Blog saya akan mencoba untuk share ilmu, baik yang Basic atau yang High Tech berdasarkan pengetahuan yang saya di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bekerja di Pabrik Pengolahan Pelumas & Additive, Chief of Lubricant's, QMR ISO 9001 : 2015. AK3-Umum, Listrik & Kimia. Menyukai Elektro (arus keras & lunak), Informatika (Hardware & Software), Mesin (Industri & Automotive). Hobi Turing dengan GSX 250, nge-Back Pack di ASEAN, Berkemah di pegunungan Parahyangan dan Wis-Kul.
Selasa, 31 Januari 2012
Rabu, 18 Januari 2012
Kaizen / Perbaikan Berlanjut / Continues Improvement
Pada kesempatan ini saya akan refreshment lagi mengenai Kaizen karena sebagian bagian dari rekan kerja yang baru bergabung dengan tim ada yang belum memahami dengan benar mengenai Kaizen ,jadi saya coba untuk menaruh di blog agar harapan dapat share /refreshment lagi mengenai Kaizen yang dilakukan oleh bangsa Jepang dengan harapan agar bangsa Indonesia bisa menjadi lebih maju (di bidang pekerjaan).
Kaizen, sebuah kata Jepang yang artinya
“perbaikan berlanjut” atau dapat juga diartikan “berubah
menjadi lebih baik”. Istilah Kaizen ini menjadi begitu terkenal
karena merupakan suatu konsep/falsafah yang dikembangkan bangsa Jepang yang bertujuan untuk menciptakan suatu perubahan menjadi lebih
baik yang melibatkan setiap orang mulai dari level terbawah sampai
level teratas.
Kaizen menjadi kunci sukses Jepang
untuk menciptakan sesuatu dengan efisien yang tinggi (hasil bernilai
lebih dengan “waste”/limbah yang minim) yang juga menciptakan
lingkungan kerja yang lebih baik dan perkembangan proses yang stabil
sesuai standar baku.
Kaizen adalah suatu konsep yang terus
berproses dan tidak pernah berakhir.
Untuk melaksanakan Kaizen ada beberapa
hal pokok yang harus dipegang teguh:
- Sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang paling penting
- Keberhasilan tidak mungkin dicapai dengan perubahan yang besar dan mendadak tetapi melalui perubahan kecil-kecil yang berkesinambungan.
- Keberhasilan yang dicapai harus diukur berdasarkan penilaian statistik atau pengukuran kinerja suatu proses (harus ada penilaian yang terukur, tidak rancu).
Salah satu bentuk aktual Kaizen adalah
proses 5S.
5S diciptakan oleh bangsa Jepang yang
terdiri dari 5 kata jepang: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke. Di Indonesia diterjemahkan menjadi 5R: Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, dan Rajin.
Dalam bahasa Inggris 5S juga sering
diterjemahkan menjadi: Sort(Tidiness), Set (Orderliness), Shine
(Cleanliness), Standardize (Standardization), dan Sustain
(Discipline).
5S/5R merupakan suatu proses sederhana,
terstruktur dan mudah dipahami untuk menciptakan suatu keadaan yang
terorganisir, bersih dan baku.
Ringkas (Seiri):
“Singkirkan semua sampah dan semua yang tidak diperlukan dilokasi
kerja”
Meringkas / mengeliminasi orang,
barang, alat, mesin, dokumen, ruang, pekerjaan dll yang tidak
dibutuhkan dalam pekerjaan. Hanya yang diperlukan saja yang ada
dilokasi kerja.
Ringkas tidak hanya memilah mana yang
perlu dan tidak perlu, namun juga harus ada formulasi kebijakan /
aturan yang jelas untuk mencegah masalah pada sumbernya.
Ringkas merupakan R yang membuka jalan
untuk mewujudkan 4R lainnya.
Kendala mencapai Ringkas:
- Masih ada rasa “sayang”
- Masih diperlukan pada waktu mendatang yang belum jelas
- Nilai sejarah
Langkah-langkah:
- Memilah menjadi kelompok “diperlukan” dan kelompok “tidak diperlukan”
- Bila ada keragu-raguan tambah kelompok “ragu-ragu”
- Kelompok “tidak diperlukan” selekasnya disingkirkan dari lokasi kerja
- Kelompok “diperlukan” dipilah menjadi “sering”, “kadang”, dan “jarang”
- Pembagian “sering”, “kadang”, dan “jarang” mempengaruhi pengaturan saat sedang tidak dipergunakan
- Kelompok “ragu-ragu” diberi batas waktu yang sesingkat-singkatnya untuk masuk menjadi kelompok “diperlukan” atau kelompok “tidak diperlukan”
Rapi (Seiton): “Atur
semuanya ditempat semestinya”
memastikan segalanya tertata rapi
ditempatnya sesuai urutan yang telah ditentukan sehingga saat
dibutuhkan mudah didapatkan. Mottonya: “tersedia tempat untuk
semuanya dan semuanya ada pada tempatnya”.
Rapi ini hanya bisa berjalan melalui
kedisiplinan dari semua yang berperan serta.
Kendala mencapai Rapi:
- Tidak disiplin mengembalikan pada tempatnya semula/tempat yang seharusnya.
- Belum ada penentuan tempat yang baku
Langkah-langkah:
- Menentukan lokasi/tempat simpan yang baku untuk semua yang termasuk kelompok “diperlukan”
- Membuat lokasi / tempat simpan yang mudah dilihat dan diakses
- Membuat aturan main tentang penyimpanan ini dan memastikan semua yang berkepentingan mengetahui aturan main ini.
Resik (Seiso):
“Bersihkan lokasi kerja, semua orang harus menjadi tukang
bersih-bersih”
Menjaga kebersihan lokasi, mesin dan
alat. Sehingga lingkunga kerja selalu terlihat bersih dan terawat.
Menjaga kebersihan ini menjadi tanggung jawab semua sesuai area
kerjanya masing-masing, sehingga tumbuh kesadaran bahwa kebersihan
lingkungan saya merupakan kewajiban saya bukan tugas orang
kebersihan.
Kesadaran menjaga kebersihan lokasi,
mesin dan alat ini akan meningkatkan rasa memiliki dan karena setiap
hari memperhatikan lokasi, mesin dan alat maka bila terjadi
ketidaknormalan (misalnya kebocoran, kerusakan dll) dapat terdeteksi
sedini mengkin.
