Flash point di sini tentunya yang berhubungan dengan suatu karakteristik pelumas. saya akan membahas sekilas mengenai titik nyala yang di miliki pelumas, yang biasanya tercantum dalam spesifikasi karakteristik pelumas serta cara, metoda , alat pengujiannya berdasarkan metoda test ASTM D-92
Saya ambil suatu contoh spesifikasi karakteristik minyak pelumas misalnya sebagai berikut :
Karakteristik | Metoda Test (ASTM) | Hasil Test Tipikal |
No. SAE Viscosity Grade | 0W-50 | |
Color | D-1500 | 12.5 |
Viscosity Kinematic, at 40 °C, cSt | D – 445 | 130.3 |
Viscosity Kinematic, at 100 °C, cSt | 21.03 | |
Viscosity Index | D – 2270 | 187 |
Apparent Viscosity/CCS, cPs | D – 5293 | 6020 |
Total Base Number (TBN), mg KOH/g | D – 2896 | 6.55 |
Flash Point, °C | D-92 | 232 |
Pour Point, °C | D-97 | 51 |
Maka dari informasi tersebut pembacaan arti pada Flash Point ; Minyak pelumas tersebut dapat terbakar jika ada sumber api pada temperatur 232 derajat celcius.
Sebenarnya apa flash point itu ?? Bahasa aslinya seperti berikut :
The flash point of a volatile material is the lowest temperature at which it can vaporize to form an ignitable mixture in air.
Measuring a flash point requires an ignition source. At the flash
point, the vapor may cease to burn when the source of ignition is
removed.
The flash point is not to be confused with the autoignition temperature, which does not require an ignition source, or the fire point,
the temperature at which the vapor continues to burn after being
ignited. Neither the flash point nor the fire point is dependent on the
temperature of the ignition source, which is much higher.
The flash point is often used as a descriptive characteristic of liquid fuel, and it is also used to help characterize the fire hazards of liquids. “Flash point” refers to both flammable liquids and combustible liquids. There are various standards for defining each term. Liquids with a flash point less than 60.5 °C (140.9 °F) or 37.8 °C (100.0 °F)—depending
upon the standard being applied—are considered flammable, while liquids
with a flash point above those temperatures are considered combustible.
Jika di terjemahkan ke bahasa Indonesia kurang lebih pengertiannya sbb :
Titik nyala dari suatu bahan yang mudah menguap adalah suhu terendah di mana ia dapat menguap membentuk campuran yang dapat terbakar diudara. Mengukur titik nyala membutuhkan sumber pengapian. Pada titik nyala, uap bahan dapat berhenti dan menjadi terbakar ketika terdapat sumber pengapian.
Titik flash yang tidak memerlukan sumber pengapian, atau titik api, suhu di mana uap terus membakar setelah dinyalakan. Baik titik nyala maupun titik api tergantung pada suhu sumber pengapian, yang jauh lebih tinggi.
Titik nyala sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif bahan bakar cair, dan juga digunakan untuk membantu mencirikan bahaya api dari cairan. "Titik nyala" merujuk kepada kedua cairan yang mudah terbakar dan cairan tidak mudah terbakar. Ada berbagai standar untuk mendefinisikan istilah masing-masing. Cairan dengan titik nyala kurang dari 60,5 ° C (140,9 ° F) atau 37,8 ° C (100,0 ° F)-tergantung pada standar yang diterapkan-dianggap mudah terbakar, sedangkan cairan dengan titik nyala di atas temperatur tersebut dianggap tidak mudah terbakar.
Mengapa properties Titik nyala ini diperlukan penyajian informasi mengenai minyak pelumas ??? hal ini untuk menunjukan atau memberikan informasi mengenai :
Untuk pelumas baru misalnya dapat mengindikasikan API / kinerja dari pelumas tersebut , SAE / tingkat kekentalan dari pelumas dan Jenis pelumas tersebut (Mineral, Semi synthetic atau synthetic) dan lainnya.
dapat di ukur flash pointnya berdasarkan data-data flash point dari base oil dan campuran additivenya.
