen 7.6 menguraikan tentang “Pengendalian Alat Pemantauan dan Pengukuran” yang tujuannya bahwa semua alat ukur yang digunakan untuk setiap kriteria kesesuaian selama realisasi produk harus dipastikan keabsahan hasilnya. Untuk pemastian keabsahan hasilnya ini, maka dilakukanlah kalibrasi atau verifikasi. Kalibrasi / Verifikasi itu sendiri adalah membandingkan alat ukur dengan standard ukur yang mampu telusur sesuai standard internasional ataupun nasional untuk diketahui tingkat akurasinya. Istilah Kalibrasi biasanya lebih dihubungkan kepada kalibrasi yang dilakukan di luar Perusahaan / Organisasi, sedangkan Verifikasi merupakan kalibrasi yang dilakukan secara internal oleh petugas berwenang yang ditunjuk.

Beberapa langkah untuk melakukan kalibrasi / verifikasi pada suatu Perusahaan / Organisasi:
  1. Identifikasi kesesuaian persyaratan produk (elemen 7.2.1) beserta proses pemantauan dan pengukuran yang sesuai untuk pemenuhan persyaratan tersebut.
  2. Buat tabel daftar semua alat ukur yang mempengaruhi proses / persyaratan
  3. Lakukan pemilahan apakah alat ukur tersebut akan dikalibrasi eksternal atau dikalibrasi internal.
  4. Buat Jadwal Kalibrasi / Verifikasi untuk setiap alat ukur sesuai dengan kegunaannya untuk beberapa lama waktu yang ditentukan.
  5. Tentukan Perusahaan / laboratorium yang melakukan kalibrasi dan ajukan permohonan kalibrasi eksternal, bila akan dikalibrasi eksternal.
  6. Buat Instruksi Kerja atau standard mampu telusur terhadap verifikasi alat ukur, bila kalibrasi dilakukan secara internal.
  7. Beri identitas terhadap semua alat ukur yang sudah dikalibrasi eksternal maupun internal dan bisa dicatat dalam tabel daftar alat ukur tersebut.
  8. Lakukan pemantauan di lapangan terhadap pemakaian semua alat ukur tersebut dan bila ditemukan alat ukur yang hasilnya menyimpang maka harus menelusuri hasil dari pengukuran sebelumnya agar kesalahan yang terjadi dapat terkendali

Identifikasi Dokumen Eksternal ISO 9001 : 2000 / 2008


Sesuai Elemen ISO 9001 : 2000 / 2008 pasal 4.2.3 tentang pengendalian dokumen di antaranya menyebutkan bahwa dokumen yang berasal dari luar (eksternal) yang dibutuhkan organisasi / perusahaan untuk penerapan Sistem Manajemen Mutu, dikendalikan. Maksud dari pasal tersebut adalah bahwa jika ada dokumen yang berasal dari luar (eksternal) yang terkait dan digunakan sebagai acuan proses kerja untuk penerapan SMM harus diidentifikasi dan dikendalikan seperti dokumen lainnya dan perubahan yang terjadi terhadap dokumen tersebut harus dikontrol terus menerus. Berikut ini cara - cara identifikasi terhadap dokumen eksternal:
  1. Pertama kali bagian MR / Document Controller mengkoordinasikan ke semua bagian agar mendata dokumen eksternal yang ada., contoh dokumen eksternal : Manual Mesin, Diktat Trainning, Katalog sparepart, Buku - buku PP, Material Safety Data Sheet (MSDS), Dokumen Hasil Pengujian dari luar yang jadi standard, dsb.
  2. Masing - masing dari dokumen eksternal tersebut dicap dokumen eksternal yang bisa berisi item : No. dokumen eksternal, Judul dokumen eksternal, Bagian / Departement, Tahun / Tanggal terbit, dsb (yang pasti disesuaikan rincian tersebut sebagai identifikasi).
  3. Bagian Document Controller mencatat semua dokumen eksternal yang masuk dan yang sudah dicap / diidentifikasi ke dalam master list dokumen serta mendistribusikannya ke Bagian / Depertement terkait.
  4. Bila ada perubahan atau dokumen ekstenal yang sudah tidak berlaku serta tidak dipakai sebagai acuan lagi, harus ditarik oleh DC sesuai prosedur pengendalian dokumen



Senin, 31 Januari 2011

Pelumas Shock Breaker Depan Sepeda Motor.