Kendala mencapai Resik:
- Tidak ditekankan sebagai salah satu kewajiban kerja dan dinilai
- Alat kebersihan tidak terseda
Langkah-langkah:
- Mengumpulkan semua personil dan mendeklarasikan Resik ini sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
- Menentukan batas-batas / pembagian area dan penanggungjawabnya
- Atasan harus menegur dan membantu bawahannya yang tidak menjaga kebersihan lokasi, mesin dan alat yang menjadi tanggungjawabnya.
- Diadakan lomba berkala untuk bidang kebersihan dengan juri dari manajemen dan disediakan penghargaan / hadiah bagi yang terbersih.
Rawat (Seiketsu):
“Bakukan agar tetap berjalan”
Apa yang telah dicapai melalui 3R
sebelumnya harus mampu terus dirawat sehingga dapat konsisten
berjalan. Untuk itu perlu dibuatkan suatu aturan tertulis yang
mencantumkan pengaturan dari yang sudah terjadi sehingga lahirlah
suatu standar kerja bersama. Sehingga keharmonisan kerja dapat
tercipta karena sudah ada batasan-batasan / aturan-aturan yang
harusdipatuhi bersama.
Panduan sederhananya : “tulis apa
yang sudah dikerjakan dan kerjakan apa yang sudah ditulis”
Kendala mencapai Rawat:
- Ketidakkonsistenan menjaga yang telah dicapai dan dilakukan / “hangat-hangat tai ayam”
- Pimpinan tidak menganggap sebagai hal yang penting untuk terus dijalankan sehingga tidak dibakukan.
Langkah-langkah:
- Mengumpulkan beberapa personil yang berpengaruh secara sosial terhadap personil lain dan membuat rumusan aturan yang akan menjadi standar kerja bersama.
- Mensosialisasikan aturan baru tersebut dengan menempel ditempat yang dapat dilihat bersama
- Menetapkan aturan baru tersebut menjadi aturan baku perusahaan yang harus dipatuhi dan ada sangsi bila terjadi pelanggaran
- Aturan tersebut selalu ditinjau dan diperbarui agar menjadi semakin sempurna
Rajin (Shitsuke):
“Lakukan setiap hari jadikan sebagai kebiasaan”
Bagian akhir dari 5R, yaitu menjadikan
yang sudah dikerjakan pada 4R sebelumnya sebagai suatu kebiasaan
sehari-hari. Butuh komitmen dari semua untuk sukarela melaksanakannya
setiap hari.
Kendala-kendala:
- Tidak mau berubah dari kebiasaan lama yang kurang baik
- Kembali kekebiasaan lama yang kurang baik
Langkah-langkah:
- Pemahaman dan penyadaran bahwa yang baru adalah yang lebih baik dan jangan dianggap sebagai beban
- Dilakukan terus setiap hari sehingga sehingga menjadi gaya hidup yang baru
- Awalnya dengan sedikit paksaan dan tekanan agar dapat berjalan dan bisa merasakan perbedaan yang terjadi
Bila R nomor 5 ini sudah bisa berjalan
dengan baik maka program 5R/5S ini sudah pasti akan berjalan terus
sepanjang waktu meskipun tanpa pengawasan dari atas.
Eliminate Muda
Muda dapat diartikan sebagai “Yang
Tidak Berguna”
Segala aktvitas yang tidak ada nilai
tambahnya dalam oprational dapat diartikan sebagai muda.
Berputar-putar mencari perkakas adalah Muda. Muda dapat muncul dalam
berbagai kegiatan dan harus dieliminasi:
- Produksi berlebihan dan inventory, namun barang tidak segera digunakan.
- Cacat produksi yang mengharuskan perbaikan dan pembuangan
- Pergerakan yang membuang-buang energi.
- Menunggu; saat set-up mesin atau mesin rusak.
- Transportasi, penjadwalan yang kurang cermat; terlalu sering dan terlalu jarang dalam melakukan perpindahan barang.
Gemba
Gemba adalah bahasa jepang yang berarti
“Tempat yang sebenarnya”, dimana perbaikan dilakukan pada tempat
yang seharusnya. Hal ini berarti kita tidak akan pernah bisa melihat
suatu masalah yang terjadi diperusahaan kita bila kita tidak terjun
langsung ke lokasi dimana permasalahan itu mungkin terjadi.
Ganti Pelumas Transmisi Matik
Ganti Oli Transmisi Matik Biar Gearbox Jadi Lebih Awet
Selain penggunaan yang simple, mudah, nyaman dan menyenangkan khususnya di wilayah perkotaan yang cendrung padat, membuat populasi skuter otomatik atau skutik terus meningkat. Bahkan keberadaannya kini telah mengalahkan motor bebek yang telah puluhan tahun malang melintang di dunia permotoran tanah air.Tapi sayangnya, kepemilikan skutik tak diberangi dengan pemahaman yang menadai tentang bagaimana merawat dan memperlakukan motor tanpa tuas transmisi ini. Masih banyak penggunanya yang belum paham dengan perawatannya selain servis rutin. Contoh kecil mengganti oli gearbox.
Layaknya motor lainnya, motor matik juga punya gearbox walaupun enggak serumit motor manual. Nah bagian ini tentunya membutuhkan perawatan dengan cara mengganti oli transmisi secara berkala.
Hal ini supaya kinerja tetap maksimal dan enggak menimbulkan suara mengganggu.
Umumnya masalah awal yang timbul jika tak memperhatikan oli transmisi, akan timbul bunyi kasar dalam bak transmisi. Hal tersebut terjadi karena gesekan antar gigi transmisi yang sudah minim pelumasan. Jika dibiarkan akan terjadi keausan di bagian tersebut.
Yang jadi pertanyaan, kapan kah waktu yang tepat untuk mengganti oli transmisi ? Untuk penggantian oli transmisi, ukuran jarak tempuh yang dijadikan patokan jika sudah menempuh jarak 20.000 km, maka itulah saatnya oli transmisi harus diganti.
Bagi pemilik skutik, tak selalu harus membawa skuternya ke bengkel hanya untuk mengganti oli transmisi. Bisa kok melakukannya sendiri tanpa harus membuang waktu pergi ke bengkel. Sebagai contoh, kita lakukan penggantian oli transmisi pada Honda Vario. Lantas bagaimana dengan skutik lainnya?
Tenang, nggak perlu khawatir. Karena untuk semua motor matik hampir sama cara pengerjaannya. Alat-alat yang harus disiapkan kunci ring 12, selang aquarium, mangkuk untuk menampung oli bekas dan tentunya oli transmisi baru yang dapat diperoleh seharga Rp 11 sampai 15ribu.