Sedangkan untuk pelumas yang sudah dipakai dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara kinerja mesin dan pelumas, usia pakai pelumas dan informasi lainnya. Dalam hal ini tentunya beda jika misalnya pelumas sudah terkontaminan dengan bahan bakar yang masuk ke sistim pelumasan ( Flash point akan rendah / mudah terbakar ) atau juga bisa dalam kondisi jika pelumas sudah terkontaminan dengan air dari sistim pendinginan atau pelumas yang terkena jelaga atau kerak yang ada di dalam mesin ( Dalam kasus seperti ini pelumas akan tinggi flash point nya ).
Ok sekian dulu jangan lupa dikunyah-kunyah lalu dicerna......semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua.!!
Titik flash yang tidak memerlukan sumber pengapian, atau titik api, suhu di mana uap terus membakar setelah dinyalakan. Baik titik nyala maupun titik api tergantung pada suhu sumber pengapian, yang jauh lebih tinggi.
Titik nyala sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif bahan bakar cair, dan juga digunakan untuk membantu mencirikan bahaya api dari cairan. "Titik nyala" merujuk kepada kedua cairan yang mudah terbakar dan cairan tidak mudah terbakar. Ada berbagai standar untuk mendefinisikan istilah masing-masing. Cairan dengan titik nyala kurang dari 60,5 ° C (140,9 ° F) atau 37,8 ° C (100,0 ° F)-tergantung pada standar yang diterapkan-dianggap mudah terbakar, sedangkan cairan dengan titik nyala di atas temperatur tersebut dianggap tidak mudah terbakar.
Mengapa properties Titik nyala ini diperlukan penyajian informasi mengenai minyak pelumas ??? hal ini untuk menunjukan atau memberikan informasi mengenai :
Untuk pelumas baru misalnya dapat mengindikasikan API / kinerja dari pelumas tersebut , SAE / tingkat kekentalan dari pelumas dan Jenis pelumas tersebut (Mineral, Semi synthetic atau synthetic) dan lainnya.
dapat di ukur flash pointnya berdasarkan data-data flash point dari base oil dan campuran additivenya.
Sedangkan untuk pelumas yang sudah dipakai dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara kinerja mesin dan pelumas, usia pakai pelumas dan informasi lainnya. Dalam hal ini tentunya beda jika misalnya pelumas sudah terkontaminan dengan bahan bakar yang masuk ke sistim pelumasan ( Flash point akan rendah / mudah terbakar ) atau juga bisa dalam kondisi jika pelumas sudah terkontaminan dengan air dari sistim pendinginan atau pelumas yang terkena jelaga atau kerak yang ada di dalam mesin ( Dalam kasus seperti ini pelumas akan tinggi flash point nya ).
Ok sekian dulu jangan lupa dikunyah-kunyah lalu dicerna......semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua.!!
bolehkah saya menanyakan sesuatu?
BalasHapusmisalkan kita punya sampel, yang akan digunakan sebagai bahan bakar. bagaimana cara mengetahui bahwa sampel tadi tergolong dalam bahan bakar?
namun hanya punya data besar kandungan energi panas yang terukur dari pembakaran sampel tadi?
tq
BalasHapusBanyak parameter yang harus dilihat sebelum kita memutuskan bahwa sampel tadi tergolong dalam kategori bahan bakar atau bukan. kalau di periksa secara visual dapat lihat : Warna, Bau dan Appearence (ciri fisik seperti mudah menguap dll).
BalasHapusSetelah itu baru kita periksa dengan alat Flash point. dari titik nyala tersebut yang didapat kita bandingkan dengan spesifikasi bahan bakar yang ada di pasaran sehingga kita dapat mengambil suatu pendekatan sampel bahan tersebut termasuk dalam kategori bahan bakar atau tidak.
Untuk memastikan lebih jauh lagi dapat di gunakan metoda-metoda ASTM yang lain untuk pengujian bahan bakar
pak eko bagaimana kita mengecek harga base oil di pasaran, baik itu produk parafin pertamina maupun yg dari import
BalasHapusflash point pada kemasan itu yang mana petunjuknya?apakah tulisan fl.oz itu?terima kasih bantuannya pak..
BalasHapus