Shock Breaker / Arbsorber sebetulnya tidak memerlukan perawatan khusus, asalkan kita paham akan hentakan di jalan yang bisa membuat shock menjadi cepat rusak. Jika ada rembesan pelumas/oli, artinya sealnya sudah bocor. Sebaiknya segeralah menggantinya (seal dan pelumasnya) dengan yang baru. Jangan menyuntik shock absorber atau mereparasinya. (Dalam hal ini berhubungan dengan ketersediaan spare part di sediakan oleh OEM kendaraan/ OEM (pabrik pembuat) shock absorber di pasaran misal Showa, Kayaba, Ohlins, Tokiko dll).
Ciri lain dari shock breaker yang sudah harus diperbaharui antara lain : bunyi glotak/ berisik per peredaman yang sudah tidak ada pelumasnya/encer/kurang pelumasnya. Shock breaker naik turun  mengayun terus menerus (per/spring naik turun tanpa ada peredam), pada waktu belok tidak ada  redamam tahanan per sehingga keseimbangan kurang/seperti kurang grip pada roda/melayang), roda depan seperti  lari ke kiri/kanan padahal bearing roda masih bagus. bisa juga roda depan habis tidak merata.
Jangka waktu rekomendasi pelumas penggantinya  jika tidak ada kebocoran adalah 20.000 Km . Susahnya adalah jarang tersedianya oli pengganti di pasaran. Kebanyakan orang/mekanik menggunakan pelumas mesin yang tersedia di pasaran. pemakaian pelumas mesin atau pemakaian base oil yang murni tidaklah tepat dan bijak. hal ini dikarenakan dalam shock breaker itu sendiri tidak adanya gesekan antar logam ( sehingga additive yang ada dalam pelumas mesin bisa menjadi kontaminan tersendiri bagi  tube shock ). Dalam shock breaker yang ada adalah perpindahan fluida (cairan) oleh piston penekan cairan ke ruangan lain di dalam inner/tube shock breaker itu sendiri. Pemakaian  base oil murni juga tidak di rekomendasikan , karena base tersebut tidak menggandung additive yang di perlukan dalam proses hidraulik (dalam hal ini adalah proses perpindahan cairan/fluida untuk membantu meredam getaran yang terjadi).
Kerusakan yang terjadi di shockbreaker biasanya adalah getasnya seal oil (pelumas)  , seal Dust (debu) dan Encernya pelumas di dalam shock breaker (umur teknis pelumas shock breaker habis), sehingga pelumas yang telah menjadi encer tidak bisa lagi meredam hentakan dan tekanan yang di alami oleh shock breaker.
sedangkan Tube, piston, spring (per) jarang rusak untuk pemakaian normal. Untuk tube inner bisa baret (dan mengakibatkan bocornya seal) di karenakan pelumas sudah jelek/kotor. Pelumas kotor/jelek di akibatkan oleh oksidasi antara karet seal dan pelumas atau ada juga kotoran yang terbawa masuk kedalam shock breaker atau juga air yang terhisap masuk dalam mekanisme peredaman getaran.
Sifat Fisika yang perlu di perhatikan dalam  pelumas hidraulik ini adalah : Kekentalan pada 40 derajat Celcius ,indek kekentalan (Kemampuan pelumas mempertahankan kekentalannya  terhadap dinamika suhu dan tekanan)  dan  Foaming tendency / stability (kemampuan pelumas untuk menghilangkan gelembung-gelembung yang terjadi saat adanya perpindahan fluida) dan kemampuan pelumas untuk mengendapkan kotoran/ debu /air yang terlarut dalam pelumas hidraulik.
Sifat Kimiawi yang perlu di perhatikan dalam pelumas hidraulik adalah : Additive harus compatible dengan seal karet shock breaker (tidak membuat seal karet menjadi melar/mengkerut), tidak mengandung zink yang dapat mengikis Tube inner yang biasanya dilapisi oleh silver (perak), tidak mengikis tembaga dan logam pelapis yang ada pada spring (per), Washer dan spacer yang ada di dalam shock.
Pelumas hidraulik ini harus memiliki spesifikasi additive yang telah di approval oleh OEM (Pabrik pembuat ) atau mengikuti tingkat kekentalan standar internasional yang di akui (ISO VG). atau mengikuti standar negara pabrik pembuat (JIS, DIN, GM, US Steel Hidraulic , dll. ) sedangkan uji pengetesan pelumas tetap mengikuti  metode ASTM utk pelumas hidraulik.