Khusus untuk motor matik keluaran Honda, posisi baut dan cara pengerjaannya sama,
Pertama, lepas baut pembuangan yang dilengkapi O-ring dengan kunci 12 [gbr.1]. Sambil menunggu oli keluar semua, lepas juga baut untuk pengisian oli transmisi yang baru [gbr.2]. Untuk lebih memaksimalkan oli lama dalam bak transmisi keluar semua, putar perlahan roda belakang.
Setelah oli lama sudah keluar semua, pasang baut lubang pembuangan dengan cara kebalikan langkah sebelumnya. Nah, lanjut dengan memasukkan oli transmisi baru dengan menggunakan selang akuarium yang sudah dipersiapkan tadi untuk mempermudah [gbr.3]. Pastikan olinya masuk semua ya.
Terakhir, tinggal pasang kembali baut masuk oli dengan cara kebalikan saat membongkar. Beres deh, gearbox jadi lebih terawat dan awet pastinya.
Selamat Mencoba !!!!
Mengenal Enam Bentuk Tanah Kavling
Ini pengalaman saya , karena sering melihat brosur-brosur perumahan yang datang ke kantor serta pernah baca buku mengenai " Kaya melalui properti".
Dalam sebuah perumahan, terdapat bermacam-macam bentuk tanah kavling, sesuai letak atau posisinya di dalam perumahan tersebut. Masing-masing bentuk kavling memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, sehingga Anda harus memilih sesuai keinginan dan tujuan Anda membeli.
Tipe A: Cul De Sac Lot
Dalam bahasa Perancis, Cul De Sac berarti jalan buntu. Sesuai dengan namanya, tipe kavling ini terletak di ujung jalan buntu.
Kelebihan:
* Bagian depan kavling yang sempit sangat baik, jika dilihat dari sisi keamanan.
* Memiliki bagian belakang yang melebar.
* Karena bagian depan sempit, membuat tipe kavling ini lebih tenang dan damai.
* Sangat cocok untuk lokasi tempat tinggal.
Kekurangan:
* Hanya memiliki area yang sempit untuk parkir di depan rumah.
* Pintu masuk yang sempit.
* Lahan parkir di depan rumah terbatas
Tipe B: Interior Lot
Interior lot adalah jenis kavling yang paling umum dalam sebuah cluster. Jenis kavling ini terletak di tengah deretan kavling dalam satu blok.
Kelebihan:
* Dari sisi keamanan lebih terjaga, karena hanya memiliki satu akses pintu masuk.
* Memerlukan sedikit maintenance.
* Tidak terlalu berisik.
* Lebih private dibanding tipe corner lot.
Kekurangan:
* Untuk tempat tinggal, masalah sirkulasi udara harus menjadi perhatian.
* Hanya memiliki satu arah pandang (view).
Tipe C: T-Intersection Lot
Posisi tipe ini di Indonesia lebih dikenal dengan istilah "tusuk sate". Bagi yang percaya perhitungan feng shui, kavling seperti ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri yang tidak dimiliki kavling jenis lain.
Kelebihan:
* Pandangan yang luas di muka rumah.
* Kavling tipe ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai lokasi komersial, karena terlihat dari jauh.
Kekurangan:
* Penghuni akan sering terganggu oleh lampu kendaraan yang melintas saat malam.
* Kurang aman jika dilihat dari sisi keamanan, terutama oleh lalu lintas kendaraan di muka rumah.
* Tipe ini kurang cocok dijadikan sebagai tempat tinggal.
Tipe D: Corner Lot
Jenis kavling ini, lebih dikenal sebagai kavling sudut atau hoek. Sebagian orang menghindari tipe ini, tetapi sebagian lagi justru mencari kavling sudut, karena umumnya kavling jenis ini memiliki tanah yang lebih luas dibanding tipe interior.
Kelebihan:
* Kavling lebih luas dibanding kavling interior.
* Memiliki dua muka (pintu masuk).
* Baik untuk tempat tinggal, karena memiliki sirkulasi udara yang baik dan halaman yang luas.
* Baik untuk tempat komersial, karena memiliki area parkir yang luas.
Kekurangan:
* Memerlukan biaya perawatan (maintenance) yang tinggi.
* Dari segi keamanan agak riskan, karena memiliki dua pintu masuk.
* Suasana cenderung lebih berisik, terutama jika kavling berada di persimpangan jalan.
Tipe E: Key Lot
Kavling jenis ini terletak di tengah-tengah kavling lain, sehingga dari atas terlihat seperti mengunci kavling-kavling di sekelilingnya.
Kelebihan:
* Bentuk kavling memanjang ke belakang.
* Memiliki area parkir yang luas.
* Dari sisi keamanan lebih terjaga, karena hanya memiliki satu akses pintu masuk.
* Memerlukan sedikit maintenance.
* Tidak terlalu berisik.
* Lebih private dibanding tipe corner lot.
Kekurangan:
* Untuk tempat tinggal, masalah sirkulasi udara harus menjadi perhatian.
* Hanya memiliki satu arah pandang (view).
* Dekat dengan septic tank tetangga.
Tipe F: Flag Lot
Disebut flag lot atau kavling bendera, karena kavling ini berbentuk "L" seperti bendera yang sedang berkibar. Mungkin bentuk kavling ini amat jarang didapati dalam sebuah cluster perumahan.
Kelebihan:
* Keamanan lebih terjamin, karena pintu masuk mudah diawasi dan posisi kavling tersembunyi.
* Dari kaca mata feng shui, tipe ini lebih disukai, karena bentuk denahnya yang mengantung di belakang.
Kekurangan:
* Tidak memiliki akses langsung ke jalan utama.
* Tidak disarankan sebagai lokasi komersial.
Semoga bermanfaat bagi saudara-saudara yang akan membeli properti.
Senin, 16 Januari 2012
Pengetahuan Mengenai Ring Piston Mesin (Motor Bakar)
Fungsi Tiga Ring Piston di Mesin 4-Langkah (4-tak)
Tiap ring punya fungsi beda
Mesin 2-tak dan 4-tak punya perbedaan di banyaknya ring piston yang diaplikasi. Jika di engine 2 langkah tersedia dua ring, sedang di mesin 4-tak terdapat 3 ring. Tidak salah jika biasa disebut ring 1, 2 dan 3.
Ada juga yang hanya dua ring. Tapi itu "spesial order" untuk kebutuhan balap.
Setiap ring, fungsinya berbeda. Ring 1 alias ring paling atas berfungsi menahan tekanan kompresi. Kompresi yang tercipta akibat proses pembakaran di ruang bakar. Dalam hal ini, ring alias cincin kompresi tidak boleh aus. Jika aus, kompresi bocor.
