Senin, 31 Januari 2011

Pelumas Shock Breaker Depan Sepeda Motor.

Shock Breaker / Arbsorber sebetulnya tidak memerlukan perawatan khusus, asalkan kita paham akan hentakan di jalan yang bisa membuat shock menjadi cepat rusak. Jika ada rembesan pelumas/oli, artinya sealnya sudah bocor. Sebaiknya segeralah menggantinya (seal dan pelumasnya) dengan yang baru. Jangan menyuntik shock absorber atau mereparasinya. (Dalam hal ini berhubungan dengan ketersediaan spare part di sediakan oleh OEM kendaraan/ OEM (pabrik pembuat) shock absorber di pasaran misal Showa, Kayaba, Ohlins, Tokiko dll).
Ciri lain dari shock breaker yang sudah harus diperbaharui antara lain : bunyi glotak/ berisik per peredaman yang sudah tidak ada pelumasnya/encer/kurang pelumasnya. Shock breaker naik turun  mengayun terus menerus (per/spring naik turun tanpa ada peredam), pada waktu belok tidak ada  redamam tahanan per sehingga keseimbangan kurang/seperti kurang grip pada roda/melayang), roda depan seperti  lari ke kiri/kanan padahal bearing roda masih bagus. bisa juga roda depan habis tidak merata.
Jangka waktu rekomendasi pelumas penggantinya  jika tidak ada kebocoran adalah 20.000 Km . Susahnya adalah jarang tersedianya oli pengganti di pasaran. Kebanyakan orang/mekanik menggunakan pelumas mesin yang tersedia di pasaran. pemakaian pelumas mesin atau pemakaian base oil yang murni tidaklah tepat dan bijak. hal ini dikarenakan dalam shock breaker itu sendiri tidak adanya gesekan antar logam ( sehingga additive yang ada dalam pelumas mesin bisa menjadi kontaminan tersendiri bagi  tube shock ). Dalam shock breaker yang ada adalah perpindahan fluida (cairan) oleh piston penekan cairan ke ruangan lain di dalam inner/tube shock breaker itu sendiri. Pemakaian  base oil murni juga tidak di rekomendasikan , karena base tersebut tidak menggandung additive yang di perlukan dalam proses hidraulik (dalam hal ini adalah proses perpindahan cairan/fluida untuk membantu meredam getaran yang terjadi).
Kerusakan yang terjadi di shockbreaker biasanya adalah getasnya seal oil (pelumas)  , seal Dust (debu) dan Encernya pelumas di dalam shock breaker (umur teknis pelumas shock breaker habis), sehingga pelumas yang telah menjadi encer tidak bisa lagi meredam hentakan dan tekanan yang di alami oleh shock breaker.
sedangkan Tube, piston, spring (per) jarang rusak untuk pemakaian normal. Untuk tube inner bisa baret (dan mengakibatkan bocornya seal) di karenakan pelumas sudah jelek/kotor. Pelumas kotor/jelek di akibatkan oleh oksidasi antara karet seal dan pelumas atau ada juga kotoran yang terbawa masuk kedalam shock breaker atau juga air yang terhisap masuk dalam mekanisme peredaman getaran.
Sifat Fisika yang perlu di perhatikan dalam  pelumas hidraulik ini adalah : Kekentalan pada 40 derajat Celcius ,indek kekentalan (Kemampuan pelumas mempertahankan kekentalannya  terhadap dinamika suhu dan tekanan)  dan  Foaming tendency / stability (kemampuan pelumas untuk menghilangkan gelembung-gelembung yang terjadi saat adanya perpindahan fluida) dan kemampuan pelumas untuk mengendapkan kotoran/ debu /air yang terlarut dalam pelumas hidraulik.
Sifat Kimiawi yang perlu di perhatikan dalam pelumas hidraulik adalah : Additive harus compatible dengan seal karet shock breaker (tidak membuat seal karet menjadi melar/mengkerut), tidak mengandung zink yang dapat mengikis Tube inner yang biasanya dilapisi oleh silver (perak), tidak mengikis tembaga dan logam pelapis yang ada pada spring (per), Washer dan spacer yang ada di dalam shock.
Pelumas hidraulik ini harus memiliki spesifikasi additive yang telah di approval oleh OEM (Pabrik pembuat ) atau mengikuti tingkat kekentalan standar internasional yang di akui (ISO VG). atau mengikuti standar negara pabrik pembuat (JIS, DIN, GM, US Steel Hidraulic , dll. ) sedangkan uji pengetesan pelumas tetap mengikuti  metode ASTM utk pelumas hidraulik.




Jadi kalau sudah waktunya ganti pelumas shockbreaker anda, sebaiknya ganti and keep safety riding.!!