Jadi kalau sudah waktunya ganti pelumas shockbreaker anda, sebaiknya ganti and keep safety riding.!!

Kamis, 24 Juni 2010

Unsur logam yang terdapat dalam Pelumas bekas












 
Unsur-Unsur ..................Kemungkinan asal Sumber unsur-unsur tersebut

Alluminum(A1) ..............Bearings-Bushings-Blocks-Pistons-Blowers- 
                                      Pumps-Clutches-Washers-  Ingested Dirt  
Barium (Ba)...................Detergent/Dispersant additive
Boron (B) .....................Coolant Additive-EP Additive
Cadmium (Cd)...............Coating on Metals
Calcium (Ca)..................Detergent Dispersant Additive-Salt water-
                                      Road salt
Chromium (Cr) ..............Bearngs-Rings-Rollers-Liners-
                                      Exhaust Valves-Seals-Shafts-Coolant Treatment 
Copper (Cu) .................Bearings-Bushings-Washers-Pumps-Gears-
                                      Pistons-Antiweear Additive
Iron (Fe)........................Blocks-Bearings-Cylinders-Pumps-Liners-Gears-
                                      Pistons-Rings-Discs-Shafts- Valves-Screws 
Lead (Pb) .....................Bearings-Additive
Magnesium (Mg) ...........Hard water-Detergents Dispersants Additive

Manganese (Mn) ...........Detergent Additive
Molybdenum (Mo) ........Rings-Friction Modifier-Anti wear Additive
Nickel (Ni) ....................Bearings-Valves-Shafts
Phosphorus (P) ..............Antiwear Additive

Silicon (Si) .....................Seals-Gaskets-Ingested Dirt-Colant Additive-                        
                                       Anti foaming Additive
Silver (Ag) .....................Bearings-Bushings-Solder

Sodium (Na) ..................Coolant Additive-Road salt-Detergent Additive

Tin (Sn) ..........................Bearings-Bushings-Pistons

Titanium (Ti) ...................Turbine Blades-Compressor Discs-Bearing Hubs

Vanadium (V) .................Valves-Coating on Metals
Zinc(Zn) ........................Anti wear /Inhibitor Additive 
 

Senin, 07 Juni 2010

DASAR-DASAR PEMADAMAN KEBAKARAN


I. SEGITIGA API
Untuk dapat memadamkan api dengan efektif kita harus mempunyai gambaran yang jelas mengenai sebab-sebab terjadinya kebakaran/api.

Terjadinya api disebabkan oleh gabungan tiga unsur yaitu :
a) Bahan yang mudah terbakar
b) Oksigen atau zat pengoksida, dan
c) Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan bakar sampai titik
penyalaannya.

Menurut bentuk bahan bakar (fuel/vapor) dapat dibedakan dalam 3 (tiga) macam yaitu :
a. Padat (solid) contoh : kayu, kain, kertas, plastik
b. Gas (liquid) contoh : premium kerosine, solar dsb
c. Gas contoh : LNG, LPG, propane, butane

Oksigen banyak terdapat diudara (21%). Untuk memulai reaksi yang menimbulkan api antara bahan bakar, dan oksigen diperlukan kenaikan suhu dari kedua komponen terebut. Sumber panas (heat) tersebut dapat berupa :

a. Api terbuka seperti : dapur, rokok, api las, bunga api (spark) dsb.
b. Gesekan (friksi), dapat menimbulkan bunga api dan panas.
Contoh : sumber yang berputar di balok bantalan yang kurang/tidak dilumasi.
c. Listrik/electricity, contoh : sumbu-sumbu yang berputar dibalok bantalan yang
kurang/tidak dilumasi.
d. Permukaan yang panas, contoh : ketel uap, pipa uap, motor bakar, tungku api, pipa
knalpot dsb.
e. Reaksi kimia, yaitu percampuran 2 (dua) elemen yang berbeda, contoh : kalium
permanganat dengan gliserin, asam belerang dengan gula pasir.