Lanjut ke ring 2. Sebenarnya ring ini juga berfungsi sebagai ring kompresi. “Lebih tepatnya, berfungsi sebagai sil kompresi. Yaitu, untuk menjaga dan menahan dari kebocoran,
Tulisan atau tanda selalu menghadap keatas
Selain itu, ring kedua juga bertugas untuk menyapu pelumas di liner. Jadi, tidak ada pelumas yang diperbolehkan naik ke atas dan melebihi ring 1, ring kedua juga punya desain yang tidak jauh beda dengan ring pertama. Maka itu, terkadang membedakannya cukup sulit. Kalau baru, bisa dilihat dari tulisan atau tanda tertentu. Misalnya, R1 atau top,
Tapi dari warna juga bisa sedikit dibedakan. Biasanya, bagian dalam ring 1 agak mengkilap. Sedang ring 2, sedikit abu-abu. Ketika pemasangan, tulisan atau tanda selalu menghadap keatas. Atau khusus ring 1, bagian tirus menghadap ke atas.
Terakhir, ring 3. Ini yang bedakan engine 2–tak dan 4-tak. Biasa disebut juga ring oli atau ring cacing. Ring ini punyai ulir, jadi memungkinkan sebagai tempat penyimpanan dan pembawa pelumas bagi piston dan linner.
Tiap ring punya fungsi beda
Mesin 2-tak dan 4-tak punya perbedaan di banyaknya ring piston yang diaplikasi. Jika di engine 2 langkah tersedia dua ring, sedang di mesin 4-tak terdapat 3 ring. Tidak salah jika biasa disebut ring 1, 2 dan 3.
Ada juga yang hanya dua ring. Tapi itu "spesial order" untuk kebutuhan balap.
Setiap ring, fungsinya berbeda. Ring 1 alias ring paling atas berfungsi menahan tekanan kompresi. Kompresi yang tercipta akibat proses pembakaran di ruang bakar. Dalam hal ini, ring alias cincin kompresi tidak boleh aus. Jika aus, kompresi bocor.
Lanjut ke ring 2. Sebenarnya ring ini juga berfungsi sebagai ring kompresi. “Lebih tepatnya, berfungsi sebagai sil kompresi. Yaitu, untuk menjaga dan menahan dari kebocoran,
Tulisan atau tanda selalu menghadap keatas
Selain itu, ring kedua juga bertugas untuk menyapu pelumas di liner. Jadi, tidak ada pelumas yang diperbolehkan naik ke atas dan melebihi ring 1, ring kedua juga punya desain yang tidak jauh beda dengan ring pertama. Maka itu, terkadang membedakannya cukup sulit. Kalau baru, bisa dilihat dari tulisan atau tanda tertentu. Misalnya, R1 atau top,
Tapi dari warna juga bisa sedikit dibedakan. Biasanya, bagian dalam ring 1 agak mengkilap. Sedang ring 2, sedikit abu-abu. Ketika pemasangan, tulisan atau tanda selalu menghadap keatas. Atau khusus ring 1, bagian tirus menghadap ke atas.
Terakhir, ring 3. Ini yang bedakan engine 2–tak dan 4-tak. Biasa disebut juga ring oli atau ring cacing. Ring ini punyai ulir, jadi memungkinkan sebagai tempat penyimpanan dan pembawa pelumas bagi piston dan linner.
Ganti Pelumas ?....... Pastikan Volume Pelumas Pas ( Sesuai yang di sarankan pabrik )
Sekarang, motor-motor yang diproduksi pabrikan mulai banyak model. Selain tipe sport dan bebek, varian skubek yang diluncurkan pun mulai beragam bentuknya.
Bahkan ada pabrikan meluncurkan skubek dengan konstruksi mesin simpel. Sehingga takaran atau kapasitas pelumas di dalam crankcase hanya sedikit. Contohnya Suzuki Nex yang butuh pelumas cuma 650 ml atau lebih kecil dari bebek atau skubek lainnya.
Seperti diketahui, takaran pelumas di bak mesin umumnya 1 liter untuk motor sport 100 sampai 150 cc. Jika lebih dari itu biasanya butuh lebih dari seliter, seperti Yamaha Scorpio 1.300 ml atau Suzuki Thunder 250 harus 1.400 ml dalam kondisi pasca ganti pelumas. Sedang di motor bebek yang rata-rata kapasitas silinder nya tak lebih dari 130 cc, pelumas yang dibutuhkan sekitar 800 cc.
Nah, karena adanya perbedaan konstruksi mesin baik tipe sport, bebek atau skubek, ada baiknya pemilik kendaraan lebih teliti saat akan mengganti Pelumas.
Maksudnya biar tidak kurang atau kelebihan yang bisa mempengaruhi performa motor. Makanya sebelum ganti pelumas biasakan untuk melihat tulisan angka yang tertera di bagian bak mesin sebelah kanan.
Efek terhadap mesin yang sengaja di isi pelumas kurang dari standar adalah mesin cepat panas dan cepat rusak. Jangan sampai ini terjadi.!!!
Mau tahu efeknya, terhadap mesin yang sengaja diisi pelumas lebih banyak dari standar. Hasilnya, power drop!
Test Volume Pelumas Mesin jika volume berlebih maka Power akan Turun !!!
maka :
Pastikan volume pelumas sesuai kebutuhan dan anjuran !!!
Pasti kita tidak akan mengira, jika memberi volume pelumas mesin lebih dari kebutuhan standar itu akan memberi efek penurunan tenaga. Tapi, ini buktinya! Power pacuan bisa drop lebih dari 2 dk alias daya kuda
Kejadian bermula dari seorang teman pemilik Honda BeAT. Dia coba melakukan penggantian pelumas mesin sendiri. Sejatinya, skubek 110 cc non-radiator dari pabrikan Honda hanya membutuhkan oli sekitar 0,8 liter.
Tapi, teman yang suka ganti pelumas mesin sendiri itu lupa/sengaja akan kebutuhan standar pelumas BeAT. Tanpa disadari/sengaja, dia mengisikan semua oli baru yang berasal dari botol pelumas yang memiliki volume 1 liter. dengan alasan masih sayang dengan sisa pelumas 200 ml dari pada di buang, mending dimasukan semua dan masih menganut anggapan lama "pelumas banyak, mesin tambah adem " ujarnya.
“Ketika mesin hidup, tidak ada masalah. Tapi, setelah dipakai berjalan beberapa ratus meter, motor seperti mati tiba-tiba (tak ada pasokan udara dan seperti mesin mau mati” bilangnya.
