Pelumas mineral yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang terbaik digunakan untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri.
Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun
mineral. Minyak pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan
dari pengolahan tersendiri. Pada umumnya pelumas sintetik mempunyai
sifat-sifat khusus, seperti daya tahan terhadap suhu tinggi yang lebih
baik daripada pelumas mineral atau nabati, daya tahan terhadap asam, dll
Pelumas nabati, yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-tumbuhan. Sifat penting yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas sulfur atau belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk mendapatkan sifat gabungan yang baik biasanya sering dicampur dengan bahan pelumas yang berasal dari bahan minyak mineral, biasa disebut juga compound oil.
Nah pelumas Nabati biasanya di gunakan untuk melumasi mesin-mesin yang di pakai pabrik pengolahan makanan (food grade lubricant). The National Sanitation Foundation (NSF) di negara Paman Sam telah membuat dan mengembangkan suatu sistim klasifikasi untuk pelumas yang aman digunakan dalam industri makanan. soalnya kagak mungkin pelumas mineral atau sintetik di pakai di industri makanan (kalau di Amerika mungkin bisa di terapkan, tapi kalau di Indonesia saya mengharapkan sudah juga dilaksanakan )!!!
Klasifikasi umum NSF H-1 :
Secara Umum pelumas tersebut mempunyai sifat : Tidak berwarna, Tidak berbau, tidak berasa, dapat larut dalam air atau alkohol, tidak berpijar/ mengeluarkan cahaya, netral (pH=7), dan tidak mengandung paraffin pada suhu 0 derajat celcius.
Klasifikasi Gemuk H-1 yang di perbolehkan hanya yang mengandung Aluminum stearate, Aluminum Complex, Organo clay dan poly urea. (dengan syarat dan ketentuan yang berlaku oleh FDA)
Klasifikasi H-1 artinya pelumas dapat di pakai dalam proses/ aplikasi , sebaiknya jangan menyentuh makanan. tetapi kalaupun itu mengenai makanan additive yang dipakai harus dalam daftar FDA ( Food and Drug Administration ) titel 21 mengenai approved ingredients list). kalau di Indonesia BPOM. !!!!
Klasifikasi H-2 artinya pelumas tidak dapat/tdak boleh bersentuhan dengan makanan, tetapi kontak / bersentuhan dengan mesin produksi. (dibutuhkan spesial pelumas yang dipakai).
Klasifikasi H-3 artinya pelumas dapat di makan, contohnya untuk melumasi kait dading sapi / ayam di RPH (tapi dengan syarat dan ketentuan yang sangat ketat)
Bahan dasar (Base oil) dapat terbuat dari : Canola (lobak), Soy bean (kacang kedelai ), Bunga matahari dan jagung.
Kekurangan dari sifat Base oils Vegetable ini antara lain : Harganya masih mahalll, ketahanan terhadap oksidasi (Jika di panaskan, cepat berubah warna), additive yang dapat terurai masih langka dan perfomance (ketangguhannya)...jika di pakai di mesin kali yak...lah ini buat makanan kok , kagak perlu yang kuat perfomancenya ??
Ada beberapa tahapan penyulingan dari bahan mentah menjadi bentuk Base oil antara lain seperti gambar di bawah ini :
Pada tahun 2005 pelumas nabati di perkirakan hanya 2% dari total pemakaian pelumas dunia. selain di industri makanan pelumas nabati sudah di pakai dalam mesin dua langkah, roda kereta api dan sistim hidraulik.
Bagaimana perbandingan spesifikasinya dengan pelumas yang di buat dari mineral ?? nih liat deh .
Mudah-mudahan dalam jangka waktu ke depan kita semua (pembuat mesin dan pelumas di dunia ) dapat membuat pelumas yang ramah lingkungan dengan memperbaiki kekurangan sifat sifat dari base oil vegetable.
Ok ....Semoga menambah pengetahuan kita semua !!
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, evapko, chiller ,Boiler,waste water treatment,STP Oli Industri, defoamer anti busa Dll, harga nego, untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA:0813-1084-9918
Terima kasih