Bila temperatur lebih tinggi dari normal dan terus menerus naik, maka kecepatan proses oksidasi juga akan mengalami kenaikan. Misal kertas atau kayu, bersama oksigen dalam 'proses oksidasi cepat' dikatakan terbakar atau mengalami proses pembakaran dan timbul yang disebut api (fire). Jadi API atau PEMBAKARAN didefinisikan sebagai reaksi kimia yaitu proses oksidasi cepat dari suatu zat dengan mengeluarkan panas, terang atau nyala. Jika nyala tidak timbul dapat disebut berasap (smokedering) atau taraf tidak aktif (inactive).

Suatu benda akan terbakar habis bila pada pembakaran pertamanya menghasilkan panas untuk reaksi selanjutnya. Tiga komponen yang dapat menimbulkan api disebut dengan Segitiga Api/Segitiga Kebakaran .

Bila salah satu dari tiga komponen tersebut dilepaskan/dihilangkan maka api tidak akan terjadi.

II. PRINSIP PEMADAMAN API

Sebelum mempelajari lebih jauh prinsip pemadaman api, kita harus mengetahui lebih dahulu klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar. Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran ialah penggolongan atau pembagian kebakaran atau jenis bahan bakarnya. Tujuan klasifikasi ini adalah agar memudahkan kita dalam usaha pencegahan dan pemadaman kebakaran.
Kita dapat memilih media pemadam yang tepat dan sesuai bagi suatu jenis kebakaran, sehingga usaha pencegahan dan pemadaman akan berdaya guna dan tepat guna.

Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980 tanggal 14 April 1980, klasifikasi kebakaran di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kelas A = kebakaran bahan padat biasa, dimana pendinginan ( dengan air atau
larutan berkadar air tinggi) merupakan cara utama untuk memadamkannya.
Contoh : Kebakaran kayu, kain, kertas, karet dan beberapa macam plastik.
2. Kelas B = kebakaran cairan mudah terbakar dimana penyelimutan merupakan cara
utama untuk memadamkannya.
Contoh : kebakaran minyak, gemuk (grease), cat berpelarut minyak, dan gas
mudah terbakar.
3. Kelas C = kebakaran pada peralatan beraliran listrik, dimana untuk
memadamkannya dibutuhkan media pemadam yang tidak menghantarkan listrik. Jika
arus listriknya dimatikan, akan ditemui kebakaran kelas A atau B.
Contoh : kebakaran trafo, panel lstrik, generator, peralatan audio, dll.
4. Kelas D = kebakaran logam, dimana dibutuhkan media khusus untuk
memadamkannya.
Contoh : kebakaran sodium, magnesium, titanium, bahan-bahan radioaktif, dll.

Seperti telah diuraikan diatas, bahwa terjadinya api adalah atas dasar peristiwa segitiga api. Dengan demikian untuk memadamkan api atau untuk mencegah timbulnya api, kita harus menghilangkan salah satu unsur segitiga api atau merusak konsentrasi dari ketiga unsur tersebut, yaitu :