Memang, itu bisa saja terjadi. “Karena pelumas yang terlalu penuh, kinerja kruk as berputar menjadi lebih berat. Seakan tidak ada ruang kosong untuk gerak bebas,”
Ruang kosong yang berfungsi sebagai momen gerak kruk as, jadi tidak ada. Akhirnya, part pemutar langkah piston itu menjadi berat karena memang harus mengaduk seluruh pelumas yang ada di crankcase.
Padahal, pelumas di engine matik hanya berfungsi untuk melumasi kruk as dan bagian blok silinder hingga kepala silinder saja.
Lain halnya kalau di engine bebek atau sport ada tugas tambahan yaitu harus melumasi girboks
Agar lebih real soal efek oli berlebih ini akan di dyno
Putaran mesin berat, power drop
Metode awal, dilakukan tes jalan. Oli mesin dikuras. Kemudian, dimasukan pelumas sekitar 1–1,1 liter. ketika distarter memang tidak ada masalah. Mesin pun langsung hidup sejadinya.
Tapi, ketika baru dipakai berjalan sekitar 1 km, engine mengindikasikan kalau putaran menjadi berat. Sejenak kemudian, ringan kembali. Kejadian putaran berat-ringan ini dialami berulang selama motor berjalan. Selama putaran berat, grip gas atau rpm mesin tidak mau dikail lebih tinggi.
Pengetesan selanjutnya dilakukan di atas mesin dyno.
Pertama, dilakukan pengukuran power dengan oli sesuai anjuran pabrik. Ya, 0,8 liter. Power yang didapat, 6,9 dk/7.764 rpm.
Kedua, dilakukan pengisian tambahan sampai pelumas di mesin berisi 1,1 liter. Lanjut diajak jalan lagi di atas mesin dyno, power skubek ini langsung drop hingga 4,3 dk/ 7520 rpm. Tapi, untuk mencapai power dan rpm ini, dibutuhkan waktu cukup lama. Begitu juga torsi maksimal. Dari awalnya 6,7 ft-lbs/ 6.047 rpm turun menjadi 5,07 ft-lbs/ 6.143 rpm.
Bahkan meski grip gas diputar lebih dalam lagi, kitiran mesin pun seperti ogah beranjak naik. Beraaatttss...Sampai-sampai takutnya malah akan mengakibatkan mesin jebol! Kini, terjawab sudah. So, sebaiknya memang isi pelumas sesuai kebutuhan mesin dan anjuran pabrikan ya!
Bahkan ada pabrikan meluncurkan skubek dengan konstruksi mesin simpel. Sehingga takaran atau kapasitas pelumas di dalam crankcase hanya sedikit. Contohnya Suzuki Nex yang butuh pelumas cuma 650 ml atau lebih kecil dari bebek atau skubek lainnya.
Seperti diketahui, takaran pelumas di bak mesin umumnya 1 liter untuk motor sport 100 sampai 150 cc. Jika lebih dari itu biasanya butuh lebih dari seliter, seperti Yamaha Scorpio 1.300 ml atau Suzuki Thunder 250 harus 1.400 ml dalam kondisi pasca ganti pelumas. Sedang di motor bebek yang rata-rata kapasitas silinder nya tak lebih dari 130 cc, pelumas yang dibutuhkan sekitar 800 cc.
Nah, karena adanya perbedaan konstruksi mesin baik tipe sport, bebek atau skubek, ada baiknya pemilik kendaraan lebih teliti saat akan mengganti Pelumas.
Maksudnya biar tidak kurang atau kelebihan yang bisa mempengaruhi performa motor. Makanya sebelum ganti pelumas biasakan untuk melihat tulisan angka yang tertera di bagian bak mesin sebelah kanan.
Efek terhadap mesin yang sengaja di isi pelumas kurang dari standar adalah mesin cepat panas dan cepat rusak. Jangan sampai ini terjadi.!!!
Mau tahu efeknya, terhadap mesin yang sengaja diisi pelumas lebih banyak dari standar. Hasilnya, power drop!
Test Volume Pelumas Mesin jika volume berlebih maka Power akan Turun !!!
maka :
Pastikan volume pelumas sesuai kebutuhan dan anjuran !!!
Pasti kita tidak akan mengira, jika memberi volume pelumas mesin lebih dari kebutuhan standar itu akan memberi efek penurunan tenaga. Tapi, ini buktinya! Power pacuan bisa drop lebih dari 2 dk alias daya kuda
Kejadian bermula dari seorang teman pemilik Honda BeAT. Dia coba melakukan penggantian pelumas mesin sendiri. Sejatinya, skubek 110 cc non-radiator dari pabrikan Honda hanya membutuhkan oli sekitar 0,8 liter.
Tapi, teman yang suka ganti pelumas mesin sendiri itu lupa/sengaja akan kebutuhan standar pelumas BeAT. Tanpa disadari/sengaja, dia mengisikan semua oli baru yang berasal dari botol pelumas yang memiliki volume 1 liter. dengan alasan masih sayang dengan sisa pelumas 200 ml dari pada di buang, mending dimasukan semua dan masih menganut anggapan lama "pelumas banyak, mesin tambah adem " ujarnya.
“Ketika mesin hidup, tidak ada masalah. Tapi, setelah dipakai berjalan beberapa ratus meter, motor seperti mati tiba-tiba (tak ada pasokan udara dan seperti mesin mau mati” bilangnya.
Memang, itu bisa saja terjadi. “Karena pelumas yang terlalu penuh, kinerja kruk as berputar menjadi lebih berat. Seakan tidak ada ruang kosong untuk gerak bebas,”
Ruang kosong yang berfungsi sebagai momen gerak kruk as, jadi tidak ada. Akhirnya, part pemutar langkah piston itu menjadi berat karena memang harus mengaduk seluruh pelumas yang ada di crankcase.
Padahal, pelumas di engine matik hanya berfungsi untuk melumasi kruk as dan bagian blok silinder hingga kepala silinder saja.
Lain halnya kalau di engine bebek atau sport ada tugas tambahan yaitu harus melumasi girboks
Agar lebih real soal efek oli berlebih ini akan di dyno
Putaran mesin berat, power drop
Metode awal, dilakukan tes jalan. Oli mesin dikuras. Kemudian, dimasukan pelumas sekitar 1–1,1 liter. ketika distarter memang tidak ada masalah. Mesin pun langsung hidup sejadinya.
Tapi, ketika baru dipakai berjalan sekitar 1 km, engine mengindikasikan kalau putaran menjadi berat. Sejenak kemudian, ringan kembali. Kejadian putaran berat-ringan ini dialami berulang selama motor berjalan. Selama putaran berat, grip gas atau rpm mesin tidak mau dikail lebih tinggi.
Pengetesan selanjutnya dilakukan di atas mesin dyno.
Pertama, dilakukan pengukuran power dengan oli sesuai anjuran pabrik. Ya, 0,8 liter. Power yang didapat, 6,9 dk/7.764 rpm.
Kedua, dilakukan pengisian tambahan sampai pelumas di mesin berisi 1,1 liter. Lanjut diajak jalan lagi di atas mesin dyno, power skubek ini langsung drop hingga 4,3 dk/ 7520 rpm. Tapi, untuk mencapai power dan rpm ini, dibutuhkan waktu cukup lama. Begitu juga torsi maksimal. Dari awalnya 6,7 ft-lbs/ 6.047 rpm turun menjadi 5,07 ft-lbs/ 6.143 rpm.
Bahkan meski grip gas diputar lebih dalam lagi, kitiran mesin pun seperti ogah beranjak naik. Beraaatttss...Sampai-sampai takutnya malah akan mengakibatkan mesin jebol! Kini, terjawab sudah. So, sebaiknya memang isi pelumas sesuai kebutuhan mesin dan anjuran pabrikan ya!
Selasa, 10 Januari 2012
Pasang Ring Piston Motor Pabrikan Jepang
Pasang Ring Piston, Perhatikan Posisi Sesuai Desain Pabrikan / urutannya
Ukuran gap ring ketika terpasang 0,1 sampai 0,25 mm (kiri). Posisi celah atau gap ring piston menentukan performa mesin (kanan).
Pasang ring di piston mesin 4-tak pada prinsip untuk semua merek motor sama. Terutama dalam hal menempatkan posisi celah antara ring 1, 2 dan ring oli. Baik itu di motor pabrikan Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki atau merek lain yang namanya tidak disebutkan satu per satu. Saat ditelusuri ke semua pabrikan, hampir rata-rata memasang susunan ring dengan celah atau gap jaraknya sekitar 120 derajat.
Meskipun hampir sama, jika diliti lebih jauh tenyata posisi celahnya terkadang memiliki perbedaan jarak dan posisi pasang di piston. Konon perbedaan tersebut dipengaruhi oleh desain piston pada masing-masing karakter mesin itu sendiri. Artinya pemilik atau mekanik mesti waspada ketika ingin meracik komponen vital ini.
Untuk lebih jelasnya, berikut paparan dan perbedaan posisi celah ring piston di tiap motor. Posisi ring bisa beda, sesuai karakter piston dari pabrikan
Ring Piston Kawasaki
Celah ring piston ketika dipasang pada piston di mesin Kawasaki, prinsipnya sama seperti di motor 4-tak merek lain. Contoh di ZX130, celah ring pertama ditempatkan di tengah piston mengarah lubang klep inlet. Sedangkan ring kedua harus memiliki jarak 120 derajat dari ring 1, posisinya terpasang sebelum bagian tengah piston mengarah ke lubang exhaust pada ruang bakar.
posisi ring oli yang bentuknya bergelombang mesti dipasang sejajar dengan ring 1. Namun spacer atau penyekat ring oli, keduanya bisa dipasang lebih dekat atau berjarak 30~40 derajat dekat bagian piston yang mengarah ke lubang exhaust.
Tapi ingat. Posisi celah ring piston bisa saja berbeda. Tergantung tipe piston yang dipakai. Apakah hi speed atau tidak Posisi spacer ring oli berjarak 120 derajat
Ring Piston Suzuki
Untuk Ring Piston Suzuki Sama Saja dengan pemasangan ring piston secara universal
Seperti sudah dibilang diawal, celah ring piston di mesin 4-tak prinsipnya hampir sama. Yang membedakan posisi gap tersebut sesuai desain atau karakter mesin yang diusung.
Contoh di Suzuki Shogun 125. Celah ring piston pertama di bagian tengah piston arah ke klep in. Lalu celah ring kedua 120 derajat dari ring 1 sebelum bagian tengah piston arah ke lubang exhaust. Sementara posisi ring oli sejajar ring 1.
“Adapun 2 spacer yang terpasang diantara ring oli, posisinya dipasang di bawah ring ke-2 dan 120 derajat ke arah kanan piston yang menghadap ke lubang exhaust.
Jadi, semuanya hampir sama. Intinya bisa membendung kebocoran kompresi. Sehingga tidak ngempos dengan patokannya 120 derajat
Ring Piston Honda
Untuk Motor pabrikan Honda pemasangan ring piston di Honda sama dengan pabrikan lainnya. Jarak antar celah ring satu dengan ring seher lainnya 120 derajat.
Jarak antar celah ring piston 120 derajat akan berubah karena putaran mesin yang tinggi. Bisa terjadi waktu penggunaan motor mencapai 15.000 km. Celah ring dengan ring yang lainnya sudah mendekati sejajar.
Faktanya, salah satu ring pasti akan bergeser dan celahnya ke arah lubang buang. Tapi, kompresi enggak bakal bocor karena posisi celah ring yang lain tidak di lubang buang. Saling menutupi. Intinya dengan dipasang dengan jarak 120 derajat atau 45 derajat jarak celah ring oli dari lubang buang
Ring Piston Yamaha
Pemasangan ring piston yang diterapkan Yamaha tetap membagi tiga posisi celah ring. Supaya enggak sejajar celah ring lainnya. Hitungannya tetap di posisi topnya piston dengan masing-masing ring 120 derajat.
Diambil derajatnya tinggi supaya enggak cepat terjadi bocor kompresi. Bocor kompresi muncul kalau celah ring yang satu dengan yang lainnya sejajar.
Selain jarak antar ring, celah ring oli atas bawah sebisa mungkin minimal 45 derajat dari lubang buang. Logikanya simpel. Tekanan ring ke dinding silinder paling besar ke arah lubang buang. Jarak 45 derajat untuk ring oli supaya celahnya jangan cepat bergeser dan mengarah ke lubang buang. Ini pun bisa bocor kompresi
Rekomendasi Pabrikan Piston
Pasang ring piston memang yang paling benar mengikuti buku manual yang dikeluarkan ATPM. Pada intinya hampir sama untuk setiap mesin 4-tak. Jarak antar gap ring piston membentuk sudut 120 derajat. Maksudnya dibuat menyilang supaya kompresi tidak bocor. Dan yang perlu diketahui masing-masing ring punya tugas. Ring 1 paling atas untuk menahan kompresi. Ring kedua sebagai sealer, menyapu oli dan menahan kompresi.Sedang ring ketiga sebagai penghalau oli.
Makanya yang paling penting lagi, justru ukuran gap ringnya ketika dimasukkan ke lubang liner, besarnya gap ring antara 0,1 sampai 0,25 mm.