a. Menghilangkan/membatasi atau mengurangi bahan bakar (starvation).
Pemindahan bahan mudah terbakar untuk mematikan api memang efektif, tapi pada
prakteknya memang sulit. Sebagai contoh cara memindahkan bahan bakar yaitu dengan
menutup kerangan, memompa minyak ketempat lain, memindahkan bahan yang mudah
terbakar dll.Cara lain adalah dengan menyiram air pada bahan tersebut atau membuat
penahan/pencegah terjadinya penguapan bahan tersebut yaitu dengan foam yang
menghentikan/memisahkan minyak dengan daerah pembakaran.
b. Memisahkan uap bahan bakar dengan udara (penyelimutan/smothering), sedangkan
prinsip mengurangi kadar oksigen diudara disebut pengenceran/dilusi.
Salah satu contoh cara ini ialah memadamkan minyak terbakar dipenggorengan dengan
jalan menutup penggorengan tersebut. Penyelimutan ini biasanya adalah salahsatu
cara yang paling mudah untuk memadamkan api.
c. Mengurangi panas bahan bakar sampai temperatur dibawah titik penyalaannya
(pendinginan/cooling).
Salah satu cara yang paling luas untuk memadamkan api adalah dengan cara
pendinginan. Pengontrolan suhu mendapatkan penyerapan panas dengan pendinginan
bahan baku sampai titik sehingga tidak bisa menguap untuk menyuplai uap untuk
pembakaran. Air adalah salahsatu bahan penyerap panas yang terbaik dari bahan
lainnya.
d. Memutus rantai reaksi api baik secara kimiawi maupun secara fisis (breaking chain
reaction).
Penelitian yang telah dilakukan dalam beberapa tahun belakangan membuktikan bahwa
pernyataan yang paling dekat tentang pemisah panas, pemisahan bahan bakar, atau
pemisahan oksigen dalam pemadaman kebakaran tidak berlaku, bila Dry Powder atau
bahan-bahan yang mengandung hidrokarbon dipakai untuk bahan pemadam. Bahan-bahan
ini adalah produk-produk menengah yang reaksinya lambat dalam reaksi kebakaran
untuk menurunkan suhu panas (tingkatan evolusi suhu panas) dan untuk pemadam.

III. MEDIA PEMADAM KEBAKARAN

Media pemadam api menurut fasanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

a. Jenis padat : misalnya pasir,tanah,selimut api, tepung kimia (dry chemical)
b. Jenis cair : misalnya air, busa
c. Jenis gas : misalnya gas asam arang (CO2), Halon

Beberapa jenis media pemadam tersebut diterangkan sebagai berikut :

metoda pemadaman api

1. Pasir
Efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B yaitu tumpahan minyak atau ceceran minyak.
Tujuan utama berfungsi untuk membatasi menjalarnya kebakaran, namun untuk kebakaran kecil dapat digunakan untuk menutupi permukaan bahan yang terbakar sehingga memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi, sehingga nyala padam.

2. Tepung Kimia
Menurut kelas kebakaran yang dipadamkan tepung kimia dibagi menjadi sebagai berikut :

a. Tepung kimia reguler (untuk kebakaran kelas B dan C).
Misalnya : Purple K, Plus 50 C, Monnex, Super K.
b. Tepung kimia serbaguna (multipurpose), untuk kebakaran kelas ABC. Misalnya :
Monoamonium Phosphate (MAP).
c. Tepung khusus untuk kebakaran logam (kelas D), misalnya : Met-L-X, TEC, Lith X
Powder dll.

Ciri-ciri tepung kimia (dry powder) adalah :
- Butiran relatif seragam dengan diameter 15-60 mikron,
- Tidak beracun
- Untuk mencegah sifat higrokopis (mengisap air) dan penggumpalan, serta untuk
memberikan daya pengaliran yang lebih baik, maka ditambah “logam stearate” serta
bahan-bahan tambahan (additives tambahan).
- Walaupun cocok untuk kebakaran kelas C (listrik), tetapi dapat merusak instalasi
atau peralatan elektronik karena meninggalkan kotoran/kerak.
- Bagi manusia, segi bahayanya adalah dapat merusak pandangan dan mengganggu
pernafasan.

Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api :
- Secara fisis, yaitu pemisahan atau penyelimutan bahan bakar dengan udara.
- Secara kimia, yaitu memutus rantai reaksi pembakaran, dimana partikel-pertikel
tepung kimia tersebut akan mengikat radikal hidroksil dari api.