Kalau ukuran gap ring lebih besar dari itu, ring piston harus ganti. Menandakan sudah terkikis atau salah ukuran. Karena kunci power mesin letaknya di gap ring ini. Katanya akan percuma ring piston yang dipasang benar tapi gap ring sudah menganga. Tenaga mesin akan ngempos.
Ukuran gap ring ketika terpasang 0,1 sampai 0,25 mm (kiri). Posisi celah atau gap ring piston menentukan performa mesin (kanan).
Pasang ring di piston mesin 4-tak pada prinsip untuk semua merek motor sama. Terutama dalam hal menempatkan posisi celah antara ring 1, 2 dan ring oli. Baik itu di motor pabrikan Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki atau merek lain yang namanya tidak disebutkan satu per satu. Saat ditelusuri ke semua pabrikan, hampir rata-rata memasang susunan ring dengan celah atau gap jaraknya sekitar 120 derajat.
Meskipun hampir sama, jika diliti lebih jauh tenyata posisi celahnya terkadang memiliki perbedaan jarak dan posisi pasang di piston. Konon perbedaan tersebut dipengaruhi oleh desain piston pada masing-masing karakter mesin itu sendiri. Artinya pemilik atau mekanik mesti waspada ketika ingin meracik komponen vital ini.
Untuk lebih jelasnya, berikut paparan dan perbedaan posisi celah ring piston di tiap motor. Posisi ring bisa beda, sesuai karakter piston dari pabrikan
Ring Piston Kawasaki
Celah ring piston ketika dipasang pada piston di mesin Kawasaki, prinsipnya sama seperti di motor 4-tak merek lain. Contoh di ZX130, celah ring pertama ditempatkan di tengah piston mengarah lubang klep inlet. Sedangkan ring kedua harus memiliki jarak 120 derajat dari ring 1, posisinya terpasang sebelum bagian tengah piston mengarah ke lubang exhaust pada ruang bakar.
posisi ring oli yang bentuknya bergelombang mesti dipasang sejajar dengan ring 1. Namun spacer atau penyekat ring oli, keduanya bisa dipasang lebih dekat atau berjarak 30~40 derajat dekat bagian piston yang mengarah ke lubang exhaust.
Tapi ingat. Posisi celah ring piston bisa saja berbeda. Tergantung tipe piston yang dipakai. Apakah hi speed atau tidak Posisi spacer ring oli berjarak 120 derajat
Ring Piston Suzuki
Untuk Ring Piston Suzuki Sama Saja dengan pemasangan ring piston secara universal
Seperti sudah dibilang diawal, celah ring piston di mesin 4-tak prinsipnya hampir sama. Yang membedakan posisi gap tersebut sesuai desain atau karakter mesin yang diusung.
Contoh di Suzuki Shogun 125. Celah ring piston pertama di bagian tengah piston arah ke klep in. Lalu celah ring kedua 120 derajat dari ring 1 sebelum bagian tengah piston arah ke lubang exhaust. Sementara posisi ring oli sejajar ring 1.
“Adapun 2 spacer yang terpasang diantara ring oli, posisinya dipasang di bawah ring ke-2 dan 120 derajat ke arah kanan piston yang menghadap ke lubang exhaust.
Jadi, semuanya hampir sama. Intinya bisa membendung kebocoran kompresi. Sehingga tidak ngempos dengan patokannya 120 derajat
Ring Piston Honda
Untuk Motor pabrikan Honda pemasangan ring piston di Honda sama dengan pabrikan lainnya. Jarak antar celah ring satu dengan ring seher lainnya 120 derajat.
Jarak antar celah ring piston 120 derajat akan berubah karena putaran mesin yang tinggi. Bisa terjadi waktu penggunaan motor mencapai 15.000 km. Celah ring dengan ring yang lainnya sudah mendekati sejajar.
Faktanya, salah satu ring pasti akan bergeser dan celahnya ke arah lubang buang. Tapi, kompresi enggak bakal bocor karena posisi celah ring yang lain tidak di lubang buang. Saling menutupi. Intinya dengan dipasang dengan jarak 120 derajat atau 45 derajat jarak celah ring oli dari lubang buang
Ring Piston Yamaha
Pemasangan ring piston yang diterapkan Yamaha tetap membagi tiga posisi celah ring. Supaya enggak sejajar celah ring lainnya. Hitungannya tetap di posisi topnya piston dengan masing-masing ring 120 derajat.
Diambil derajatnya tinggi supaya enggak cepat terjadi bocor kompresi. Bocor kompresi muncul kalau celah ring yang satu dengan yang lainnya sejajar.
Selain jarak antar ring, celah ring oli atas bawah sebisa mungkin minimal 45 derajat dari lubang buang. Logikanya simpel. Tekanan ring ke dinding silinder paling besar ke arah lubang buang. Jarak 45 derajat untuk ring oli supaya celahnya jangan cepat bergeser dan mengarah ke lubang buang. Ini pun bisa bocor kompresi
Rekomendasi Pabrikan Piston
Pasang ring piston memang yang paling benar mengikuti buku manual yang dikeluarkan ATPM. Pada intinya hampir sama untuk setiap mesin 4-tak. Jarak antar gap ring piston membentuk sudut 120 derajat. Maksudnya dibuat menyilang supaya kompresi tidak bocor. Dan yang perlu diketahui masing-masing ring punya tugas. Ring 1 paling atas untuk menahan kompresi. Ring kedua sebagai sealer, menyapu oli dan menahan kompresi.Sedang ring ketiga sebagai penghalau oli.
Makanya yang paling penting lagi, justru ukuran gap ringnya ketika dimasukkan ke lubang liner, besarnya gap ring antara 0,1 sampai 0,25 mm.
Kalau ukuran gap ring lebih besar dari itu, ring piston harus ganti. Menandakan sudah terkikis atau salah ukuran. Karena kunci power mesin letaknya di gap ring ini. Katanya akan percuma ring piston yang dipasang benar tapi gap ring sudah menganga. Tenaga mesin akan ngempos.
Sabtu, 07 Januari 2012
Arti JASO MA & MB Pada Oli Sepeda Motor
Arti JASO MA & MB Pada Oli Sepeda Motor
Menanggapi permintaan dari produsen sepeda motor terkemuka, Automobile Organisasi Standar Jepang (JASO) telah memperkenalkan JASO MA dan MB, spesifikasi pertama yang menerapkan hanya untuk oli motor 4-tak untuk sepeda motor dengan kopling basah. Standar ini menetapkan persyaratan tambahan di luar pelumas percikan-penyalaan minyak nilai bermotor ditentukan oleh API atau ACEA.