3. Air

Air cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Dalam pemadaman kebakaran air yang paling banyak dipergunakan. Hal tersebut karena air mempunyai keuntungan sebagai berikut :
- Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
- Murah
- Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan
- Dapat dipancarkan dalam berbagai bentuk
- Mempunyai daya 'menyerap panas' yang besar, yang menjadi ciri utama dari media
pemadam air.
- Mempunyai daya mengembang uap yang tinggi.

Kelemahan air sebagai media pemadam, antara lain :

- Menghantar listrik sehingga tidak cocok untuk kelas C.
- Berbahaya bagi bahan-bahan kimia yang larut dalam air atau yang eksotherm
(menghasilkan panas).
- Dapat terjadi 'slop over' bila digunakan untuk memadamkan minyak secara langsung

Cara kerja air dalam pemadaman api adalah secara fisis :

- Pendinginan, air mempunyai daya serap yang besar. Panas yang diserap dari 15 °C
sampai 100 °C adalah 84,4 kcl/kg (152 BTU/1bbs)
- Penyelimutan, karena air yang terkena panas akan berubah menjadi uap (steam), dan
uap air tersebut kemudian mengurangi kadar oksigen dalam air (dillution).

4. Busa (Foam)

Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung cairan (bubbles) yang mengapung diatas permukaan zat cair dan mengalir pada permukaan bahan padat. Dari bentuk fisik busa tersebut maka sangat efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B, terutama pada permukaan yang terbakar sangat luas, sehingga sulit bagi media pemadam lain untuk menjangkau tipe kebakaran tersebut.

Media pemadam ini terdiri atas 2 jenis yaitu busa kimia maupun busa mekanik. Ditujukan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B, dan secara terbatas juga untuk kebakaran kelas A.

- Busa Kimia

Busa ini terbentuk karena adanya proses (reaksi) kimia antara larutan Aluminium Sulfat dengan larutan natrium bikarbonat.
Reaksinya adalah :

A12(SO4)3 + 6NaHCO3→ 2A1(OH)3+3Na2SO4 + 6CO2

- Busa Mekanik

Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan-bahan pembentuk busa yang terdiri darai cairan busa, air bertekanan, dan udara.

Untuk melaksanakan proses pembentukan busa ini dipergunakan alat-alat pembentuk busa. Proses pembentukan busa adalah sebagai berikut : Air dicampurkan degan cairan busa sehingga membentuk larutan busa (foam solution). Kemudian udara dicampurkan pada larutan busa dengan proses mekanis yaitu adanya pengadukan atau peniupan udara maka terbentuklah busa mekanis.

Bahan baku busa mekanis antaralain : Fluoro protein (FP70), Fluorocarbon surfactant (AFFF), Hydrocarbon surfactant (Louryl alcohol).


IV. ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Fasilitas alat pemadam kebakaran terbagi atas 3 macam, dan dibedakan menurut konstruksinya, yaitu :

a. Alat pemadam api ringan
b. Alat pemadam api beroda
c. Alat pemadam api instalasi tetap (fixed system)

Pada dasarnya teknik untuk memadamkan kebakaran adalah :
a. Harus dipadamkan sedini mungkin dengan alat pemadam api ringan (APAR) yang
terdekat, atau dengan cara sederhana yang tepat, antara lain : menutupi dengan
goni basah, menyiram dengan air (disesuaikan dengan klasifikasi kebakaran).
b. Bila pertolongan petama gagal, usahakan penanggulangan kebakaran terhadap daerah
yang terbakar dan bersamaan dengan itu usahakan memblokir tempat kebakaran dengan
bangunan lain yang terdekat.
c. Untuk pemadaman yang menggunakan air atau bahan cair, terlebih dahulu harus
memutuskan aliran listrik ditempat yang akan dipadamkan/disemprot.

Yang akan diterangkan berikut ini lebih ditekankan pada penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).

V. ALAT PEMADAM API RINGAN

Penggunaan alat pemadam api ringan (Portable Fire Extinguisher) untuk memadamkan kebakaran awal telah terbukti banyak manfaatnya. Menurut penelitian National Association of Fire Equipment Distributor di Amerika (Bryan, hal 27), dari sejumlah 5400 kasus kebakaran yang diteliti, sekitar 5073 kasus dapat dipadamkan oleh penghuni dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan. Sedangkan kasusnya sisanya dipadamkan dengan menggunakan sistem sprinkler otomatis atau oleh regu pemadam.

Oleh karena itu, NFPA menentukan bahwa APAR harus tetap disediakan untuk memadamkan kebakaran awal. Walaupun tempat tersebut telah dilindungi oleh sprinkler otomatis atau alat pemadam kebakaran yang lain (hidran air, dll). NFPA memberikan batasa, Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah : “suatu peralatan ringan yang berisi tepung, cairan atau gas yang dapat disempurnakan bertekanan, untuk tujuan pemadaman kebakaran” (NFC 10-1981, hal. 10-6)

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980, tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR, dikemukakan bahwa APAR adalah : alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mulanya terjadi kebakaran. Dari kedua batasan diatas tampak jelas ciri-ciri yang memiliki APAR, yaitu : ringan, berisi media pemadam, mempunyai tenaga dorong, digunakan untuk memadamkankebakaran awal, dan dapat dilayani oleh satu orang saja.

Untuk memadamkan kebakaran, APAR memiliki beberapa keterbatasan, baik dalam jumlah media pemadam, jarak jangkau serta lamanya semprotan. Oleh karena itu APAR harus dipergunakan secara cepat dan tepat, agar tidak banyak media pemadam yang terbuang percuma. Dayaguna (effisiensi) dan hasil guna (efektivitas) penggunaan APAR tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. APAR cocok terhadap api yang mungkin timbul.
2. APAR diletakan secara tepat dan dalam keadaan siap pakai (in working order).
3. Kebakaran ditemukan pada saat masih cukup kecil untuk dipadamkan dengan APAR.
4. Kebakaran ditemukan oleh orang yang siap, mau dan mampu mempergunakan APAR tersebut (NFC 10-1981, hal. 10-29).

VI. PEMAKAIAN ALAT PEMADAM API RINGAN

a. APAR jenis Dry Powder (Tepung Kering)

Salah satu contoh Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan media pemadam Dry Powder adalah Model A-20 E (gambar 3)

Cara-cara pemakaiannya adalah sebagai berikut :
1. Turunkan alat pemadam dari tempatnya
2. Lepaskan selang dari jepitan
3. Pegang horn nozzle dengan tangankiri sedangkan tangan kanan menekan
pelatuk/pemecah cartrige dengan posisi badan/muka menyamping dari fill cap racun
api.
4. Lakukan pengetesan ditempat yang aman terlebih dahulu sebelum maju kesasaran api
dengan posisi nozzle keatas
5. Bila alat tersebut baik majulah mendekati api dari arah angin datang (diatas
angin) dengan memegang nozzle sudut 45°.
6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan dry chemical 6” dimuka sudut (tepi) api
dalam jarak kira-kira 2 meter (jangan terlampau dekat). Lalu majulah perlahan
sambil mengibas kekiri dan kekanan sedemikian rupa sehingga semburan dry chemical
melewati tepian api/batas bagian yang terbakar tertutup dengan sempurna.
7. Perhatikan dengan seksama apakah api benar-benar telah mati, kalau telah mati
mundurlah beberapa langkah dan jangan langsung membelakangi api karena kemungkinan
api menyala kembali (flash back) dan akan membahayakan bagi pemakainya.

b. Jenis busa kimia (Chemical Foam)

APAR jenis busa kimia mempunyai konstruksi yang berbeda-beda yaitu :

1. Jenis balik biasa/Overturing
2. Jenis kerangan/Valve
3. Jenis sekat pecah/Breakable seal

Saat menggunakan APAR jenis busa jangan digunakan langsung kepermukaan cairan yang terbakar, tetapi harus diarahkan kedinding vertikal permukaan yang terbakar sehingga foam mengalir kebawah dan membentuk lapisan selimut yang akan menyebar diatas permukaan yang erbakar.

Jenis alat pemadam ini terdiri dari gas cartrige dan stored pressure yang dioperasikan dengan posisi berdiri, tetapi jenis yang lama harus dibalikkan pada saat mengoperasikannya . jenis ini harus dipegang selama dioperasikan dan akan membantu untuk memadamkan api secara cepat, serta pada saat yang sama nozzle harus ditekan untuk memberikan pancaran dengan tekanan yang cukup.