Pada oli sepeda motor yang menggunakan standarisasi JASO (Japan Automobile Standard Organization) pasti ada keterangan JASO MA atau MB. Seperti kita tahu, kode di belakang JASO ini adalah kode peruntukan oli tersebut.
JASO MA untuk sepeda motor dengan kopling basah. Maksudnya motor dengan konstruki rumah kopling terendam oli. Sedang JASO MB untuk sepeda motor kopling kering. Seperti skubek yang koplingnya tidak terendam oli.
Seiring perkembangan teknologi, spesifikasi JASO MA untuk sepeda motor tipe bebek dan motor sport terus bergerak. Dari MA, MA1 sampai yang paling terbaru adalah MA2. Hampir semua pelumas terbaru menggunakan standarisasi JASO MA2.
Apa bedanya? Hanya pada additive paket-nya saja, Additive adalah bahan kimia yang ditambahkan untuk meningkatkan kualitas pelumas.
Dan tentunya JASO MA2 jadi lebih baik dari JASO MA
Pada oli dengan spesifikasi JASO MA2 kemampuan melumasinya jauh lebih baik dari JASO MA. Tapi di sisi lain tidak mengganggu kinerja kopling, kampas kopling tetap tidak mudah selip.
Pengujian dengan metode JASO T 903 adalah menentukan koefisien gesekan di bawah berbagai kondisi operasi dibandingkan dengan minyak referensi. Hasil memungkinkan minyak untuk dibagi menjadi dua kategori:
MA = Non Slipping Oil artinya untuk JASO MA lebih cocok untuk motor yang menganut kopling basah (Oli mesin sekaligus untuk melumasi gearbox).
MB = Slipping Oil artinya untuk JASO MB lebih cocok untuk motor yang menganut sistem kopling kering (Oli untuk gearbox terpisah dengan oli mesin), JASO MB mempunyai semacam fitur yang mengurangi gaya gesek antar part mesin dibandingkan JASO MA, karena JASO MB dianjurkan untuk tidak melumasi kopling karena saking licinnya malah jadi slip.
Koefisien gesekan pengukuran yang sesuai untuk menjamin persyaratan MA yang tergelincir kopling tidak akan terjadi di bawah setiap kondisi beban bahkan pada sepeda balap kinerja paling tinggi. Nilai-nilai ini karena itu ditentukan oleh produsen sepeda motor terkemuka.
Secara tradisional berlaku untuk dua-stroke engine, standar JASO-baru ini telah diversifikasi untuk mencakup empat-stroke engine juga. Sejak Juli 1999, persyaratan baru khusus untuk empat-stroke engine telah berlaku dengan JASO MA dan dua standar JASO MB.
Empat-stroke engine sepeda motor harus memiliki sifat khusus yang membedakan mereka dari empat-stroke mesin mobil. Koefisien gesekan terutama tinggi khususnya untuk gearbox yang terintegrasi.
JASO Oleh karena itu didefinisikan dua tingkat persyaratan:
JASO MA-: gesekan yang tinggi;
JASO MB-: gesekan rendah.
Menanggapi permintaan dari produsen sepeda motor terkemuka, Automobile Organisasi Standar Jepang (JASO) telah memperkenalkan JASO MA dan MB, spesifikasi pertama yang menerapkan hanya untuk oli motor 4-tak untuk sepeda motor dengan kopling basah. Standar ini menetapkan persyaratan tambahan di luar pelumas percikan-penyalaan minyak nilai bermotor ditentukan oleh API atau ACEA.
Pada oli sepeda motor yang menggunakan standarisasi JASO (Japan Automobile Standard Organization) pasti ada keterangan JASO MA atau MB. Seperti kita tahu, kode di belakang JASO ini adalah kode peruntukan oli tersebut.
JASO MA untuk sepeda motor dengan kopling basah. Maksudnya motor dengan konstruki rumah kopling terendam oli. Sedang JASO MB untuk sepeda motor kopling kering. Seperti skubek yang koplingnya tidak terendam oli.
Seiring perkembangan teknologi, spesifikasi JASO MA untuk sepeda motor tipe bebek dan motor sport terus bergerak. Dari MA, MA1 sampai yang paling terbaru adalah MA2. Hampir semua pelumas terbaru menggunakan standarisasi JASO MA2.
Apa bedanya? Hanya pada additive paket-nya saja, Additive adalah bahan kimia yang ditambahkan untuk meningkatkan kualitas pelumas.
Dan tentunya JASO MA2 jadi lebih baik dari JASO MA
Pada oli dengan spesifikasi JASO MA2 kemampuan melumasinya jauh lebih baik dari JASO MA. Tapi di sisi lain tidak mengganggu kinerja kopling, kampas kopling tetap tidak mudah selip.
Pengujian dengan metode JASO T 903 adalah menentukan koefisien gesekan di bawah berbagai kondisi operasi dibandingkan dengan minyak referensi. Hasil memungkinkan minyak untuk dibagi menjadi dua kategori:
MA = Non Slipping Oil artinya untuk JASO MA lebih cocok untuk motor yang menganut kopling basah (Oli mesin sekaligus untuk melumasi gearbox).
MB = Slipping Oil artinya untuk JASO MB lebih cocok untuk motor yang menganut sistem kopling kering (Oli untuk gearbox terpisah dengan oli mesin), JASO MB mempunyai semacam fitur yang mengurangi gaya gesek antar part mesin dibandingkan JASO MA, karena JASO MB dianjurkan untuk tidak melumasi kopling karena saking licinnya malah jadi slip.
Koefisien gesekan pengukuran yang sesuai untuk menjamin persyaratan MA yang tergelincir kopling tidak akan terjadi di bawah setiap kondisi beban bahkan pada sepeda balap kinerja paling tinggi. Nilai-nilai ini karena itu ditentukan oleh produsen sepeda motor terkemuka.
Secara tradisional berlaku untuk dua-stroke engine, standar JASO-baru ini telah diversifikasi untuk mencakup empat-stroke engine juga. Sejak Juli 1999, persyaratan baru khusus untuk empat-stroke engine telah berlaku dengan JASO MA dan dua standar JASO MB.
Empat-stroke engine sepeda motor harus memiliki sifat khusus yang membedakan mereka dari empat-stroke mesin mobil. Koefisien gesekan terutama tinggi khususnya untuk gearbox yang terintegrasi.
JASO Oleh karena itu didefinisikan dua tingkat persyaratan:
JASO MA-: gesekan yang tinggi;
JASO MB-: gesekan rendah.
Langganan:
Postingan (Atom)