Dibandingkan dengan APAR busa-mekanik, APAR jenis busa kimia memiliki beberapa kelemahan :
- Daya pemadamannya lebih rendah (untuk ukuran APAR yang sama).
- Sekali digunakan tidak dapat dihentikan pancarannya, sehingga mempersulit
penggunaannya.
- Mengandung bahan kimia yang bersifat karat.

c. APAR busa mekanik (Mechanical Foam Extinguisher).

Sistem pendorong : tekanan dorong diperoleh dari gas CO2, baik dengan cara tabung gas (Gas cartrige) maupun tekanan tersimpan (Stored Pressure).

Konstruksinya terdiri dari berbagai jenis :
1. Tipe gas Cartrige.
2. Tipe stored-pressure.

Pemakaian APAR jenis busa (inset:jenis dibalik)

Pada kepala bejana sering dilengkapi dengan katup pengatur, dan pada nozzle terdapat sistem pengisi ventury untuk memasukkan udara gelembung busa .

Keuntungan yang dimiliki APAR tipe ini dibandingkan dengan tipe busa kimia, adalah :
1. Daya pemadamannya tinggi.
2. Aliran busa dapat dikendalikan oleh operator, sehingga memudahkan pemadaman.
3. Sifat karat dari larutannya tidak setinggi allumunium sulfat.

Teknik atau cara penyampaian busa ketempat bakaran adalah :
- Dinginkan wadah cairan yang terbakar
- Selama air masih keluar dari pemancar busa jangan sekali-kali air tersebut
dimasukkan ketempat yang terbakar.
- Bila busa telah keluar dari pemancar, arahkan ketempat yang terbakar.
- Pemasukan busa boleh dengan secara gravitasi atau ditembakkan kebagian dalam
dinding wadah yang terbakar.
- Bila api sudah padam, tetap dilakukan pendinginan dan penyemprotan busanya
diarahkan keluar dari tempat yang terbakar.


d. Jenis Gas

CO2 atau karbondioksida dalam keadaan biasa wujudnya adalah gas yang tidak berwarna, tidak bau, lebih berat dari udara, tidak mengganggu kesehatan (sementara) serta tidak menghantar listrik.
Pengguanaan sebagai media pemadam pada kebakaran, cairan CO2 berubah ujudnya menjadi gas dan mengisap panas dari sekelilingnya serta sumber nyala dan mendesak udara keluar dari sekitar sumber serta proses pembakaran. Sebagai cairan CO2 disimpan dalam silinder dengan tekanan 1000-1200 psi.
Digunakan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. Umumnya APAR tipe ini mempunyai corong/nozzle penyemprot yang lebar.

APAR jenis ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
a. Bersih tanpa meninggalkan bekas pada peralaatan yang disemprotkan, sehingga cocok
untuk laboratorium, percetakan, pabrik makanan.
b. Murah dan mudah diperoleh.
c. Tidak menghantar listrik.


APAR jenis ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
a. Daya pemadaman kurang efektif (dibandingkan dengan media pemadam halon serta Dry
chemical),sehingga perlu konsentrasi yang tinggi untuk pemadamannya.
b. Mudah tersebut sehingga kurang efektif untuk tempat terbuka.
c. Tidak beracun, tetapi inert, sehingga untuk penggunaannya harus diperhitungkan
orang-orang yang ada diruangan tersebut. (Ansul Fire Aid Fire Training, 1974)

Cara-cara pemakaiannya :
1. Turunkan tabung CO2 dari tempatnya
2. Lepaskan horn dari tempat jepitannya
3. Putuskan lead seal (pen pengaman)
4. Pegang horn dengan tangan kiri dan arahkan keatas
5. Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat ditempat sebelum
menuju kearah api)
6. Bila keadaan baik bawa ketempat kebakaran
7. Semprotkan dengan mengarahkan horn kearah api dari arah datangnya angin dan
usahakan agar menutup keseluruhan daerah permukaan api.